Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Sistem Pencatatan Persediaan Periodik dan Perpetual
2 November 2023 11:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap perusahaan tentu memerlukan catatan persediaan produk untuk membantu kegiatan operasionalnya. Adapun sistem pencatatan persediaan produk terbagi menjadi dua jenis.
ADVERTISEMENT
Merujuk buku Akuntansi Perpajakan Terapan oleh Yusdianto Prabowo, terdapat dua jenis sistem pencatatan persediaan dalam ilmu akuntansi , yaitu sistem periodik dan sistem perpetual.
Untuk menentukan apakah kedua sistem pencatatan persediaan tersebut sesuai atau dapat digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan , simak penjelasan di bawah ini.
Sistem Pencatatan Persediaan Periodik
Dalam sistem periodik, persediaan dihitung dengan melakukan inventarisasi pada setiap akhir periode. Sistem ini disebut juga sebagai sistem ‘fisik’ (physical counting) karena pencatatannya dilakukan dengan cara mengecek langsung persediaan barang dagang.
Sistem pencatatan persediaan periodik lebih cocok diaplikasikan pada perusahaan yang memiliki volume barang yang tinggi serta frekuensi penjualan yang tinggi pula. Hasil penghitungannya dapat dipakai untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP).
ADVERTISEMENT
Merujuk buku Pengantar Akuntansi Case Based Learning oleh Arum Prastiwi, Tuban Drijah Herawati, dan Nurlita Novianti, keuntungan lain dari menerapkan sistem pencatatan persediaan periodik adalah pencatatan menjadi lebih mudah.
Hal tersebut karena perusahaan hanya mencatat transaksi sesuai dengan kejadiannya. Misalnya, transaksi pembelian langsung dicatat pada akun pembelian, retur pembelian langsung dicatat pada akun retur pembelian.
Sistem Pencatatan Persediaan Perpetual
Mengutip buku Akuntansi Pajak oleh Waluyo, sistem perpetual merupakan suatu metode pengelolaan persediaan yang dilakukan secara terus-menerus tanpa melakukan inventarisasi fisik (stock opname).
Oleh karena itu, setiap jenis barang dibuat kartu, dan setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu, baik harga maupun jumlah barang. Dengan begitu, pengendalian persediaan dapat dilakukan dengan mencocokan antara kartu persediaan dan hasil inventarisasi fisik.
ADVERTISEMENT
Pencatatan persediaan menggunakan sistem perpetual menjadi rumit bila ternyata jenis barang yang dicatatnya cukup banyak, kecuali jika sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer telah diaplikasikan.
Dalam sistem perpetual, pencatatan pembelian persediaan dilakukan dengan cara mendebit persediaan dan mengkredit kas, utang usaha, dan lain-lain. Arus fisik persediaan yang bertambah karena pembelian dicatat dengan mendebit persediaan.
Penjualan dicatat dengan mengkredit persedian ketika arus fisik persediaan berkurang karena penjualan. Selain itu, penjualan juga dicatat dengan mendebit beban pokok penjualan.
Contoh Ayat Jurnal Sistem Pencatatan Persediaan Periodik dan Perpetual
Agar semakin paham, berikut contoh ayat jurnal sistem pencatatan persediaan periodik dan perpetual yang dikutip dari buku Akuntansi Pajak oleh Waluyo.
1. Ayat jurnal sistem periodik
ADVERTISEMENT
Berdasarkan kasus di atas, ayat jurnal sistem periodiknya adalah sebagai berikut:
Pada saat pembelian
Pembelian Rp160.000.000 (Debit)
Utang dagang Rp160.000.000 (Kredit)
Pada saat penjualan
Piutang dagang Rp135.000.000 (Debit)
Penjualan Rp135.000.000 (Kredit)
ADVERTISEMENT
Untuk sistem periodik, ayat jurnal yang berhubungan dengan Harga Pokok Penjualan tidak dibuat karena dihitung secara periodik pada akhir periode akuntansi.
2. Ayat jurnal sistem perpetual
Berdasarkan kasus di atas, ayat jurnal sistem perpertualnya adalah sebagai berikut:
Pada saat pembelian
Persediaan Rp160.000.000 (Debit)
Utang dagang Rp160.000.000 (Kredit)
ADVERTISEMENT
Pada saat penjualan
Piutang dagang Rp135.000.000 (Debit)
Penjualan Rp135.000.000 (Kredit)
Harga Pokok Penjualan Rp120.000.000 (Debit)
Persediaan Rp120.000.000 (Kredit)
(NDA)