Konten Media Partner

Melihat Rumah Heritage Istana Batik Keris, yang Dulunya Bekas Sarang Kelelawar

2 Oktober 2020 15:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah bangunan rumah zaman kolonial yang berdiri 100 tahun silam dan pernah menjadi sarang kelelawar, baru saja diresmikan sebagai Rumah Heritage Istana Batik Keris pada (02/10)
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah bangunan rumah zaman kolonial yang berdiri 100 tahun silam dan pernah menjadi sarang kelelawar, baru saja diresmikan sebagai Rumah Heritage Istana Batik Keris pada (02/10)
ADVERTISEMENT
SOLO - Sebuah bangunan rumah zaman kolonial yang berada di Jln. Perintis Kemerdekaan No. 1 Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan, Solo ini dulunya dikenal sebagai omah lowo (rumah kelelawar) dengan usia bangunannya lebih dari 100 tahun.
ADVERTISEMENT
Namun kini Jumat (02/10) bangunan rumah dengan luas lahan 4000 meter tersebut telah selesai direnovasi dan baru saja diresmikan oleh Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo sebagai Rumah Heritage Istana Batik Keris.
Bangunan yang dulunya adalah bekas Omah Lowo (rumah kelelawar) berlokasi di Jln. Perintis Kemerdekaan No. 1 Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan, Solo
Rumah Heritage Istana Batik Keris ini terdiri dari 3 buah bangunan. Bangunan A adalah sebagai galeri batik, bangunan B sebagai pertokoan, kemudian bangunan C sebagai kafe.
Menurut pemilik Rumah Heritage Istana Batik Keris, Lina Tjokrosaputro jika dilihat dari foto bangunan leluhur suaminya yang berfoto di rumah tersebut diperkirakan bangunan sudah berdiri sejak tahun 1920.
Lina Tjokrosaputro adalah pemilik dari Rumah Heritage Istana Batik Keris
"Awalnya rumah ini dimiliki oleh leluhur dari suami saya yang bernama Sie Djian Ho. Sie Djian Ho memiliki 2 bangunan A dan B. Lalu untuk bangunan C ini sendiri sebenarnya terpisah. Kami kemudian memindah tangankan dari orang lain, lalu kami sambung bangunan A, B, dan C ini," jelas Lina Tjokrosaputro.
ADVERTISEMENT
Lina menambahkan bahwa cita-cita Almarhum leluhur suaminya untuk bangunan tersebut adalah untuk menjadi display budaya. Khususnya budaya nusantara, budaya batik, dan juga budaya kerajinan. Ditambahkan dengan budaya makanan yang dikembangkan oleh anaknya.
Rumah Heritage Istana Batik Keris ini terdiri dari 3 buah bangunan. Bangunan A adalah sebagai galeri batik, bangunan B sebagai pertokoan, kemudian bangunan C sebagai kafe
"Harapan kami tempat ini benar-benar menjadi destinasi pariwisata Kota Solo beserta dengan pelestariannya. Pelestarian bangunan yang sudah 1 abad, pelestarian batik tradisional, dan pelestarian kerja sama batik keris dengan UMKM," pungkasnya.
Di lain pihak Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Solo sempat memiliki keinginan untuk membeli bangunan tersebut, namun keinginan itu harus diurungkan karena kodratnya harus kembali ke keluarga Tjokrosaputro.
Lina menambahkan bahwa cita-cita Almarhum leluhur suaminya untuk bangunan tersebut adalah untuk menjadi display budaya. Khususnya budaya nusantara, budaya batik, dan juga budaya kerajinan
"Kemarin sebetulnya Pemkot Solo tertarik di sini. Namun nampaknya kodrat enggak bisa dihindari juga. Takdirnya kembali ke Tjokrosaputro ya akhirnya kembali ke Bu Lina," ucap Wali Kota Solo.
ADVERTISEMENT
Di akhir kesempatan, Rudy menitipkan pesan agar para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) bisa masuk Rumah Heritage Istana Batik Keris tersebut.
Bangunan rumah dengan luas lahan 4000 meter tersebut telah selesai direnovasi dan diresmikan oleh Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo sebagai Rumah Heritage Istana Batik Keris
"Saya titip, semoga pengrajin-pengrajin kecil bisa ikut memamerkan kerajinan atau hasil karyanya di sini. Untuk bisa dinikmati warga masyarakat menengah ke bawah," pungkasnya. (Fernando Fitusia)
Wali Kota Solo menitipkan pesan agar para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) bisa masuk Rumah Heritage Istana Batik Keris tersebut