Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Apa Itu MACD dalam Saham? Ini Penjelasannya
30 Oktober 2024 17:17 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Analisis dapat membantu memperkirakan potensi kenaikan atau penurunan harga saham, baik dalam jangka panjang, menengah, maupun pendek. Adapun salah satu metode analisis yang digunakan adalah indikator MACD atau Moving Average Convergence Divergence.
Apa Itu MACD dalam Saham?
MACD adalah indikator yang dikembangkan oleh Gerald Appel dan diterapkan dalam analisis teknikal. MACD dapat digunakan sebagai sinyal untuk membeli atau menjual dan memberikan indikasi arah tren yang sedang berlangsung.
Mengutip dari buku Jurus-jurus Berinvestasi Saham untuk Pemula yang ditulis oleh Parluhutan Situmorang, dkk, MACD mengonfirmasi jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold) suatu saham, kejadian positif atau negatif divergensi, serta tren kenaikan atau penurunan harga saham.
Indikator MACD terdiri dari dua buah garis, yaitu garis MACD (selisih moving average eksponensial jangka pendek dengan moving average eksponensial jangka panjang) dan garis sinyal (garis EMA dari garis MACD).
ADVERTISEMENT
Periode yang digunakan biasanya adalah 26 hari dan 12 hari berdasarkan data harian, serta periode sembilan hari untuk garis sinyalnya.
Dalam MACD, investor akan melihat dua garis, yaitu Signal Line dan MACD Line. Jika MACD positif, itu artinya pasar sedang bullish dan artinya boleh melakukan pembelian. Sedangkan, jika MACD negatif, itu berarti pasar sedang bearish sehingga lebih baik melakukan penjualan.
Kegunaan MACD dalam Saham
Penggunan MACD tidak hanya mampu memberikan informasi tren yang sedang berlangsung tetapi juga pada beberapa hal berikut ini.
ADVERTISEMENT
Cara Membaca MACD dalam Saham
Membaca sinyal dari MACD memerlukan pemahaman akan tiga sinyal utama yang sering digunakan, yaitu crossovers, divergences, dan kondisi overbought/oversold.
Dalam buku Rahasia di Balik Pergerakan Harga Saham karya Lucky Bayu Purnomo, berikut cara membaca pada indikator MACD.
1. Memotong (Crossovers)
Sinyal beli muncul ketika garis MACD bergerak memotong ke atas garis sinyal. Sedangkan sinyal jual muncul saat garis MACD bergerak memotong ke bawah garis sinyal.
Selain itu, investor juga dapat menggunakan aturan jika garis MACD turun di bawah garis 0, muncul sinyal beli. Sementara itu, jika garis nol (0), muncul sinyal jual.
2. Keadaan Jenuh Beli atau Jenuh Jual (Overbought/Oversold)
Ketika moving average jangka pendek menjauh dari moving average jangka panjangnya (berarti MACD naik), maka biasanya harga suatu saham sudah berada di atas yang seharusnya dan akan kembali ke level yang lebih realistis.
ADVERTISEMENT
3. Menyimpang (Divergences)
Jika MACD bergerak berlawanan arah dengan gerakan harga saham, ini merupakan sinyal bahwa tren yang berlangsung saat ini akan berakhir. Jenis divergensi ini akan menjadi sangat penting pada keadaan jenuh beli maupun jenuh jual.
(SA)