Konten dari Pengguna

Apa yang Terjadi Jika Nilai Tukar Rupiah Melemah?

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
6 Agustus 2024 18:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang Teller menghitung uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (7/1/2018). Rupiah ditutup menguat 1,26 persen menjadi Rp14.085 per satu Dolar AS. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Seorang Teller menghitung uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (7/1/2018). Rupiah ditutup menguat 1,26 persen menjadi Rp14.085 per satu Dolar AS. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah menjadi indikator penting dalam perekonomian Indonesia. Pelemahan rupiah dapat berdampak secara signifikan terhadap berbagai sektor yang ada.
ADVERTISEMENT
Melemahnya nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Lantas, apa yang terjadi nilai tukar rupiah melemah? Cari tahu penjelasannya lebih lengkapnya pada artikel di bawah ini.

Apa yang Terjadi Jika Nilai Tukar Rupiah Melemah?

Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
Rupiah yang terus tertekan dapat berimbas pada kenaikan harga barang impor. Pada gilirannya, hal ini bisa menyebabkan efek domino pada berbagai sektor.
Kondisi ini juga bisa mendorong terjadinya inflasi, terutama terhadap barang-barang yang bahan baku produksinya dari impor. Berikut penjabaran selengkapnya mengenai efek yang ditimbulkan dari melemahnya rupiah.

1. Harga Barang Impor Meningkat

Salah satu dampak paling langsung dari melemahnya nilai tukar Rupiah adalah kenaikan harga barang impor. Ini termasuk barang-barang konsumsi, bahan baku industri, serta barang-barang elektronik.
ADVERTISEMENT
Dalam buku Manajemen Pasar Modal untuk Pemula (2022) yang ditulis oleh Agus Arman, nilai tukar yang mengalami depresiasi atau rupiah melemah akan berimplikasi pada semakin mahalnya harga barang impor.
Hal ini dapat berdampak pada semakin berkurangnya daya beli importir dalam pemenuhan produknya. Kondisi tersebut akan lebih parah jika perusahan bergantung pada bahan baku impor.
Jika harga barang impor mengalami kenaikan, kebutuhan pokok juga ikut meningkat. Misalnya, harga bahan bakar minyak (BBM), harga kedelai, atau bahan pangan lainnya.
Kendati demikian, pelemahan rupiah justru menguntungkan perusahaan yang bergerak di bidang ekspor. Contoh perusahan yang menikmati keuntungan dari adanya depresiasi, antara lain, mereka yang produksinya berorientasi ekspor, seperti perusahan pertanian, perkebunan, hingga pertambangan.
ADVERTISEMENT

2. IHSG Ikut Melemah

Dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, hal ini juga menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut melemah.
Kondisi ini dapat berdampak pada pengurangan investasi yang masuk ke Indonesia. Selain itu, perubahan nilai tukar juga akan memengaruhi kegiatan operasional dan daya saing dalam pasar, khususnya pasar internasional.
Dampak tersebut akhirnya juga akan berimbas pada harga saham perusahaan. Perubahan nilai tukar juga akan mengakibatkan perubahan penerimaan dan pengeluaran perusahan sehingga akan memengaruhi laba rugi perusahan.

3. Utang Luar Negeri Melonjak

Pelemahan rupiah ini juga berdampak besar terhadap sejumlah perusahaan dan pemerintah Indonesia memiliki utang dalam mata uang asing. Ketika rupiah melemah, nilai utang dalam rupiah akan meningkat. Ini berarti biaya pembayaran utang juga bertambah banyak.
ADVERTISEMENT
(SA)