news-card-video
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Pemanfaatan Aset Negara untuk Energi Terbarukan: Peluang dan Tantangan

Benny Eko Supriyanto
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone Disclamer: Semua tulisan merupakan pendapat pribadi dan tidak mewakili pendapat organisasi
24 Maret 2025 11:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Benny Eko Supriyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aset negara sering kali dipandang hanya sebagai sekumpulan properti atau kekayaan yang dimiliki pemerintah. Namun, dalam konteks pembangunan berkelanjutan, aset negara dapat menjadi modal strategis dalam mengembangkan energi terbarukan. Dengan meningkatnya kebutuhan energi bersih dan komitmen global terhadap dekarbonisasi, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengoptimalkan aset negara guna mendukung transisi energi hijau.
Benny Eko Supriyanto - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone
zoom-in-whitePerbesar
Benny Eko Supriyanto - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone
Aset Negara: Fondasi bagi Energi Terbarukan
ADVERTISEMENT
Aset negara mencakup berbagai bentuk, mulai dari tanah, bangunan, infrastruktur, hingga sumber daya alam yang dikuasai negara. Dalam konteks energi terbarukan, aset-aset ini dapat dimanfaatkan sebagai lokasi pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, serta bioenergi. Misalnya, lahan-lahan yang kurang produktif dapat dialihkan menjadi ladang panel surya atau kawasan hutan industri yang mendukung produksi biomassa. Infrastruktur milik negara seperti bendungan juga dapat dioptimalkan untuk pembangkit listrik tenaga air skala kecil.
Peluang Pemanfaatan Aset Negara
1. Efisiensi Pemanfaatan Lahan
Banyak aset negara berupa tanah yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Dengan pemetaan yang tepat, aset ini dapat dialokasikan untuk proyek energi terbarukan tanpa mengganggu kepentingan publik lainnya.
2. Kemitraan dengan Swasta
Pemerintah dapat menggandeng investor dalam skema kerja sama pemanfaatan aset negara. Model seperti build-operate-transfer (BOT) memungkinkan swasta membangun infrastruktur energi di lahan negara dengan mekanisme pengembalian yang adil.
ADVERTISEMENT
3. Peningkatan Pendapatan Negara
Pemanfaatan aset negara untuk energi terbarukan tidak hanya mendukung transisi energi tetapi juga dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi APBN melalui sewa lahan atau skema bagi hasil.
4. Mendukung Target Net Zero Emission
Dengan memanfaatkan aset negara secara optimal, Indonesia dapat mempercepat pencapaian target bauran energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Tantangan yang Harus Dihadapi
Meskipun peluangnya besar, pemanfaatan aset negara untuk energi terbarukan tidak lepas dari tantangan, di antaranya:
1. Regulasi yang Kompleks
Penggunaan aset negara harus melalui proses birokrasi yang panjang dan regulasi yang ketat. Penyederhanaan prosedur serta harmonisasi kebijakan antara pusat dan daerah sangat diperlukan.
2. Keterbatasan Infrastruktur Pendukung
Aset negara di daerah terpencil sering kali belum memiliki infrastruktur pendukung seperti jaringan listrik dan akses transportasi, sehingga meningkatkan biaya investasi.
ADVERTISEMENT
3. Pendanaan dan Insentif
Diperlukan skema pendanaan inovatif dan insentif bagi investor agar proyek energi terbarukan yang memanfaatkan aset negara dapat berjalan secara berkelanjutan.
4. Kesadaran dan Partisipasi Publik
Masyarakat perlu mendapatkan literasi yang cukup tentang pentingnya transisi energi dan bagaimana pemanfaatan aset negara dapat memberi manfaat bagi mereka.
Pemanfaatan aset negara untuk pengembangan energi terbarukan adalah langkah strategis yang dapat mempercepat transisi energi bersih di Indonesia. Namun, keberhasilan upaya ini bergantung pada kebijakan yang mendukung, kesiapan infrastruktur, serta kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dengan pendekatan yang tepat, aset negara bukan hanya menjadi beban administratif, tetapi bisa menjadi solusi bagi masa depan energi yang lebih berkelanjutan.