Konten dari Pengguna

3 Tokoh Ekonomi Nasional di Indonesia

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
1 Agustus 2023 11:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi buku yang membahas biografi tokoh ekonomi nasional. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buku yang membahas biografi tokoh ekonomi nasional. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Ekonomi merupakan salah satu bidang yang paling berpengaruh dalam keberlangsungan suatu negara. Perkembangan ekonomi di Indonesia sendiri tidak terlepas dari para tokoh ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
Siapa saja tokoh yang berperan penting dalam perkembangan ekonomi di Indonesia? Simak uraian artikel di bawah ini untuk mengetahui biografi singkat beberapa tokoh ekonomi nasional.

Tokoh Ekonomi Nasional

Mohammad Hatta. Foto: arpus.magetan.go.id
Pada masa awal kemerdekaan, kondisi ekonomi Indonesia cenderung belum stabil akibat beberapa faktor. Selain karena baru saja merdeka, juga belum selesainya masalah politik yang terjadi di Tanah Air.
Meski begitu, masih ada tokoh-tokoh yang memberi perhatian khusus terhadap ekonomi di Indonesia. Berikut beberapa tokoh ekonomi nasional dan biografi singkatnya yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta adalah wakil presiden pertama Indonesia yang juga dijuluki sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Jejak awal Mohammad Hatta mulai memikirkan ekonomi yaitu setelah ia bergabung dalam Perhimpunan Indonesia di Belanda sekitar tahun 1920-an.
ADVERTISEMENT
Dalam perhimpunan tersebut, Mohammad Hatta dipercaya sebagai bendahara pada 1922. Lalu pada 1925, ia diamanatkan untuk menjabat sebagai ketua. Setahun setelahnya, Mohammad Hatta menyampaikan pidato yang semakin membuat dirinya dikenal sebagai pemikir ekonomi.
Pidato itu bertajuk Economische Wereldbouw en Machtstegenstellingen (Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan Kekuasaan). Pidato tersebut mengemukakan pandangannya mengenai struktur ekonomi dunia berdasarkan kebijakan non-kooperatif.
Lebih lanjut, pada masa itu, Hatta juga semakin memperdalam ilmunya tentang dunia koperasi. Setelah mendalami ilmu mengenai koperasi, Mohammad Hatta memutuskan untuk mendirikan koperasinya sendiri pada 12 Juli 1960, yang merupakan koperasi pertama di Indonesia.
Ia bahkan juga menjadi seseorang yang melahirkan berbagai pemikiran intelektual yang salah satunya mengenai ekonomi kerakyatan. Dari kiprahnya di bidang ekonomi, Mohammad Hatta pun dipandang sebagai salah satu ekonom Indonesia.
ADVERTISEMENT

2. Syariffudin Prawiranegara

Syariffudin Prawiranegara. Foto: Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Menurut Lukman Hakiem dalam buku Jejak Perjuangan Para Tokoh Muslim Mengawal NKRI, Syariffudin Prawiranegara juga termasuk salah satu tokoh ekonomi nasional yang menyelamatkan Indonesia dari masa krisis.
Syariffudin Prawiranegara berperan penting dalam pembangunan ekonomi dan keuangan Indonesia yang sudah dikembangkan sejak masa Orde Baru tahun 1950-an.
Dalam bidang keuangan, Syafruddin Prawiranegara berperan besar dalam penerbitan Oeang Repubik Indonesia (ORI), yang juga menjadi cikal bakal mata uang Rupiah (Rp).
Hal ini diawali dengan Syafruddin mendesak Mohammad Hatta supaya pemerintah Indonesia segera menerbitkan mata uang sendiri sebagai salah satu bukti kemerdekaan Indonesia.
Sebagai tindak lanjut dari permintaan tersebut, ORI pun akhirnya diterbitkan pada 17 Oktober 1945 dan dijadikan sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
ORI juga diterbitkan untuk menunjukkan kedaulatan Republik Indonesia dan menyehatkan ekonomi yang sedang dilanda inflasi hebat.
Adapun peran Syafruddin dalam bidang ekonomi dapat dilihat dari kebijakan yang pernah dibuatnya, yaitu Gunting Syafruddin. Ini adalah kebijakan pemotongan nilai uang atau sanering.
Kebijakan ini diambil demi menyelamatkan perekonomian Indonesia yang tengah merosot sekitar tahun 1950-an. Setelah Belanda bersedia mengakui kedaulatan Indonesia di KMB, Indonesia harus membayar Rp 1,5 triliun utang luar negeri dan Rp 2,8 triliun utang dalam negeri.
Dampak kebijakan Gunting Syafruddin adalah berkurangnya jumlah uang yang beredar dan menurunnya inflasi. Akan tetapi, secara garis besar, kebijakan ini masih belum cukup untuk mengatasi kekacauan perekonomian Indonesia.
ADVERTISEMENT

3. Soemitro Djojohadikusumo

Soemitro Djojohadikusumo. Foto: Instagram/prabowo
Dikutip dari buku Perekonomian Indonesia karya Sabil, dkk, Soemitro Djojohadikusumo adalah ahli ekonomi yang mengemukakan sistem ekonomi Gerakan Benteng.
Gerakan Benteng merupakan program perekonomian yang berlaku pada masa Kabinet Natsir sejak September 1950 hingga April 1953. Sistem ini bertujuan untuk melindungi para pengusaha pribumi.
Latar belakang lahirnya sistem ini didorong oleh kondisi ekonomi di awal kemerdekaan yang masih sangat karut-marut. Kala itu Indonesia masih harus menanggung utang dalam jumlah sangat besar.
Belum lagi revolusi dan berbagai perang yang masih terjadi pasca-kemerdekaan. Berbekal kondisi tersebut, Soemitro yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan mencetus Gerakan Benteng pada April 1950.
Gerakan Benteng terdiri atas dua kebijakan, yaitu mengistimewakan importir pribumi dan memberi kredit modal pada pengusaha yang sulit mendapat pinjaman dari lembaga pendanaan seperti bank.
ADVERTISEMENT
Lewat Gerakan Benteng, pemerintah hanya memilih pengusaha-pengusaha pribumi yang lulus persyaratan untuk menerima bantuan. Selama tiga tahun terlaksana, Gerakan Benteng diketahui sudah membantu 700 perusahaan pribumi.
Namun, ditengarai banyak penerima bantuan yang curang, di mana para pengusaha pribumi hanya dijadikan alat bagi para pengusaha nonpribumi untuk mendapat kredit dari pemerintah.
Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab kegagalan Gerakan Benteng. Sistem ini pun akhirnya dihentikan pada 1951, seiring dengan beralihnya Kabinet Natsir ke Kabinet Karya.
(NDA)