Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Apa Itu G20 dan Tujuan Didirikannya?
26 Maret 2022 20:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Secara singkat, G20 atau Group of Twenty merupakan forum kerja sama multilateral yang beranggotakan 19 negara utama dan Uni Eropa. Forum ini memiliki pokok bahasan ihwal isu perekonomian global.
Sebagai pemegang presidensi pada 2022, tentu momen tersebut tak boleh disia-siakan oleh Indonesia. Sebab, pagelaran G20, secara tak langsung dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Salah satunya, menyumbang kontribusi terhadap PDB Indonesia yang diperkirakan sebesar Rp7,4 triliun.
Apa Itu G20?
G20 atau Group of Twenty merupakan forum komunikasi antarnegara maju dan berkembang yang berfokus membahas isu perekonomian global. Forum ini dibentuk pada 1999 untuk merespons krisis ekonomi 1997 hingga 1999. Para anggota G20 menyelenggarakan pertemuan pertamanya pada 1999 di Berlin, Jerman.
Menyadur buku Indonesia Incorporated oleh Zaynur Ridwan, forum G20 akan diwakili kepala negara, menteri, dan gubernur bank sentral dari tiap-tiap negara anggota. Adapun anggota G20 di antaranya, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Turki, Tiongkok, dan Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
Apa Tujuan Didirikannya G20?
Seiring perkembangannya, G20 bertujuan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Dirangkum dari laman Bank Indonesia, tujuan didirikannya G20 di antaranya:
Penanganan krisis keuangan global
Salah satu fokus yang ditekankan pada forum G20, yakni penanganan krisis keuangan global. Hal itu dibuktikan melalui kesuksesan forum ini dalam mendukung upaya penanganan krisis global pada 2008.
Kebijakan pajak
Pada 2012, G20 bersama Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) atau Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan menghasilkan Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) yang kemudian difinalisasi pada 2015.
Mengutip laman Kementerian Keuangan, Base Erosion and Profit Shifting adalah strategi perencanaan pajak yang memanfaatkan gap dan kelemahan-kelemahan yang ada dalam peraturan perundang-undangan perpajakan domestik.
ADVERTISEMENT
Isu lainnya
Selain dua isu di atas, G20 berfokus pada isu global lainnya, seperti perdagangan, iklim, dan pembangunan. Di samping itu, G20 juga menaruh perhatian mengenai penanganan pandemi Covid-19. Hal tersebut berupa penangguhan pembayaran utang luar negeri bagi negara berpenghasilan rendah dan melakukan injeksi pendanaan untuk penanganan pandemi, sehingga perekonomian dapat dipulihkan.
Apa Peran Indonesia dalam G20?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada 2022, Indonesia dipercaya sebagai pemegang presidensi G20. Mengutip laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, melalui momen tersebut, diplomasi pemerintah di G20 saat ini ditekankan pada sejumlah agenda prioritas yang sejalan dengan agenda Presidensi Jerman.
Adapun agenda dalam presidensi tersebut mencakup digitalisasi, ketenagakerjaan, dan pertumbuhan ekonomi. Secara khusus, Indonesia akan berbagi pengalaman dalam pengelolaan transisi ekonomi digital dengan memperkuat peran serta masyarakat, salah satunya di sektor transportasi publik.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, keterlibatan Indonesia dalam forum G20 mendukung prioritas kebijakan dalam negeri, misalnya, pemberlakuan Automatic Exchange of Information (AEoI) yang dapat mendorong upaya pemerintah dalam meningkatkan pendapatan dari sektor perpajakan.
Itulah pengertian G20 dan tujuan didirikannya. Semoga bermanfaat!
(ANM)