Konten dari Pengguna

Inflasi Berat Berkisar Antara Berapa Persen? Ini Penjelasannya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
11 November 2024 10:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi inflasi berat. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi inflasi berat. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Inflasi berat merupakan jenis inflasi yang sangat parah karena kenaikan harga bisa melesat sangat tinggi. Inflasi berat berkisar antara 30 persen hingga 100 persen dalam setahun.
ADVERTISEMENT
Menurut buku Pengantar Ilmu Ekonomi karangan Dr. Agoes Parera, inflasi berat dapat mengacaukan kondisi perekenomian, hingga banyak orang memilih untuk menyimpan barang dan tidak ada lagi yang menyimpan uang di bank.
Dalam kasus inflasi berat, kenaikan harga sering kali diukur dalam kisaran dua digit atau lebih, dan kenaikan harga ini berlangsung secara terus menerus, sehingga mengurangi daya beli masyarakat dan mengganggu aktivitas ekonomi.

Penyebab Inflasi Berat

Ilustrasi inflasi berat. Foto: Unsplash
Inflasi berat dapat terjadi karena berbagai faktor, baik dari sisi permintaan maupun penawaran dalam ekonomi. Berikut penyebab umum yang mendorong inflasi berat terjadi.

1. Kenaikan Permintaan yang Drastis (Demand-Pull Inflation)

Merujuk buku Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi Teori dan Aplikasi oleh Tjare Anugerah Tjambolang, dkk., inflasi dapat terjadi ketika permintaan barang dan jasa meningkat secara drastis, tetapi tidak diimbangi oleh peningkatan penawaran.
ADVERTISEMENT
Misalnya, saat daya beli masyarakat tinggi, orang-orang akan membeli lebih banyak barang. Namun, jika jumlah barang terbatas, harga akan naik dengan cepat.

2. Kenaikan Biaya Produksi (Cost-Push Inflation)

Ketika biaya produksi meningkat, misalnya, karena kenaikan harga bahan baku atau energi, produsen cenderung menaikkan harga produk akhir. Faktor ini juga diperparah oleh kelangkaan bahan baku atau biaya impor yang tinggi, sehingga menyebabkan inflasi berat.

3. Kebijakan Moneter yang Tidak Terkendali

Ketika bank sentral suatu negara mencetak terlalu banyak uang, maka jumlah uang yang beredar dalam perekonomian meningkat. Pada akhirnya hal ini mendorong kenaikan harga barang dan jasa. Ketidakseimbangan antara uang yang beredar dengan ketersediaan barang dapat menyebabkan inflasi berat.

4. Krisis Ekonomi atau Ketidakstabilan Politik

Kondisi ekonomi yang tidak stabil atau situasi politik yang tidak menentu dapat menciptakan ketidakpastian di pasar, sehingga menyebabkan inflasi berat.
ADVERTISEMENT
Ketidakpastian ini sering kali membuat harga naik secara signifikan karena fluktuasi nilai tukar mata uang atau kebijakan ekonomi yang tidak terarah.

5. Pengaruh Faktor Eksternal

Ketergantungan pada impor dan fluktuasi harga barang internasional juga dapat menyebabkan inflasi berat. Misalnya, jika harga minyak global naik, biaya transportasi dan produksi juga meningkat, sehingga memicu inflasi tinggi di negara pengimpor.

Dampak Inflasi Berat

IIlustrasi inflasi berat. Foto: Unsplash
Inflasi berat memiliki dampak yang sangat merugikan bagi perekonomian. Berikut beberapa dampak signifikan yang sering terjadi.

1. Daya Beli Masyarakat Menurun

Inflasi berat menggerus daya beli masyarakat. Ketika harga barang dan jasa naik dengan cepat, pendapatan masyarakat tidak lagi mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT

2. Ketidakstabilan Ekonomi

Inflasi berat cenderung menciptakan ketidakpastian dalam ekonomi, karena harga-harga yang fluktuatif membuat perencanaan bisnis menjadi sulit. Hal ini juga memengaruhi investasi dan pertumbuhan ekonomi secara umum.

3. Kenaikan Tingkat Bunga

Dalam upaya untuk mengendalikan inflasi, bank sentral biasanya akan menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga ini akan meningkatkan biaya pinjaman, baik bagi perusahaan maupun konsumen. Akibatnya, daya beli masyarakat menurun dan investasi juga ikut terhambat.

4. Kesenjangan Ekonomi yang Meningkat

Inflasi berat biasanya memperburuk ketimpangan ekonomi. Orang-orang dengan penghasilan tetap dan mereka yang berada pada golongan menengah ke bawah akan merasakan dampak yang lebih besar dibanding mereka yang memiliki aset karena nilainya naik seiring inflasi. Contohnya, properti atau saham.

5. Krisis Sosial

Ketika inflasi terlalu tinggi, masyarakat akan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar. Hal ini bisa memicu keresahan sosial dan ketidakpuasan terhadap pemerintah. Dalam kasus ekstrem, inflasi berat dapat memicu protes massal hingga ketidakstabilan politik.
ADVERTISEMENT
(NDA)