Mengenal Sritex yang Dikaitkan dengan Gibran, Awalnya Cuma Toko di Pasar Klewer

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
Konten dari Pengguna
21 Desember 2020 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pabrik Sritex Sukoharjo. Foto: Dok. Sritex
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Sritex Sukoharjo. Foto: Dok. Sritex
ADVERTISEMENT
Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, menjadi sorotan di media sosial lantaran disebut-sebut sebagai orang yang memberikan rekomendasi kepada PT Sri Rejeki Isman Textile Tbk (PT Sritex) sebagai perusahaan yang menggarap pengadaan tas dalam penyaluran bantuan sosial atau bansos bahan pokok.
ADVERTISEMENT
Kasus bansos ini mencuat setelah KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) mengungkap suap dan korupsi hingga melibatkan Menteri Sosial, Juliari Batubara. KPK pun telah menetapkan politisi PDI Perjuangan itu sebagai tersangka, beserta dua pejabat lain Kemensos dan dua orang dari pihak swasta.
Terkait pengadaan tas untuk bansos bahan pokok tersebut, emiten berkode SRIL itu mengakui menerima kontrak melalui penunjukan langsung atau tanpa tender. Tapi itu pun langsung dari Kementerian Sosial (Kemensos), tanpa ada hubungan PT Sritex dengan Gibran.
Gibran, yang saat ini mencalonkan sebagai Wali Kota Solo, angkat bicara soal tudingan tersebut. Suami Selvi Ananda ini meminta semua pihak mengecek persoalan itu ke KPK dan PT Sritex.
"Itu (tudingan korupsi bansos) enggak bener. Saya tidak pernah merekomendasikan atau memerintahkan, ikut campur dalam urusan Bansos. Apalagi mereka merekomendasikan goody bag, nggak pernah seperti itu," kata Gibran usai blusukan di Kampung Banyuagung, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Senin (21/12).
ADVERTISEMENT
Menurut dia, kalau ingin dapat proyek yang lebih besar, ada PLN, Pertamina, dan jalan tol yang nilainya triliun. "Saya enggak pernah yang namanya ikut campur seperti itu (merekomendasikan PT Sritex). Yang jelas dengan pemberitaan ini saya merasa dirugikan karena sumbernya tidak jelas," ujarnya.
PT Sritex, Dari Kios Kecil di Pasar Klewer hingga Jadi Pemain Ekspor
PT Sritex didirikan pada 1966. Foto: sritex.co.id
PT Sritex sendiri bermula dari sebuah kios kecil yang didirikan oleh H.M Lukminto pada 1966 di Pasar Klewer, Solo. Pasar yang beralamat lengkap di Jalan DR. Radjiman No.5A, Gajahan, Ps. Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah, ini berkembang pada 1942-1945.
Dulu, banyak pedagang kecil yang menjual kain batik dan meletakkannya di pundak mereka sehingga kain tersebut terlihat menjuntai dan tak beraturan. Jika dilihat dari kejauhan, kain-kain itu seperti “berkleweran”. Hal inilah yang pada akhirnya dinamakan Pasar Klewer.
ADVERTISEMENT
Pasar yang sempat kebakaran pada 2014 ini dikenal sebagai surganya belanja tekstil, seperti kaus, daster, jaket, seragam, dan lainnya. Tak hanya itu, para pengunjung bisa mendapatkan harga semurah mungkin jika berbelanja di sini. Inilah yang membuat Pasar Klewer paling dicari wisatawan untuk membeli oleh-oleh jika berkunjung ke Solo.
Dikutip dari kumparan, yang awalnya hanya terletak di Pasar Klewer, Solo, kini PT Sritex sudah berkembang jadi pabrik tekstil dan garmen, diawali dengan pendirian pabrik tenun pertama pada 1982.
PT Sritex telah berwujud jadi perusahaan tekstil terintegrasi. Mulai dari pemintalan benang, pabrik tenun kain, hingga garmen produk tekstil. Perusahaan bahkan memiliki divisi riset dan pengembangan sendiri di Sukoharjo, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Usaha garmen PT Sritex bahkan kemudian merambah pasar global dengan berbagai produk ekspor. Salah satu unggulan dan juga menjadi kebanggaan Indonesia adalah, produk seragam militernya yang digunakan berbagai negara, termasuk anggota NATO (North Atlantic Treaty Organization).
Selain ke negara-negara anggota NATO, seragam militer produksi PT Sritex juga menembus pasar Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, Timor Leste, Singapura, Nepal, dan Australia. Produksi seragam militer ini rata-rata memberikan kontribusi terhadap pendapatan PT Sritex sebesar 20 persen.
Hingga kuartal III 2020, kinerja keuangan PT Sritex masih menunjukkan performa positif dengan membukukan penjualan hingga USD 895,07 juta atau meningkat 1,13 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.