Konten dari Pengguna

Arti Buyback Saham, Penyebab, dan Metode yang Digunakan

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
26 September 2024 19:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Ilustrasi IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Buyback saham merupakan strategi keuangan yang kerap dilakukan oleh perusahaan untuk melindungi modal dan kekayaan. Tindakan ini juga bertujuan supaya dapat meningkatkan nilai saham hingga menarik minat para investor.
ADVERTISEMENT
Supaya lebih memahami apa arti buyback saham, simak penjelasan, penyebab, dan metode pembelian kembali saham oleh perusahaan selengkapnya berikut ini.

Arti Buyback Saham

Warga melihat layar pergerakan saham pada gawainya di Jakarta, Kamis (24/2/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Buyback saham diartikan sebagai pembelian kembali saham oleh perusahaan untuk mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar, dengan tujuan meningkatkan kapasitas kepemilikan sahamnya.
Hal ini juga dilakukan jika harga saham perusahaan menurun, sehingga buyback bertujuan mengembalikan harga saham pada harga wajar.
Buyback saham merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan untuk melindungi modal dan kekayaan perusahaan. Langkah ini otomatis akan mengurangi jumlah saham yang beredar dan cenderung akan menaikkan EPS (Earning Per Share).

Penyebab Perusahaan Melakukan Buyback Saham

Ilustrasi penyebab buyback saham. Foto: Unsplash
Berdasarkan buku Manajemen Investasi dan Pasar Modal yang disusun oleh Donalson Silalahi, dkk, ada beberapa alasan perusahaan melakukan buyback saham, antara lain:
ADVERTISEMENT

1. Menjaga Nilai Saham

Perusahaan melakukan buyback untuk menjaga nilai nominal saham. Hal ini sering kali terjadi pada saham yang tersisa atau tidak laku sehingga saham tersebut tidak akan ada yang memilikinya dalam beberapa waktu tertentu.
Untuk mengamankan modal dan kekayaan perusahaan, saham tersebut akhirnya dibeli kembali oleh perusahaan. Bila tak dilakukan buyback, harus dilakukan koreksi atau penurunan dari total nominal modal disetor dan modal ditempatkan perusahaan.

2. Menarik Minat Para Investor Retail untuk Membeli Saham

Alasan lain mengapa perusahaan melakukan buyback adalah untuk menarik minat para investor retail untuk membeli sahamnya, sehingga harga saham akan terdongkrak naik.
Selain itu, ini juga bertujuan untuk mengurangi porsi saham yang sudah beredar di publik yang dampaknya akan mengurangi faktor pembagian EPS, yaitu laba bersih setelah dikurangi pajak.
ADVERTISEMENT

3. Menjaga Saham agar Tidak Terus Mengalami Penurunan

Ketika terjadi krisis ekonomi, aksi buyback diterapkan untuk menjaga agar harga saham tidak terus menurun, sekaligus untuk mendapatkan kembali saham-sahamnya dengan harga murah.
Terkendalinya harga saham melalui buyback akan membuat investor tenang dan tak melakukan panic selling sehingga kepercayaan investor tetap terjaga untuk kembali berinvestasi pada saham-saham tersebut.

4. Mencegah Pembelian Saham oleh Pesaing

Pada pasar modal luar negeri yang lebih maju, aktivitas buyback dilakukan untuk mencegah pembelian saham oleh pesaing. Karena jika tidak dilakukan buyback, lama kelamaan akan terjadi peralihan saham ke perusahaan pesaing.

Metode Buyback oleh Perusahaan

Ilustrasi metode buyback. Foto: Pexels
Dalam buku Prinsip prinsip Manajemen Keuangan karya James C. Van Horne disebutkan bahwa metode buyback yang paling umum ada tiga, yaitu:

1. Penawaran Buyback dengan Harga Tetap (Self-tender offer)

Pada metode ini, perusahaan memberikan tawaran formal ke pemegang saham untuk membeli sahamnya dalam jumlah tertentu, biasanya dengan harga yang telah ditentukan.
ADVERTISEMENT

2. Penawaran Buyback dengan Lelang Tertutup (Dautch-auction)

Metode pembelian kembali dengan lelang tertutup dilakukan perusahaan dengan menetapkan jumlah saham yang ingin dibeli kembali, ditambah dengan harga minimum dan maksimum yang bersedia dibayarnya.
Para pemegang saham kemudian memiliki kesempatan untuk menyerahkan ke perusahaan jumlah saham yang ingin dijual dan harga jual minimum yang dapat diterima, tapi dengan masih tetap berada di kisaran harga perusahaan. Sebelum menerima penawaran tersebut, perusahaan akan memberi peringkat dari yang rendah hingga yang tinggi.

3. Pembelian di Pasar Terbuka (Open-market purchase)

Pada pembelian di pasar terbuka, perusahaan membeli sahamnya dengan yang dilakukan investor lain, yaitu melalui pialang.
Namun, biasanya ada pembatasan cara perusahaan dalam menawar sahamnya sendiri. Akibatnya, ini membutuhkan waktu lama bagi perusahaan untuk mengumpulkan saham dalam jumlah blok yang relatif besar.
ADVERTISEMENT
(SA)