Konten dari Pengguna

APBN Hijau: Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan Indonesia

Benny Eko Supriyanto
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone Disclamer: Semua tulisan merupakan pendapat pribadi dan tidak mewakili pendapat organisasi
29 April 2025 13:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Benny Eko Supriyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia menghadapi tantangan besar: bagaimana mempertahankan pertumbuhan ekonomi tanpa mengorbankan keberlanjutan lingkungan. Di tengah perubahan iklim yang kian nyata, Indonesia pun tak tinggal diam. Salah satu instrumen vital untuk menjawab tantangan ini adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bukan sekadar alat fiskal, APBN kini diarahkan untuk mendorong transisi menuju ekonomi hijau—sebuah transformasi yang esensial bagi masa depan bangsa.
Ilustrasi: APBN Hijau: Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan Indonesia (dok.pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: APBN Hijau: Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan Indonesia (dok.pribadi)
APBN sebagai Motor Transformasi Hijau
ADVERTISEMENT
Selama ini, APBN dikenal publik sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan: membangun jalan, membiayai pendidikan, mendukung sektor kesehatan, dan lainnya. Namun kini, APBN juga mulai mengadopsi prinsip keberlanjutan sebagai ruh baru dalam perencanaan dan implementasinya. Pemerintah secara perlahan tapi pasti, mengalokasikan dana untuk proyek-proyek berbasis energi terbarukan, transportasi rendah emisi, serta pertanian yang ramah lingkungan.
Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025, arah pembangunan ekonomi hijau menjadi salah satu prioritas nasional. Ini tidak hanya soal perlindungan lingkungan, tetapi juga upaya menciptakan peluang baru dalam ekonomi berbasis inovasi dan teknologi hijau. Dengan demikian, transformasi ini diharapkan tidak hanya menyelamatkan bumi, tetapi juga menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Investasi dalam Energi Terbarukan
Sektor energi adalah salah satu kunci utama dalam transformasi ini. APBN kini mengalokasikan dana untuk mempercepat transisi energi, dari berbasis fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT). Program pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), hingga pengembangan bioenergi mulai mendapatkan porsi anggaran yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Langkah ini krusial. Selain untuk menekan emisi karbon, pengembangan energi terbarukan juga membuka lapangan kerja baru di bidang konstruksi, teknologi, dan manufaktur hijau. Menurut laporan International Renewable Energy Agency (IRENA), sektor energi terbarukan dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja di Indonesia — sebuah potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.
Mendorong Transportasi Ramah Lingkungan
Transportasi adalah penyumbang emisi terbesar kedua di Indonesia setelah sektor energi. Melalui APBN, pemerintah mulai mendorong pembangunan transportasi publik berbasis listrik, seperti elektrifikasi KRL, pembangunan Transjakarta listrik, hingga pengembangan bus listrik di berbagai kota.
Selain itu, pembangunan infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) juga semakin diperluas. Upaya ini bertujuan untuk menurunkan ketergantungan pada kendaraan berbahan bakar fosil serta mengurangi polusi udara yang menjadi masalah kronis di kota-kota besar.
ADVERTISEMENT
Dengan mendorong transportasi hijau, APBN bukan hanya menyelesaikan masalah lingkungan, tetapi juga menciptakan industri baru di sektor otomotif listrik—membuka peluang investasi, memperluas lapangan kerja, dan memperkuat daya saing ekonomi nasional.
Pertanian Berkelanjutan sebagai Pilar Ketahanan
Sektor pertanian tidak ketinggalan dalam agenda hijau ini. APBN digunakan untuk mendukung program pertanian organik, irigasi hemat air, serta inovasi teknologi pertanian yang ramah lingkungan. Salah satu program nyata adalah pengembangan kawasan pertanian berbasis ekologi dan konservasi di beberapa wilayah Indonesia.
Pertanian berkelanjutan penting untuk menjaga ketahanan pangan nasional di tengah perubahan iklim yang ekstrem. Dengan pendekatan ini, produktivitas petani dapat ditingkatkan tanpa harus merusak tanah dan sumber daya air. Di sisi lain, ekspor produk-produk pertanian organik yang ramah lingkungan juga menjadi sumber devisa baru bagi negara.
ADVERTISEMENT
Menuju Ekonomi Hijau, Menuju Indonesia Maju
Mengarahkan APBN untuk mendukung ekonomi hijau bukan pekerjaan mudah. Diperlukan harmonisasi kebijakan lintas sektor, kesadaran kolektif seluruh pemangku kepentingan, serta partisipasi aktif masyarakat. Namun, langkah ini mutlak diperlukan. Dunia sudah bergerak ke arah hijau, dan Indonesia tidak boleh tertinggal.
APBN bukan hanya alat untuk membiayai pengeluaran negara, tetapi juga cermin dari visi besar bangsa. Dengan menggunakan APBN untuk membiayai transformasi ekonomi hijau, Indonesia tidak hanya berkontribusi dalam upaya global menghadapi krisis iklim, tetapi juga menyiapkan diri menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru berbasis inovasi dan keberlanjutan.
Masyarakat luas perlu memahami bahwa literasi tentang APBN bukan hanya soal angka, defisit, atau belanja kementerian. Ini tentang masa depan kita bersama. Setiap rupiah yang dialokasikan, setiap proyek yang didanai, pada akhirnya akan menentukan bentuk Indonesia yang akan kita wariskan kepada generasi berikutnya: Indonesia yang makmur, adil, dan lestari.
ADVERTISEMENT