Mengenal Scalping Trading dan Perbedaannya dengan Swing Trading

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
Konten dari Pengguna
20 Juni 2023 13:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi scalping trading. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi scalping trading. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Scalping trading adalah salah satu teknik jual-beli saham yang sedang tren di kalangan para trader. Pasalnya, teknik ini dianggap bisa mendapatkan cuan besar dalam waktu singkat.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya yang sudah terjun di dunia trading, teknik scalping trading juga sudah mulai dipelajari oleh para trader pemula. Simak uraian berikut untuk mengetahui info seputar scalping trading.

Mengenal Scalping Trading

Ilustrasi scalping trading. Foto: Pixabay
Mengutip dari laman media sosial Bursa Efek Indonesia (BEI), scalping trading adalah metode trading harian yang mengutamakan membeli saham yang sedang ramai ditransaksikan.
Metode ini memungkinkan scalper (orang yang melakukan scalping) kerap mengambil keuntungan yang kecil secara berkala dengan cara membeli dan menjual sahamnya dalam satu hari. Dengan cara ini, scalper bisa saja mendapatkan profit kecil pada saat pergerakan terjadi.
Vezhen menerangkan dalam buku Langkah Awal Paham Trading Saham, pendekatan trading model scalping harus memanfaatkan peluang saat harga bergerak naik dalam beberapa jam atau bahkan menit dalam satu hari.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, metode trading ini yang paling dipakai di kalangan newbie karena bisa langsung untung dalam hitungan jam, bahkan menit. Baik itu trading saham sehat maupun trading saham gorengan yang High Speed High Volatile.
Contoh scalping trading, yaitu seorang trader memasukkan limit order untuk membeli saham tertentu. Namun, harga saham tersebut sudah ditentukan. Kemudian trader akan mengamati pergerakan positif.
Jika harga saham naik dalam satu menit, maka trader menutup perdagangan. Jika mereka membeli 2.000 lembar saham seharga US $0,04 dari harga pembelian mereka, maka keuntungan yang mungkin dihasilkan yaitu US $80.

Perbedaan Scalping Trading dengan Swing Trading

Ilustrasi trading saham. Foto: Pixabay
Tidak hanya scalping trading, swing trading juga menjadi teknik trading yang sering dipakai oleh para trader. Swing trading adalah trading dengan memanfaatkan siklus naik turunnya harga saham dalam hitungan beberapa hari.
ADVERTISEMENT
Menurut Wildan Fahmi, S.Kom., M.M. dalam buku Dari Cassanova Menjadi Jutawan, swing trading merupakan teknik trading yang membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan teknik scalping trading. Time horizonnya yaitu dalam hitungan hari sampai beberapa minggu.
Adapun target keuntungan swing trading bisa lebih besar dibandingkan scalping. Untuk menggunakannya, trader membutuhkan info terkini dari acara atau berita perusahaan. Swing trading dapat digunakan untuk investor pemula, menengah, sampai mahir.

Cara Analisis Teknik Trading Saham

Ilustrasi analisis teknik trading saham. Foto: Pixabay
Sebelum menentukan teknik trading saham jenis scalping atau swing, ada baiknya para trader melakukan analisis terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pergerakan saham dan memahami tren grafik pada pasar saham bergerak ke arah mana.
Dalam melakukan analisis teknik trading saham, para trader harus memahami indikatornya terlebih dahulu. Mengutip snips.stockbit.com, berikut indikator untuk analisis teknik trading saham.
ADVERTISEMENT

1. Support Resistance

Konsep support and resistance mengarah pada tingkat harga saham. Support menggambarkan batas bawah harga saham, sedangkan resistance menggambarkan tingkat tertinggi harga saham. Umumnya digambarkan menggunakan garis horizontal.

2. Moving Average

Moving average merupakan hasil perhitungan sebelum harga hari ini. Jadi trader maupun investor menghitung rata-rata pergerakan harga saham dalam rentang waktu tertentu. Indikator ini dapat menentukan momentum serta support and resistance.

3. Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Indikator ini cukup digunakan oleh sebagian trader. Teknik ini digunakan untuk menganalisis jenuh beli dan jenuh jual saham berdasarkan hubungan moving average jangka pendek dan jangka panjang.

4. Relative Strength Index (RSI)

Indikator ini digunakan untuk menganalisis keuangan termasuk saham. RSI berfungsi menjadi parameter momentum dengan mengukur pergerakan harga.

5. Stochastic

Stochastic merupakan salah satu indikator yang dibuat oleh George Lane untuk mengamati hubungan antar harga penutupan terakhir dan membandingkan harga tertinggi dan terendah dalam periode waktu tertentu. Indikator stochastic dapat memberi sinyal divergensi, oversold, dan overbought.
ADVERTISEMENT

6. Volume

Indikator volume berguna untuk menunjukkan jumlah transaksi dalam suatu sesi perdagangan. Volume perdagangan saham menampilkan total uang yang terbeli maupun terjual.

7. Fibonacci Retracement

Fibonacci retracement merupakan teknik yang digunakan trader sebagai pendekatan analisis teknikal. Indikator ini berfungsi untuk menunjukkan hasil pengembangan dari perbandingan rasio pada deret bilangan fibonacci.
(NDA)