Mengenal Yield Obligasi, Ini Pengertian dan Jenis-jenis Ukurannya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
Konten dari Pengguna
16 Januari 2024 16:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi yield obligasi adalah. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi yield obligasi adalah. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Yield obligasi adalah istilah yang berkaitan dengan karakteristik pendapatan suatu obligasi. Istilah ini menggambarkan pendapatan yang akan diperoleh investor jika menginvestasikan dananya pada sekuritas obligasi dalam periode tertentu.
ADVERTISEMENT
Yield tidak sama dengan bunga obligasi. Bunga obligasi merupakan pembayaran bunga atas nilai nominal obligasi, sedangkan yield obligasi menggambarkan tingkat pengembalian atas harga pada obligasi.
Untuk memahami apa itu yield obligasi, simak penjelasan selengkapnya yang telah dirangkum oleh Berita Bisnis di bawah ini.

Apa Itu Yield Obligasi?

Ilustrasi apa itu yield obligasi. Foto: Pexels
Yield obligasi dikenal juga dengan istilah bond yield.
Mengutip dari buku Pasar Modal Manajemen Portofolio dan Investasi oleh Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, MBA, CWM, CSA, dijelaskan bahwa yield obligasi merupakan ukuran pendapatan obligasi yang akan diterima investor yang cenderung bersifat tidak tetap.
Yield obligasi tidak bersifat tetap sebagaimana bunga obligasi atau kupon obligasi, karena yield obligasi akan sangat terkait dengan tingkat yang disyaratkan investor.
ADVERTISEMENT
Dalam hubungan emiten dan investor, tingkat bunga obligasi bisa berbeda dan berubah tergantung dua faktor yaitu waktu jatuh temponya suatu obligasi dan premi risiko obligasi.
Suatu obligasi yang mempunyai waktu jatuh tempo yang berbeda akan mempunyai kepekaan yield obligasi yang berbeda pula. Sedangkan premi risiko terkait dengan premi yang diminta oleh peminjam sebagai kompensasi risiko obligasi yang ditanggung.

Jenis Ukuran Yield Obligasi

Ilustrasi jenis-jenis ukuran yield obligasi yang digunakan investor. Foto: Pexels
Terdapat lima ukuran yield obligasi yang sering digunakan oleh investor yaitu nominal yield, current yield, yield to call (YTC), yield to maturity (YTM) dan realized (horizon) yield.
Masing-masing yield tersebut akan mengukur tingkat return obligasi dari sudut pandang yang berbeda.
ADVERTISEMENT

1. Current Yield

Dalam buku Pengelolaan Portofolio Obligasi (2013) oleh Dr. Adler Haymans Manurung, current yield merupakan yield yang dihasilkan obligasi sekarang.
Sering kali para manajer investasi mengelola portofolio memanfaatkan current yield sebagai ukuran untuk melakukan investasi. Hal ini karena mengantisipasi ketidakpastian tingkat bunga yang berlaku pada waktu yang akan datang.

2. Yield to Maturity

Yield to maturity merupakan tingkat pengembalian internal investasi yang bersangkutan.
Mengutip dari buku Manajemen Keuangan Pribadi Cerdas Mengelola Keuangan (2020) oleh Diyan Lestari, yield to maturity dapat diartikan sebagai penggambaran dari total return, termasuk kopon dan kemungkinan untuk membeli obligasi baik dengan pengembalian yang lebih tinggi atau lebih rendah pada saat jatuh tempo.

3. Yield to Call

Ada beberapa kupon yang bisa dibeli kembali sebelum jatuh tempo sehingga hasil untuk mengukur sampai dibeli disebut dengan yield to call.
ADVERTISEMENT
Yield ini berguna untuk mengukur tingkat return yang diharapkan jika obligasi dilunasi (call) sebelum jatuh tempo.

4. Nominal Yield

Adapun yang dimaksud dengan nominal yield obligasi atau dikenal dengan sebutan tingkat kupon (coupon rate) adalah penghasilan bunga kupon tahunan yang dibayarkan pada pemegang obligasi.
Yield ini digunakan untuk mengukur tingkat kupon. Tingkat kupon dinyatakan sebagai persentase nilai nominal.

5. Realized (Horizon) Yield

Sementara ukuran yield obligasi yang kerap digunakan berikutnya yaitu realized (horizon) yield. Ini digunakan untuk mengukur tingkat return yang diharapkan untuk obligasi yang akan dijual sebelum jatuh tempo.
Yield ini dihitung dengan menggunakan asumsi tingkat reinvestasi dan harga jual obligasi.
(SA)