Konten dari Pengguna

Bagaimana Inflasi dapat Mempengaruhi Peran Uang sebagai Alat Penyimpan Nilai?

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
21 Oktober 2024 18:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (11/10/2024). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (11/10/2024). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang dikhawatirkan semua negara. Situasi ini ditandai dengan kecenderungan naiknya harga barang dan jasa secara terus menerus, serta di saat yang sama terjadi penurunan nilai mata uang.
ADVERTISEMENT
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan inflasi di antaranya ketidakseimbangan permintaan dan penawaraan barang dan jasa, meningkatnya peredaran uang, serta kenaikan biaya produksi.
Inflasi yang terjadi secara berkepanjangan bisa berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Salah satunya dapat memengaruhi peran uang sebagai alat penyimpan nilai. Berikut penjelasan selengkapnya.

Bagaimana Inflasi dapat Mempengaruhi Peran Uang sebagai Alat Penyimpan Nilai?

Petugas menyusun tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Adanya inflasi dapat memengaruhi perekonomian termasuk pada peran uang sebagai alat penyimpanan nilai. Nilai mata uang dari negara dengan tingkat inflasi tinggi biasanya akan menurun dibanding mata uang lainnya.
Mengutip dari buku Memahami Inti Masalah Ekonomi-Penyebab Masalah yang Terjadi Saat Ini karya Nabil Perdana Putra, inflasi di suatu negara dapat menyebabkan efek domino yang dapat menganggu stabilitas ekonomi.
ADVERTISEMENT
Fluktuasi nilai tukar uang yang dipicu oleh inflasi dapat menimbulkan ketidakstabilan di pasar keuangan internasional, memengaruhi arus modal, investasi, serta kebijakan moneter negara-negara lain. Berikut dampak inflasi yang berkaitan dengan penurunan nilai mata uang.

1. Ketidakstabilan Pasar Valuta Asing

Penurunan nilai tukar mata uang dapat menyebabkan ketidakstabilan di pasar valuta asing. Depresiasi yang tajam dan tiba-tiba dapat memengaruhi perdagangan internasional, meningkatkan volatilitas pasar keuangan global, dan memengaruhi nilai tukar mata uang lainnya.

2. Investasi Menurun

Inflasi yang tinggi sering kali menciptakan ketidakpastian di kalangan bisnis dan investor. Mereka bisa menunda investasi dalam produksi baru atau perluasan fasilitas karena tak yakin tentang prospek ekonomi ke depan.
Akibatnya, pertumbuhan ekonomi jangka panjang dapat terhambat, sehingga mengurangi potensi penciptaan lapangan kerja dan inovasi. Hal ini juga bisa menyebabkan penurunan produksi barang dan jasa, serta memperburuk kelangkaan di pasar.
ADVERTISEMENT

3. Pasokan Barang Impor Menurun

Fenomena inflasi dapat menyebabkan depresiasi mata uang yang berarti nilai mata uang suatu negara menurun dibanding mata uang lainnya. Ini membuat barang menjadi lebih mahal.
Negara yang bergantung pada impor untuk kebutuhan pokok atau bahan baku industrinya dapat mengalami kesulitan untuk mengimpor barang dalam jumlah yang cukup.
Ketika biaya impor meningkat, pasokan barang impor di negara pengimpor juga akan menurun. Hal ini dapat berujung pada kelangkaan barang-barang tertentu, terutama jika barang tersebut sulit diproduksi secara lokal.

4. Biaya Produksi Meningkat

Inflasi yang tinggi sering kali disebabkan oleh kenaikan biaya produksi, seperti biaya bahan baku, tenaga kerja, atau energi. Ketika biaya untuk memproduksi barang dan jasa meningkat, produsen bisa mengurangi produksi atau menaikkan harga untuk mempertahankan margin keuntungan.
ADVERTISEMENT
(SA)