Konten dari Pengguna

Mengenal Kode Bandara BTJ, Sejarah, dan Faktanya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
21 November 2023 15:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Satu unit pesawat penumpang berada di area parkir Terminal Bandara Sultan iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (25/4/2020). Foto: Antara/ AMPELSA
zoom-in-whitePerbesar
Satu unit pesawat penumpang berada di area parkir Terminal Bandara Sultan iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (25/4/2020). Foto: Antara/ AMPELSA
ADVERTISEMENT
Setiap bandara di seluruh dunia memiliki kode yang terdiri dari tiga huruf berbeda. Kode bandara ini bisa dikenal juga dengan sebutan three letter code. Lantas, BTJ kode bandara mana?
ADVERTISEMENT
Menurut Data Bandar Udara yang diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan RI, kode bandara BTJ merujuk pada Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda.
Bandara Sultan Iskandar Muda merupakan sebuah bandar udara yang melayani Kota Banda Aceh dan sekitarnya. Lokasinya terletak di wilayah Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Sejarah Bandara Sultan Iskandar Muda

Ilustrasi bandara. Foto: Pexels
Mengutip Angkasa Pura II, Bandara Sultan Iskandar Muda dibangun oleh Pemerintah Jepang pada 1943. Saat itu, bandara memiliki landasan pacu sepanjang 1.400 meter dan lebar 30 meter dalam bentuk huruf T dari Selatan akhir memanjang dari Timur ke Barat.
Pada 1953, Bandara Sultan Iskandar Muda Airport dibuka kembali oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk tujuan pendaratan pesawat. Runway digunakan hanya landasan membentang dari Selatan ke Utara 1400 meter.
ADVERTISEMENT
Kala itu, pesawat yang pertama kali mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda Airport adalah Dakota DC-3. Barulah beberapa tahun kemudian ditambah dengan pendaratan pesawat Convair 240.
Pada 1968, bandara telah mengembangkan perpanjangan landasan pacu 1850 meter dengan lebar 45 meter dan Apron dengan dimensi 90 x 120 meter, sehingga telah mampu menampung pesawat besar seperti F28 Fokker.
Pada 1993-1994, Bandara Sultan Iskandar Muda kembali mengalami perkembangan karena MTQ Nasional akan diselenggarakan di Banda Aceh. Perkembangan tersebut berupa bertambahnya landasan pacu dengan ukuran 2.250 x 45 meter.
Dengan ukuran tersebut, Bandara Sultan Iskandar Muda dapat menampung pesawat DC-9 dan B-737. Selain itu, bandara juga didukung dengan instalasi dari Radar yang terletak di Gunung Linteung dalam waktu kurang lebih 14 km dari bandara.
ADVERTISEMENT
Pada 9 April 1994, Bandara Sultan Iskandar Muda bergabung dengan PT (Persero) Angkasa Pura II, berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor 533/MK.016/1994 dan Surat Menteri Perhubungan A.278/AU.002/SKJ/1994.

Fakta Bandara Sultan Iskandar Muda

Ilustrasi bandara. Foto: Pexels
Nama bandara ini diambil dari nama Sultan Iskandar Muda, seorang pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Aceh. Setelah tsunami Aceh pada 2004 lalu, Bandara Sultan Iskandar Muda pun dijadikan sebagai pusat logistik dan distribusi bantuan kemanusiaan internasional.
Bandara ini menjadi titik masuk untuk bantuan kemanusiaan dari seluruh dunia yang diterima oleh Aceh dan kemudian didistribusikan ke lokasi-lokasi yang membutuhkan.
Tidak hanya sampai di situ, Bandara Sultan Iskandar Muda memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pariwisata di Aceh. Itu karena Bandara Sultan Iskandar Muda bahkan melayani penerbangan domestik dan internasional ke berbagai destinasi di Indonesia dan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
ADVERTISEMENT
Beberapa maskapai besar seperti Garuda Indonesia, Lion Air, dan AirAsia melayani penerbangan dari bandara ini. Dengan adanya bandara internasional yang modern dan efisien ini, wisatawan dari berbagai negara dapat dengan mudah mengunjungi Aceh dan menikmati keindahan alam dan kebudayaan Aceh.
(NDA)