Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Alasan Mengapa Bank Umum Harus Menyimpan Saldo Minimal pada Bank Sentral
10 Agustus 2023 15:11 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bank umum yang ada di Indonesia wajib menyimpan saldo minimal pada Bank Sentral, yakni Bank Indonesia (BI) sesuia kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM).
ADVERTISEMENT
Salah satu alasan adanya kebijakan ini adalah untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Melalui metode ini, Bank Sentral dapat mencegah terjadinya risiko inflasi.
Untuk mengetahui alasan lain mengapa bank umum harus menyimpan saldo minimal pada bank sentral, simak pemaparan selengkapnya di artikel Berita Bisnis berikut ini.
Mengapa Bank Umum Harus Menyimpan Saldo Minimal pada Bank Sentral?
Mengutip sikapiuangmu.ojk.go.id, giro wajib minimum (GWM) adalah simpanan minimum yang harus dipelihara bank umum dalam bentuk saldo rekening giro yang ditempatkan di Bank Indonesia selaku Bank Sentral.
Merujuk skripsi Pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Jumlah Kredit yang Disalurkan oleh Sahli dan Evan, berikut alasan bank umum harus menyimpan saldo minimal pada bank sentral melalui kebijakan giro wajib minimum (GWM):
ADVERTISEMENT
1. Menekan Fluktuasi Suku Bunga Pasar Uang
Bank umum diwajibkan untuk menyimpan saldo minimal di Bank Sentral dengan tujuan untuk memengaruhi tingkat suku bunga. Saldo minimal yang ditempatkan pada bank sentral sempat mengalami fluktuasi.
Pada krisis ekonomi global 2008, saldo minimal turun menjadi 5 persen untuk melonggarkan likuiditas. Selanjutnya pada 2010, saldo minimal kembali dinaikkan menjadi 8 persen.
Perubahan saldo minimal ini mengakibatkan naiknya suku bunga kredit dan akan berimplikasi pada turunnya jumlah debitur yang mengajukan pinjaman ke bank. Untuk itu, pada 2018, besaran saldo minimal kembali diturunkan menjadi 6,5 persen.
2. Memperlancar Penyaluran Kredit
Kebijakan penempatan saldo minimal yang diberikan bank sentral ke bank umum diberlakukan untuk memengaruhi cadangan likuiditas bank, sekaligus memperdalam sektor keuangan.
ADVERTISEMENT
Saldo minimal ini disesuaikan Bank Sentral dengan kondisi perekonomian. Saldo minimal dapat dinaikkan untuk mengurangi kapasitas kredit bank.
Saldo minimal juga dapat diturunkan untuk menambah kapasitas kredit bank. Ini berarti penempatan saldo minimal pada bank sentral bertujuan untuk memperlancar penyaluran kredit bank ke masyarakat.
3. Menjaga Likuiditas Bank guna Menghindari Dampak Sistemik dalam Sistem Perbankan
Sistem perbankan dapat dikatakan satu kesatuan ketika bank umum saling terhubung dengan bank sentral sebagai pengawas kegiatan perbankan.
Jika terdapat satu bank yang mengalami masalah terkait likuiditasnya, itu dapat memicu dampak sistemik yang mengakibatkan seluruh perbankan ikut terkena imbasnya.
Berkenaan dengan hal tersebut, penempatan saldo minimal pada bank sentral menjadi kewajiban bagi bank umum agar mampu menghindari dampak sistemik dalam sistem perbankan tersebut. Hal itu juga diharapkan dapat menciptakan kestabilan harga dan nilai tukar Rupiah.
ADVERTISEMENT
4. Mengendalikan Jumlah Uang Beredar di Masyarakat
Semakin banyak jumlah uang yang beredar di masyarakat, hal ini akan semakin berdampak tak baik terhadap stabilitas moneter karena dapat memicu terjadinya inflasi. Dengan adanya kebijakan GWM ini, Indonesia melalui Bank Sentral dapat menghindari risiko inflasi.
(MQ)