Konten dari Pengguna

Flourishing for Well-Being dalam Pertumbuhan Pegawai Minus Growth pada DJPb

Benny Eko Supriyanto
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone Disclamer: Semua tulisan merupakan pendapat pribadi dan tidak mewakili pendapat organisasi
12 September 2024 15:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Benny Eko Supriyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Flourishing for Well-Being mengacu pada kondisi di mana individu mencapai kesejahteraan maksimal melalui integrasi dimensi fisik, psikologis, dan sosial. Dalam konteks organisasi, hal ini sangat relevan bagi Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dalam menghadapi tantangan minus growth atau stagnasi pertumbuhan pegawai. Minus growth di sini merujuk pada kondisi di mana pengembangan pegawai tidak mencapai potensi optimal, baik dari segi kemampuan maupun produktivitas.
Ilustrasi: Flourishing for Well-Being dalam Pertumbuhan Pegawai Minus Growth (Dok. KPPN Watampone)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Flourishing for Well-Being dalam Pertumbuhan Pegawai Minus Growth (Dok. KPPN Watampone)
Pemahaman Flourishing for Well-Being
ADVERTISEMENT
Flourishing for Well-Being menitikberatkan pada peningkatan kualitas hidup pegawai dengan menyeimbangkan antara pencapaian profesional dan kesejahteraan pribadi. Konsep ini melibatkan aspek seperti kepuasan kerja, hubungan sosial yang positif, rasa makna dalam pekerjaan, dan kesehatan fisik maupun mental yang terjaga.
Dalam organisasi seperti DJPb, kesejahteraan ini penting untuk memastikan bahwa pegawai dapat bekerja secara optimal, meskipun ada tantangan struktural seperti beban kerja yang meningkat, terbatasnya pengembangan kapasitas, atau terbatasnya promosi. Ketika pegawai tidak mencapai kondisi flourishing, ini dapat berujung pada stagnasi, kurangnya inovasi, dan penurunan produktivitas.
Tantangan Pertumbuhan Pegawai Minus Growth
Di lingkungan DJPb, minus growth dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti keterbatasan promosi, pengembangan kompetensi yang stagnan, hingga beban kerja yang tidak seimbang. Pegawai yang menghadapi kondisi ini sering kali merasa tidak mendapatkan peluang pengembangan yang seharusnya, sehingga kehilangan motivasi untuk berkembang. Ketiadaan peningkatan dalam kapasitas, baik secara vertikal (promosi) maupun horizontal (pengembangan kompetensi), berkontribusi pada penurunan produktivitas dan kebahagiaan di tempat kerja.
ADVERTISEMENT
Flourishing for Well-Being dapat menjadi jawaban atas kondisi ini dengan memfokuskan upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan holistik pegawai. Program pengembangan profesional, dukungan kesehatan mental, serta peningkatan keterlibatan pegawai melalui inisiatif kesejahteraan dapat mengatasi masalah stagnasi ini.
Integrasi Flourishing untuk Mengatasi Minus Growth
Untuk mengatasi masalah minus growth di DJPb, beberapa langkah dapat diambil dalam kerangka Flourishing for Well-Being:
1. Peningkatan Program Pengembangan Pegawai:
DJPb dapat memfokuskan program pelatihan dan pengembangan kompetensi yang lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan dan tuntutan kerja modern. Hal ini dapat mencakup program manajemen perubahan dan pelatihan kepemimpinan yang relevan.
2. Kesejahteraan Mental dan Dukungan Psikologis:
Program kesehatan mental dan dukungan psikologis sangat penting dalam menjaga keseimbangan emosional dan motivasi pegawai. DJPb dapat memfasilitasi layanan konseling atau membentuk kelompok dukungan yang fokus pada kesejahteraan mental di lingkungan kerja.
ADVERTISEMENT
3. Penghargaan dan Pengakuan:
Meskipun pertumbuhan karier secara struktural mungkin terbatas, DJPb dapat meningkatkan sistem penghargaan dan pengakuan untuk mengapresiasi pencapaian non-hirarkis, seperti inovasi, kerja tim, dan inisiatif.
4. Fleksibilitas dalam Pola Kerja:
Meningkatkan fleksibilitas pola kerja dapat memberikan pegawai lebih banyak kendali atas keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi. Misalnya, pengaturan kerja hybrid atau remote bisa menjadi alternatif untuk mengurangi beban kerja berlebih.
Sebagai kesimpulan bahwa dalam menghadapi tantangan minus growth pada pegawai, Flourishing for Well-Being dapat menjadi pendekatan efektif yang mengintegrasikan kesejahteraan pribadi dan profesional. Dengan fokus pada pengembangan holistik pegawai, DJPb dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif, inovatif, dan berkelanjutan.