news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Hakikat Otonomi Daerah: Definisi dan Dasar Hukumnya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
Konten dari Pengguna
10 Februari 2023 13:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hakikat otonomi daerah. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hakikat otonomi daerah. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Sebagai negara yang menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, Indonesia memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, hakikat otonomi daerah adalah wewenang yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri sesuai perundang-undangan.
Penyelenggaraan otonomi daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, serta daya saing daerah dengan memerhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan keanekaragaman.

Dasar Hukum Hakikat Otonomi Daerah

Ilustrasi hakikat otonomi daerah. Foto: Pixabay
Di Indonesia, pelaksanaan otonomi daerah ternyata bukan hal yang baru. Pelaksanaan otonomi daerah ini bahkan telah mengalami beberapa kali perubahan yang ditandai dengan perubahan peraturan perundang-undangan tentang pemerintahan daerah.
Merujuk buku Pendidikan Kewarganegaraan terbitan Grasindo, dasar hukum atau peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hakikat otonomi daerah adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT

Asas-asas Hakikat Otonomi Daerah

Ilustrasi hakikat otonomi daerah. Foto: Pixabay
Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia harus dengan menggunakan asas-asas berikut ini:

1. Asas Desentralisasi

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Asas ini dapat dimanifestasikan dalam wujud pembentukan daerah otonom di suatu wilayah dengan sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Caranya dengan membagi wilayah menjadi daerah provinsi. Kemudian di dalam daerah provinsi kembali dibentuk kabupaten dan kota.

2. Asas Dekonsentrasi

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang oleh pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat dan/atau kepala instansi vertikal di wilayah tertentu untuk mengurus urusan pemerintahan. Dekonsentrasi dimanifestasikan dalam beberapa hal berikut.
ADVERTISEMENT

3. Asas Tugas Pembantuan

Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan/atau desa dan dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan desa serta dari pemerintah kabupaten/kota ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Pelaksanaanya pun disertai dengan pendanaan, sarana, dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan dan mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan.
Asas tugas pembantuan pada dasarnya merupakan keikutsertaan daerah, termasuk masyarakatnya, atas penugasan atau kuasa dari pemerintah pusat atau daerah untuk urusan pemerintahan di bidang tertentu.
(NDA)