Konten dari Pengguna

Cara Analisis Teknikal Saham untuk Para Investor Pemula

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
31 Oktober 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cara analisis teknikal saham. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cara analisis teknikal saham. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Analisis teknikal saham adalah metode yang digunakan investor untuk memprediksi arah pergerakan harga saham berdasarkan data historis, terutama pergerakan harga dan volume perdagangan.
ADVERTISEMENT
Metode ini sering dipakai investor yang memilih investasi jangka pendek, karena memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi tren pasar dan momen yang tepat untuk melakukan transaksi.
Lalu, bagaimana cara analisis teknikal saham? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini mengenai analisis teknikal saham yang bisa dipelajari para investor pemula.

Pengertian Analisis Teknikal Saham

Ilustrasi analisis teknikal saham. Foto: Unsplash
Menurut Fadjar Sidiq Hidayatullah dalam bukunya yang bertajuk Teknik Rahasia Analisis Teknikal Saham: Kenali Strategi dan Diri Sendiri, analisis teknikal adalah metode yang menggunakan grafik harga dan volume perdagangan untuk memprediksi pergerakan saham di masa depan.
Pendekatan ini mengabaikan kondisi fundamental perusahaan dan lebih memusatkan perhatian pada grafik harga serta indikator teknikal. Tujuan utamanya adalah mencari pola yang bisa diulang dan memiliki potensi untuk memberikan keuntungan saat berinvestasi.
ADVERTISEMENT

Indikator Analisis Teknikal

Ilustrasi analisis teknikal saham. Foto: Unsplash
Ada berbagai indikator yang biasa digunakan dalam analisis teknikal. Berikut beberapa yang paling sering digunakan oleh investor.

1. Grafik Candlestick

Grafik candlestick adalah jenis grafik yang memperlihatkan harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah dari suatu saham dalam periode waktu tertentu.
Bentuk candlestick ini membantu investor dalam melihat pergerakan harga secara lebih rinci, termasuk arah tren harga dan kemungkinan pola yang akan muncul.

2. Moving Average (MA)

Moving Average adalah indikator yang digunakan untuk menentukan arah tren dengan menghaluskan pergerakan harga dalam periode tertentu, seperti 20, 50, atau 200 hari. MA digunakan untuk memprediksi apakah harga cenderung bergerak naik atau turun dalam jangka waktu tersebut.

3. Relative Strength Index (RSI)

RSI adalah indikator yang menunjukkan apakah suatu saham sedang dalam kondisi overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual). Nilai RSI sebesar 0 hingga 100, dengan nilai di atas 70 mengindikasikan overbought dan di bawah 30 mengindikasikan oversold.
ADVERTISEMENT

4. MACD (Moving Average Convergence Divergence)

MACD adalah indikator yang mengukur perbedaan antara dua MA, yaitu MA jangka pendek dan jangka panjang. Indikator ini digunakan untuk mencari sinyal pembalikan tren dan membantu investor menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham.

5. Bollinger Bands

Bollinger Bands adalah indikator yang terdiri dari tiga garis, yakni garis tengah berupa MA dan dua garis yang berada di atas dan di bawah garis tengah.
Garis-garis ini membantu investor dalam mengukur volatilitas pasar dan menentukan apakah harga saham berada dalam rentang wajar atau cenderung bergerak ekstrem.

Cara Analisis Teknikal Saham

Ilustrasi cara analisis teknikal saham. Foto: Unsplash
Merangkum buku Jurus-jurus Berinvestasi Saham untuk Pemula oleh Parluhutan Situmorang, Jauhari Mahardhika, Tri Listiyarini, berikut cara analisis teknikal saham yang bisa investor pemula pelajari.
ADVERTISEMENT

1. Tentukan Time Frame yang Tepat

Sebelum mulai menganalisis, tentukan periode waktu yang sesuai dengan tujuan investasi. Investor jangka pendek atau trader biasanya menggunakan time frame yang lebih pendek, seperti grafik harian atau empat jam. Sementara itu, investor jangka panjang biasanya melihat grafik mingguan atau bulanan.

2. Identifikasi Tren Pasar

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi tren pasar saat ini, apakah harga saham sedang dalam tren naik, turun, atau datar. Tren pasar dapat diidentifikasi menggunakan indikator Moving Average atau garis tren (trendline) yang ditarik secara manual di atas grafik.

3. Cari Level Support dan Resistance

Support adalah level harga terendah yang dianggap sebagai titik balik harga ke arah naik, sementara resistance adalah level harga tertinggi yang cenderung menahan pergerakan harga ke arah turun.
Mengetahui support dan resistance dapat membantu investor menentukan kapan saat yang tepat untuk membeli atau menjual saham.
ADVERTISEMENT

4. Gunakan Indikator Tambahan

Untuk memvalidasi tren dan mencari sinyal jual atau beli yang lebih akurat, investor dapat menggunakan indikator tambahan seperti RSI, MACD, dan Bollinger Bands.
Kombinasi indikator ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi pasar, misalnya, apakah saham sudah jenuh beli atau jenuh jual.

5. Perhatikan Pola Candlestick

Pola candlestick bisa memberikan sinyal kuat tentang arah pergerakan harga berikutnya. Beberapa pola yang sering digunakan dalam analisis teknikal, antara lain, doji, hammer, engulfing, dan morning star. Setiap pola memiliki arti tersendiri yang membantu dalam pengambilan keputusan.

6. Gunakan Volume untuk Memvalidasi Pergerakan

Volume adalah indikator penting dalam analisis teknikal. Dalam dunia saham, pergerakan harga yang kuat sering kali diikuti oleh volume yang besar.
Jika harga bergerak naik, tetapi volume perdagangan rendah, artinya pergerakan tersebut berpotensi kurang valid. Sementara volume yang tinggi saat harga menembus level resistance, misalnya, menandakan adanya kekuatan beli yang cukup besar.
ADVERTISEMENT
(NDA)