Konten dari Pengguna

Sinopsis Film Satria Dewa: Gatotkaca, Dibintangi Rizky Nazar

Berita Artis
Membicarakan apa saja seputar artis
10 Juni 2022 12:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Artis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rizky Nazar saat konferensi pers 'GatotKaca Takeoff' di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Minggu (26/1). Foto: Aria Pradana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rizky Nazar saat konferensi pers 'GatotKaca Takeoff' di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Minggu (26/1). Foto: Aria Pradana/kumparan
ADVERTISEMENT
Film Satria Dewa: Gatokaca yang dibintangi Rizky Nazar telah tayang di bioskop sejak 9 Juni 2022. Film ini mendapat klasifikasi semua umur.
ADVERTISEMENT
Film Satria: Dewa Gatotkaca menceritakan tentang titisan superhero legendaris di era modern. Kisahnya berawal ketika Pandega (Cecep Arif Rahman) meninggalkan istrinya, Arimbi (Sigi Wimala), dan sang anak, Yuda (Jordan Omar) di sebuah bukit bernama Bukit Tetuka. Pandega terpaksa melakukan hal itu demi menjaga keselamatan istri dan anaknya.
Mengetahui kondisi bahaya mengincar Arimbi, Ratri (Sekar Sari), adik Arimbi, mendatangi kediaman sang kakak dan membujuknya agar ikut hijrah ke sebuah kota bernama Astinapura demi mendapatkan hidup yang lebih baik. Namun, Arimbi kala itu tetap teguh dengan keputusannya untuk tetap tinggal di Bukit Tetuka.
Lambang bintang di dada tokoh Gatotkaca dalam film Satria Dewa: Gatotkaca Foto: Instagram/@gatotkaca_official
Tak berselang lama, rumah Arimbi mendadak mendapat serangan dahsyat. Kejadian itu membuatnya harus menghadapi serangan dari pasukan gen Kurawa demi melindungi hidup sang anak yang masih kecil.
ADVERTISEMENT
Pasukan gen Kurawa datang untuk merebut benda pusaka bernama Brajamusti, guna membalas dendam atas kekalahan nenek moyang mereka oleh gen Pandawa pada ribuan tahun lalu.
Mereka meyakini, ketika pasukan Kurawa mampu merebut Brajamusti dari tangan Arimbi, mereka dapat merebut kekuasaan dunia sekaligus membalaskan dendam leluhurnya.
Konferensi pers Satria Dewa: Gatotkaca. Foto: Dok. Istimewa
Belasan tahun berlalu. Luka mendalam atas kejadian pahit itu masih membekas di jiwa Arimbi dan Yuda (Rizky Nazar). Keduanya memutuskan pindah ke kota Astinapura demi mendapatkan kesempatan bertahan hidup yang lebih baik.
Ibu dan anak itu tinggal dari kontrakan ke kontrakan dan kerap menjadi sasaran amukan warga jika Arimbi berteriak histeris, karena secuil memori kelam yang hinggap di masa lalu.
Sebuah serangan misterius kembali membuat Yuda terluka. Sejak saat itu Yuda berniat untuk mencari tahu berbagai hal, salah satunya terkait dugaan dirinya merupakan keturunan dari Satria Dewa bernama Gatotkaca. Dalam menjalankan misinya, Yuda dibantu oleh beberapa rekannya, yakni Agni (Yasmin Napper) dan Dananjaya (Omar Daniel).
Sutradara Hanung Bramantyo. Foto: Dok. GoodWork Indonesia

Sutradara Ungkap Kerumitan Garap Film Satria Dewa: Gatotkaca yang Dibintangi Rizky Nazar

Film Satria Dewa: Gatotkaca digarap oleh sutradara Hanung Bramantyo. Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Hanung sempat menceritakan mengenai kerumitan saat menggarap film Satria Dewa: Gatotkaca.
ADVERTISEMENT
Sutradara berusia 46 tahun itu mengatakan bahwa film Satria Dewa: Gatotkaca dibuat saat pandemi COVID-19 masih dalam kondisi gawat.
“Fakta penting. Film Gatotkaca dibuat saat pandemi COVID lagi akut. Belum ada PCR dan Antigen, yang ada hanya rapid test,” tulis Hanung.
Hanung mengatakan proses syuting film Satria Dewa: Gatotkaca awalnya ingin dilakukan di empat kota dengan tujuan untuk membangun suasana kota fiktif, Astinapura.
Empat kota yang rencananya dijadikan lokasi syuting adalah Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Malang. Hanung menuturkan pihaknya sudah bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar memberikan dukungan.
“Saat hari H, Semarang masuk zona merah COVID. Akhirnya, kita satukan hanya di satu kota: Yogyakarta,” tulis Hanung.
Kendati demikian, Hanung menyatakan, mereka masih menghadapi tantangan. Sebab, ia meneruskan, tidak semua tempat di Yogyakarta bisa digunakan untuk proses syuting. “Karena warga menolak kedatangan ‘Orang dari Jakarta’ ke kampungnya,” tulis Hanung.
ADVERTISEMENT
Hanung memutar otak. Akhirnya, menjelang proses syuting, pihaknya memutuskan untuk mengubah skenario hingga menyederhanakan set.
“Hingga akhirnya, kita hanya bisa shooting di @gamplong_studio dan daerah-daerah terpencil: Hutan, Waduk, gunung, dsb,” tulis Hanung.
Meski sempat terkendala saat penggarapannya, Hanung berharap, para penonton bisa tetap menikmati film Satria Dewa: Gatotkaca di bioskop.
“Semoga segala keterbatasan ini tidak mengganggu cinematic experience @gatotkaca_official di bioskop. Selamat menyaksikan film pembuka semesta Satria Dewa (Mahabarata),” tulis Hanung.