Pernikahan di Solo Banyak Dibatalkan, Wedding Direkomendasikan secara Virtual

Konten Media Partner
29 Juni 2020 18:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
De’ Lawang Djoendjing menawarkan konsep wedding secara virtual di era new normal
zoom-in-whitePerbesar
De’ Lawang Djoendjing menawarkan konsep wedding secara virtual di era new normal
ADVERTISEMENT
SOLO - Semenjak adanya pandemi COVID-19, beberapa event pernikahan yang diselenggarakan di beberapa gedung di Solo harus dibatalkan dan ada beberapa yang dimundurkan.
ADVERTISEMENT
Salah satu halnya dialami oleh De’ Lawang Djoendjing yang berlokasi di Ngadisono, Kelurahan Joglo, Kecamatan Banjarsari, Surakarta. Dikatakan oleh Hardi, owner De’ Lawang Djoendjing sudah 20 event pernikahan yang dibatalkan semenjak 3 bulan terakhir.
"Ada beberapa wedding yang dibatalkan sejak 3 bulan kemarin. Sudah ada 20 event yang ter-cancel dan yang lain mundur. Untuk mundur waktunya sampai entah kapan," ungkapnya.
De’ Lawang Djoendjing siap kembali beroperasional sesuai dengan standar protokol kesehatan COVID-19 dan aturan yang telah diberlakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta
Ditambahkan Hardi, di era new normal, De’ Lawang Djoendjing siap kembali beroperasional sesuai dengan standar protokol kesehatan COVID-19 dan aturan yang telah diberlakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta.
Hal ini terbukti dengan digelarnya simulasi new normal wedding yang baru saja dilakukan di De’ Lawang Djoendjing, Senin (29/6).
"Nanti setelah simulasi new normal wedding ini selesai, para pengguna De’ Lawang Djoendjing akan kami panggil, kita arahkan bahwa acaranya akan seperti ini. Kemarin sudah ada beberapa yang kami kontak. Nanti diarahkan jika videonya sudah jadi, nanti kita perlihatkan," terang Hardi.
Di De’ Lawang Djoendjing tidak menggunakan thermo gun namun menggunakan alat yang baru pengukur suhu tubuh, undangan menggunakan scan barcode, para karyawan, dan tamu undangan diwajibkan menggunakan masker dan mencuci tangan terlebih dahulu
Tika Susilowati, Wedding Organizer Padmarini menjelaskan beberapa protokol kesehatan yang diberlakukan di De’ Lawang Djoendjing. "Ketika masuk, kita tidak menggunakan thermo gun namun menggunakan alat yang baru pengukur suhu tubuh, undangan menggunakan scan barcode, para karyawan, dan tamu undangan diwajibkan menggunakan masker dan mencuci tangan terlebih dahulu," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu untuk mengantisipasi para tamu undangan yang memiliki suhu tubuh di atas 37 derajat. De’ Lawang Djoendjing sudah bekerja sama dengan PMI Solo untuk membawanya ke ruangan kesehatan.
"Harapannya setelah simulasi ini, kita akan mengundang lagi teman-teman yang kemarin merencanakan pernikahan. Jadi, kami sudah punya konten video, dalam artian mereka tidak perlu takut bahwa kita dari gedung pun sudah melakukan simulasi sesuai protokol kesehatan yang sudah ditentukan," pungkas Tika. (Fernando Fitusia)
Alat pengukur suhu tubuh yang telah tersedia di De’ Lawang Djoendjing