GP Ansor Jateng: Anak-anak Perusak Makam Salib di Solo Belum Tentu Radikal

Konten Media Partner
1 Juli 2021 11:02 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tokoh masyarakat bersama TNI dan Polri menandatangani deklarasi damai yang digelar usai kasus perusakan makam di Solo
zoom-in-whitePerbesar
Tokoh masyarakat bersama TNI dan Polri menandatangani deklarasi damai yang digelar usai kasus perusakan makam di Solo
ADVERTISEMENT
SOLO-Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah Sholahuddin Aly mendukung langkah polisi dan beberapa instansi dalam mengusut kasus perusakan makam salib yang terjadi di Kota Solo. Pengusutan itu perlu dilakukan untuk mencari penyebab terjadinya peristiwa itu.
ADVERTISEMENT
"Jangan sampai terulang, jangan sampai terjadi lagi," katanya usai menghadiri seminar Sinergitas Masyarakat Solo Raya di Kota Solo, Rabu (30/06/2021).
Menurutnya, terdapat beberapa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab sehingga pada siswa Kuttab Millah Muhammad itu melakukan perusakan makam salib. Hal itu menyebabkan pengusutan harus dilakukan hingga tuntas.
“Ini perlu diusut, apakah faktor kenaifan anak-anak, faktor kecerobohan atau memang dari kecil sudah diajari seperti itu,” kata Sholahuddin Aly.
Wali Kota Solo meninjau belasan malam yang mengalami kerusakan. (dok)
Meski demikian dia meminta masyarakat untuk terus mewaspadai kemungkinan adanya pemikiran radikal yang ditularkan melalui lembaga pendidikan. Sebab, selama ini pemerintah sudah cukup serius dalam menangkal masuknya paham radikal di dunia pendidikan.
"Yang kami khawatirkan adalah anak-anak ini memang terkontaminasi ideologi radikal dan intoleran," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, saat ini Balai Pemasyarakatan (Bapas) juga telah melakukan pendampingan dan penelitian terhadap anak-anak yang terlibat dalam perusakan tersebut. Mereka berharap kasus itu tidak membuat anak-anak itu merasa tertekan.
"Proses hukum mereka sudah selesai di mediasi," kata Bimbingan Klien Anak Bapas Solo, Saptiroch Mahanani. Para keluarga korban perusakan makam sudah berdamai dan memaafkan pelaku perusakan itu.
(Agung Santoso)