Konten dari Pengguna

Mengenal Ceteris Paribus dalam Ekonomi dan Pengaplikasiannya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
25 Oktober 2023 9:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengaplikasian ceteris paribus dalam ekonomi. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengaplikasian ceteris paribus dalam ekonomi. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Ceteris paribus merupakan ungkapan dalam bahasa Latin yang berarti "semua hal dianggap sama". Dalam ekonomi, istilah ini merujuk pada asumsi bahwa semua faktor lain dianggap konstan untuk mengisolasi pengaruh satu variabel terhadap hasil perekonomian.
ADVERTISEMENT
Mengutip Investopedia, ceteris paribus dalam ekonomi sering digunakan untuk mengemukakan argumen tentang sebab dan akibat. Hal ini membantu sebagian besar ekonom mempelajari mekanisme hubungan dan penyebab yang berhubungan antara dua variabel.
Karena itu, banyak ekonom mengandalkan ceteris paribus untuk menggambarkan kecenderungan relatif di pasar serta membangun dan menguji model ekonomi. Hasilnya, para ahli menggunakannya untuk menjelaskan banyak konsep ekonomi dengan mudah.

Aplikasi Ceteris Paribus dalam Ekonomi

Ilustrasi pengaplikasian ceteris paribus dalam ekonomi. Foto: Pexels
Dalam praktiknya, ceteris paribus mampu menyederhanakan ilmu ekonomi dengan membantu para ekonom mempelajari dan menguji model ekonomi. Berikut beberapa contoh pengaplikasian ceteris paribus dalam ekonomi yang dirangkum dari laman WallStreetMojo.

Penawaran dan permintaan

Para ekonom mengatakan, ceteris paribus dalam hukum permintaan menunjukkan bahwa barang cenderung dibeli dengan harga lebih rendah. Atau, jika permintaan suatu produk melebihi pasokan produk tersebut, harga kemungkinan akan naik.
ADVERTISEMENT
Dalam situasi ini, harga suatu barang adalah satu-satunya variabel yang harus berubah. Semua hal lainnya harus tetap ceteris paribus. Seandainya saja harga berubah, kita dapat memperkirakan hasilnya dengan tepat karena hukum penawaran dan permintaan.

Makroekonomi/PDB

Secara umum, para ekonom dan ilmuwan sosial lainnya akan melaporkan bagaimana variabel-variabel saling mempengaruhi satu sama lain dan menganggap semua variabel lainnya konstan.
Jadi, jika kita mengatakan bahwa pengangguran yang rendah dikaitkan dengan inflasi yang lebih tinggi, hal ini berarti menjaga segala sesuatunya tetap konstan seperti pertumbuhan PDB, neraca perdagangan, jumlah uang beredar, dan sebagainya. Namun, masing-masing faktor tersebut, antara lain, juga dapat berperan dalam inflasi.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pengaplikasian ceteris paribus dalam ekonomi. Foto: Pexels

Upah minimum

Menaikkan upah minimum diperkirakan akan menurunkan lapangan kerja karena perusahaan memangkas biaya. Namun, hal ini juga mengabaikan banyak faktor sosial dan politik lainnya.
Misalnya, karyawan mungkin bekerja lebih keras dan menjadi lebih produktif dengan upah yang lebih tinggi. Atau, pekerja dengan upah lebih baik mungkin mengeluarkan lebih banyak uang dan meningkatkan permintaan agregat.

Suku bunga

Seringkali terdapat hubungan terbalik antara suku bunga dan permintaan pinjaman. Hal ini karena suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan pinjaman menjadi lebih mahal.
Oleh karena itu, suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan menurunnya permintaan utang. Faktor-faktor lain seperti permintaan konsumen, preferensi konsumen, kelayakan kredit konsumen pun turut dipertimbangkan, sehingga dapat mengubah hasil pernyataan tersebut.
Namun, jika semua faktor terkait peminjam tidak disebutkan, suku bunga yang lebih tinggi berarti biaya pinjaman yang lebih tinggi sehingga menurunkan permintaan.
ADVERTISEMENT

Rantai pasokan

Ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi produksi suatu unit. Hal ini mencakup pengiriman bahan mentah, jam kerja, ketersediaan peralatan, harga bahan, pengepakan dan pengiriman, atau distribusi.
Oleh karena itu, ketika mempertimbangkan bagaimana suatu barang dapat bergerak sepanjang proses rantai pasok, para ekonom dapat membuat klaim atas hasil dengan asumsi semua variabel lainnya adalah konstan.
Misalnya, harga bahan baku yang lebih tinggi akan menurunkan pasokan manufaktur jika perusahaan tidak meningkatkan anggaran produksinya. Klaim ini tidak memperhitungkan jam kerja, pengemasan, atau pengiriman.
(NDA)