Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
APBN 2025: Strategi Jitu Menekan Defisit Tanpa Ganggu Pertumbuhan
30 Januari 2025 14:49 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Benny Eko Supriyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrumen utama pemerintah dalam mengelola perekonomian nasional. Salah satu tantangan terbesar dalam penyusunan APBN 2025 adalah bagaimana menekan defisit anggaran tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi. Defisit yang tinggi dapat meningkatkan risiko fiskal, sementara kebijakan penghematan yang terlalu ketat berpotensi menghambat investasi dan konsumsi domestik.
Penyebab Defisit APBN
ADVERTISEMENT
Defisit APBN terjadi ketika pengeluaran negara lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh. Beberapa faktor utama yang menyebabkan defisit antara lain:
1. Penerimaan Pajak yang Belum Optimal – Basis pajak yang sempit dan tingkat kepatuhan pajak yang masih perlu ditingkatkan.
2. Belanja Negara yang Meningkat – Kebutuhan belanja sosial, infrastruktur, dan pembayaran bunga utang yang terus meningkat.
3. Utang negara yang jatuh tempo– Pembiayaan defisit yang melalui utang dapat meningkatkan beban pembayaran di masa depan.
Strategi Menekan Defisit APBN 2025
Untuk mengatasi defisit tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi, pemerintah dapat menerapkan strategi berikut:
1. Optimalisasi Penerimaan Negara
a. Reformasi Pajak: Peningkatan basis pajak melalui digitalisasi perpajakan dan insentif bagi Wajib Pajak untuk meningkatkan kepatuhan.
ADVERTISEMENT
b. Ekstensifikasi Pajak: Menambah sumber penerimaan, misalnya dari pajak digital, pajak karbon, dan retribusi sektor informal.
c. Peningkatan Penerimaan Bukan Pajak (PNBP): Optimalisasi pendapatan dari sektor sumber daya alam, layanan negara, dan dividen BUMN.
2. Efisiensi dan Prioritas Belanja Negara
a. Refocusing Anggaran: Memprioritaskan belanja yang berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi seperti infrastruktur dan pendidikan.
b. Efisiensi Belanja Operasional: Mengurangi belanja operasional Kemeneterian Negara/Lembaga yang tidak produktif dan mendorong penggunaan teknologi dalam administrasi pemerintahan.
c. Peningkatan Kualitas Program Sosial: Menargetkan bantuan sosial secara lebih tepat sasaran untuk mengurangi beban anggaran.
3. Pengelolaan Utang yang Berkelanjutan
a. Diversifikasi Sumber Pembiayaan: Mengoptimalkan pembiayaan dari obligasi hijau (green bonds) dan investasi asing langsung (FDI).
ADVERTISEMENT
b. Restrukturisasi Utang: Memperpanjang tenor utang dengan bunga lebih rendah guna mengurangi beban pembayaran jangka pendek.
c. Peningkatan Kapasitas Fiskal: Menjaga rasio utang terhadap PDB dalam batas yang aman sesuai ketentuan fiskal.
4. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
a. Dukungan bagi UMKM dan Investasi: Memberikan insentif bagi sektor usaha kecil dan menengah agar tetap tumbuh dan berkontribusi terhadap perekonomian.
b. Peningkatan Daya Saing Industri: Mendorong hilirisasi industri dan ekspor guna meningkatkan penerimaan negara.
c. Digitalisasi Ekonomi: Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan memperluas lapangan kerja.
Menekan defisit APBN 2025 tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi memerlukan strategi yang seimbang antara peningkatan penerimaan, efisiensi belanja, serta pengelolaan utang yang cermat. Dengan kebijakan yang tepat, pemerintah dapat menjaga stabilitas fiskal dan mendorong perekonomian nasional agar tetap tumbuh secara berkelanjutan.
ADVERTISEMENT