Konten dari Pengguna

Inflasi Ringan Berkisar Antara Berapa Persen? Ini Penjelasannya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
31 Oktober 2024 12:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi inflasi. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi inflasi. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Inflasi merupakan suatu konsep ekonomi yang merujuk pada kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kondisi ini dapat mengurangi tingkat konsumsi dan menyebabkan kesejahteraan masyarakat menurun.
ADVERTISEMENT
Tingkat inflasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan berdasarkan parah tidaknya inflasi. Inflasi ringan berkisar di bawah 10 persen, sedangkan pada inflasi tinggi atau hiperinflasi, kenaikan harganya berada di atas 100 persen per tahun. Berikut penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis inflasi.

Jenis-jenis Inflasi

Ilustrasi jenis-jenis inflasi. Foto: Pexels
Inflasi dapat dikategorikan ke dalam beberapa macam, yaitu ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Mengutip dari buku Pengantar Ilmu Ekonomi karya Agoes Parera, jenis-jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya antara lain sebagai berikut.

1. Inflasi Ringan

Inflasi ringan disebut juga sebagai creeping inflation dan masih belum terlalu menganggu keadaan ekonomi. Jenis inflasi ini dapat dikendalikan karena harga-harga naik secara umum, tetapi belum mengakibatkan krisis di bidang ekonomi.
Pada inflasi ringan, peningkatan harga berjalan lambat dengan persentase kecil. Laju inflasi ringan berkisar antara kurang dari 10 persen per tahun.
ADVERTISEMENT

2. Inflasi Sedang

Inflasi sedang adalah inflasi yang belum membahayakan kegiatan ekonomi, tetapi dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap. Adapun inflasi sedang terjadi apabila lajunya berkisar antara 10 persen hingga 30 persen per tahun.
Meskipun masih dianggap wajar, inflasi sedang bisa memicu kekahwatiran jika terus berlanjut dalam jangka panjang. Keputusan kebijakan moneter mungkin diperlukan untuk mengendalikan pertumbuhan harga.

3. Inflasi Berat

Inflasi berat dapat mengacaukan kondisi perekonomian. Pada kondisi berat ini, harga-harga naik dengan cepat sehingga dapat merugikan daya beli konsumen, menyulitkan perencanaan bisnis, dan merugikan tabungan.
Dapat dikatakan sebagai inflasi berat apabila rentang lajunya berkisar antara 30 persen hinga 100 persen per tahun.

4. Inflasi Tinggi (Hiperinflasi)

Pada tingkatan tertinggi terdapat inflasi tinggi atau hiperinflasi. Inflasi sangat berat ini nilainya di atas 100 persen per tahun.
ADVERTISEMENT
Kondisi ekstrem ini merusak perekonomian. Harga-harga naik secara drastis setiap hari, sehingga menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat, bisnis, dan pemerintah. Umumnya, inflasi tinggi sulit dikendalikan dengan tindakan moneter dan tindakan fiskal.

Penyebab Terjadinya Inflasi

Ilustrasi penyebab inflasi. Foto: Pexels
Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan inflasi. Dalam buku Dasar-dasar Ekonomi: Panduan Praktis dan Konsep karya Agus Setiono, dkk, disebutkan bahwa faktor-faktor di balik terjadinya inflasi antara lain.

1. Meningkatkan Permintaan

Inflasi terjadi karena peningkatan permintaan yang lebih cepat dibanding sektor ekonomi produktif. Hal ini melibatkan beberapa faktor seperti kebijakan tingkat suku bunga, meningkatnya keinginan untuk investasi, peningkatan ekspor, peningkatan penawaran uang, peningkatan pengeluaran pemerintah, dan pemotongan pajak.
ADVERTISEMENT

2. Meningkatnya Dorongan Biaya

Penyebab terjadinya inflasi selanjutnya adalah karena meningkatnya biaya yang meliputi peningkatan upah dan produksi. Hal ini ditunjukkan dengan ciri-ciri peningkatan harga barang dan turunnya produksi.
(SA)