Konten dari Pengguna

Kisah Pemilik Mixue dan Jatuh Bangunnya hingga Sukses

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
16 Januari 2023 11:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 22 Februari 2023 10:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Logo Mixue. Foto: Instagram/mixueindonesia
zoom-in-whitePerbesar
Logo Mixue. Foto: Instagram/mixueindonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak hanya viral, Mixue juga dinilai enak dan murah. Itulah mengapa Mixue dapat tempat tersendiri di hati konsumen dalam waktu singkat. Hal tersebut juga membuat banyak orang penasaran dengan sosok pemilik Mixue.
ADVERTISEMENT
Mixue merupakan gerai minuman dan es krim asal China yang didirikan oleh Zhang Hongchao. Mixue pertama kali masuk ke Indonesia pada 2020. Meski baru berjalan 2 tahun, gerai minuman ini sudah memiliki 300 cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Penetrasi Mixue bahkan dilaporkan lebih cepat dibandingkan McDonalds yang sudah masuk Indonesia sejak 1991. Namun hingga tahun 2020, McDonalds hanya mempunyai 227 gerai. Bagi yang ingin tahu perjalanan Zhang Hongchao sebagai pemilik Mixue, simak kisahnya di bawah ini.

Kisah Zhang Hongchao sebagai Pemilik Mixue

Ilustrasi es krim Mixue. Foto: Virgatrinanda20/shutterstock
Merujuk laman PANDA!YOO, Zhang Hongchao diketahui telah mendirikan Mixue sejak 1997. Adapun gerai Mixue pertama kali didirikan di negara asalnya, China. Bisnis minuman ini dimulai Hongchao dari nol.
ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswa Universitas Henan, China, Hongchao awalnya membuat Mixue dalam bentuk es serut yang kemudian dia jual dalam kios sederhana untuk meringankan beban biaya keluarganya di Zhengzhou, Henan.
Modal yang digunakan Hongchao untuk memulai usaha es serut Mixue adalah dari uang yang dikumpulkan selama kerja paruh waktu dan pinjaman sang nenek. Saat itu, nenek Hongchao meminjamkan uang ke sang cucu sekitar 4.000 RMB atau setara USD 483 pada tahun itu.
Karena modal awal yang terbatas, gerai Mixue pertama sangat sederhana. Hanya terdapat lemari es, beberapa bangku, dan meja lipat. Hongchao bahkan membuat sendiri mesin untuk memproduksi es serut dengan menggunakan motor, turntable, dan cutter.
Meski dibuat dengan mesin seadanya, produk utama toko ini sangat unik, terutama es serut, es krim, dan smoothie. Setelah bisnis miliknya berangsur-angsur membaik, dia mulai menjual teh susu di gerainya.
ADVERTISEMENT
Dengan bisnis ini, Zhang Hongchao dapat menghasilkan lebih dari 100 RMB per hari. Namun, masalah mulai datang saat musim dingin tiba. Hal tersebut membuat jualannya tidak laku, sehingga ia terpaksa untuk menutup toko.
Kendati begitu, Zhang Hongchao tidak patah semangat. Setelah 1 tahun, dia kembali membuka toko kedua dan mengubah namanya menjadi Mixue Bingcheng. Artinya, kastil es yang dibangun dengan salju yang manis.
Dengan telaten, Zhang membuat perhitungan berdasarkan biaya dan akhirnya menetapkan harga es krim sebesar 2 RMB, ketika toko lain menjual sekitar 10 RMB. Bisnisnya berkembang pesat sejak toko dibuka dan sering terjadi antrean panjang di depan pintu.
Ilustrasi produk Mixue. Foto: Instagram/mixueindonesia
Namun, masalah kedua kembali datang. Kali ini soal kandungan aditif dalam susu yang menyeret pemasok bahan baku Mixue Bingcheng. Saat itu, Mixue Bingcheng masih merupakan bisnis keluarga milik kerabat Zhang Hongchao.
ADVERTISEMENT
Masalah rantai pasokan dan bisnis keluarga ini jadi pelajaran penting bagi Zhang Hongchao. Dia memutuskan menggaet manajer profesional agar bisnis berjalan dengan benar.
Pada 2010, Mixue Bingcheng memilih untuk bekerja sama dengan Zhengzhou Baodao Trading Co., Ltd. untuk mengembangkan waralaba di seluruh negeri, yang semakin meningkatkan visibilitas dan pengaruh perusahaannya.
Dua tahun berikutnya, Mixue Bingcheng mulai membangun pusat litbang modern dan pabrik pusatnya untuk menyiapkan rantai pasokan sendiri agar tidak bergantung pada pemasok lain.
Pada 2014, perusahaan mendirikan pusat logistik di Kota Jiaozuo, Provinsi Henan, mengirimkan materi gratis untuk waralaba ke seluruh negeri. Dengan pusat pergudangan dan logistiknya sendiri, siklus transit Mixue Bingcheng telah dipersingkat dan biaya inventaris serta biaya penyimpanan pun dikurangi. Ini menjadikannya merek minuman pertama di China dengan pengiriman logistik gratis.
ADVERTISEMENT
Mixue BingCheng juga membuka jalur pengadaan bahan baku, langsung dan area produksi teh, pabrik produksi bahan baku. Biaya bahan bakunya sekitar 20 persen lebih rendah daripada rekan-rekannya, yang membuatnya lebih kompetitif.
Pada saat yang sama, Mixue Bingcheng juga memberikan puluhan juta pinjaman tanpa bunga kepada pewaralaba setiap tahun untuk menyelesaikan masalah keuangan mereka saat membuka toko baru.

Bisnis Mixue Ekspansi ke Luar Negeri

Ilustrasi gerai Mixue. Foto: Arief Syauqi/shutterstock
Di tahun-tahun berikutnya, merek Mixue Bingcheng mulai melesat bahkan bisa ekspansi ke luar negeri. Pada 2018, Mixue mulai masuk ke pasar Vietnam. Gerai pertamanya di luar negeri ada di Hanoi.
Pada tahun yang sama, Mixue Bingcheng secara resmi meluncurkan citra merek virtualnya, Snow King. Saat ini, jumlah tokonya telah melebihi 5.000. Semakin pesat, pada 2019, jumlah toko Mixue Bingcheng melebihi 7.000.
ADVERTISEMENT
Pada Juni 2020, Mixue Bingcheng memiliki lebih dari 10.000 toko di China. Merek minuman teh pertama yang melebihi 10.000 toko di negara tersebut. Karenanya, "Lagu Tema Mixue Bingcheng" mulai diputar secara bersamaan di TV di toko offline nasional.
Pada 3 Juni 2021, lagu tema dirilis di platform Bilibili dan Tik Tok, dan memulai "Jalan Menuju Ledakan Internet". Di Weibo, Bilibili, Tik Tok, dan platform lainnya, pemutaran kumulatif lagu tema dengan cepat melebihi 2 miliar. Versi Jepang, versi Rusia, versi Rap, dan versi lagu lainnya keluar satu demi satu.
(NDA)