Konten dari Pengguna

Penyusutan Metode Garis Lurus: Definisi, Rumus, dan Cara Menghitungnya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
27 Juli 2022 14:57 WIB
·
waktu baca 6 menit
clock
Diperbarui 26 Juni 2023 15:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menghitung penyusutan dengan metode garis lurus. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menghitung penyusutan dengan metode garis lurus. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Dalam akuntansi, metode garis lurus merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menghitung penyusutan suatu nilai dari sebuah aset. Biasanya, metode ini dipakai untuk mengetahui besaran nilai aset yang telah digunakan setelah kurun waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, terdapat metode lain yang dapat digunakan untuk mengetahui penyusutan. Akan tetapi, metode yang paling umum digunakan adalah metode penyusutan garis lurus.
Metode ini termasuk untuk menyusutkan aktiva fungsional seperti bangunan dan beberapa aktiva sejenisnya. Untuk memahami lebih lanjut, simak uraian mengenai penyusutan metode garis lurus dalam pemaparan berikut ini.

Apa yang Dimaksud dengan Penyusutan?

Ilustrasi menghitung penyusutan. Foto: Pexels
Sebelum membahas tentang metode garis lurus, akan lebih baik jika Anda memahami pengertian penyusutan terlebih dahulu.
Mengutip buku Matematika SMK 2: Kelompok Bisnis dan Manajemen oleh Syamsuddin, penyusutan atau depresiasi adalah penurunan nilai atau daya guna dari suatu aktiva tetap berwujud.
Contoh aktiva tetap berwujud adalah gedung, mesin, peralatan, hingga kendaraan yang harus dialokasikan biayanya pada setiap periode pembiayaan suatu perusahaan.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, ada tiga faktor yang menentukan beban penyusutan, yaitu:

Harga Beli Aktiva

Faktor yang satu ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva sampai aktiva tersebut siap beroperasi.

Umur Manfaat atau Ekonomi

Faktor umur manfaat atau ekonomi erat kaitannya dengan usia aktiva tetap yang dapat beroperasi secara normal.

Nilai Sisa atau Residu

Faktor ketiga berkaitan dengan nilai taksir dari penjualan aktiva yang melewati masa pakainya. Hal itu karena aktiva tak mampu lagi menghasilkan produk secara normal dari segi kualitas maupun kuantitas perusahaan.
Seperti yang disinggung sebelumnya, terdapat beberapa metode untuk mengetahui penyusutan. Salah satunya, yakni metode garis lurus.

Metode Garis Lurus Itu Apa?

Ilustrasi menghitung nilai penyusutan. Foto: Unsplash
Berbicara tentang penyusutan, tak dapat dipisahkan dengan metode garis lurus. Sebab, metode yang satu ini kerap digunakan untuk menghitung depresiasi aktiva tetap.
ADVERTISEMENT
Dalam buku Akuntansi Keuangan Daerah oleh Abdul Halim, metode garis lurus atau straight line method menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap.
Sementara itu, dalam buku Matematika SMK 2: Kelompok Bisnis dan Manajemen menyebutkan bahwa metode garis lurus dapat dipahami sebagai metode persentase tetap dari harga beli. Inilah mengapa metode garis lurus memiliki besar penyusutan yang sama tiap tahunnya.
Dihimpun dari buku Akuntansi Keuangan Dasar 1 oleh Wibowo dan Abubakar Arif, metode garis lurus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Apa Rumus Penyusutan Metode Garis Lurus?

Ilustrasi menghitung rumus penyusutan metode garis lurus. Foto: Pexels
Menurut sumber yang sama, rumus penyusutan metode garis lurus per periode dapat dituliskan sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Penyusutan menggunakan metode garis lurus juga dapat diketahui dengan persentase. Adapun rumusnya, yaitu:
Selain dua rumus di atas, penyusutan menggunakan metode garis lurus dapat diketahui dengan rumus berikut:

Contoh Soal Penyusutan Metode Garis Lurus

Agar lebih menambah pemahamanmu mengenai rumus penyusutan dengan metode garis lurus, simak contoh soal berikut:
Dengan demikian, nilai penyusutannya dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Dengan demikian, nilai penyusutan peralatan di atas sebesar Rp4.000.000.

Cara Menghitung Penyusutan Metode Garis Lurus

Ilustrasi menghitung penyusutan dengan metode garis lurus. Foto: Pexels
Dikutip dari Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI Jilid 2 oleh Alam S. (2007: 234), untuk menghitung penyusutan dengan metode garis lurus, ada tiga faktor yang menentukan besarnya penyusutan, yaitu harga perolehan, nilai residu aktiva, dan usia ekonomis. Berikut penjelasannya:
ADVERTISEMENT

Harga Perolehan atau Acquisition Cost

Harga perolehan adalah harga beli ditambah dengan semua biaya-biaya yang dikeluarkan sampai dengan suatu aktiva tetap siap digunakan oleh perusahaan.
Dalam menghitung penyusutan, harga perolehan meliputi harga faktur aktiva, beban angkut, beban pemasangan, bea impor, komisi perantara, dan sebagainya.
Adapun aktiva tetap adalah sesuatu yang dibeli dengan tujuan untuk dipergunakan secara aktif di dalam operasional perusahaan dalam rangka mencari laba dan memberikan masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Berdasarkan wujud fisiknya, aktiva tetap dibedakan menjadi dua macam, yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud.
Contoh aktiva tetap berwujud adalah tanah, gedung, mesin, kendaraan, dan lainnya, sedangkan contoh aktiva tetap tidak berwujud yaitu paten, trade mark, copyright, franchise, dan goodwill.
ADVERTISEMENT

Nilai Residu atau Salvage Value

Nilai residu adalah nilai sisa yang diperkirakan masih melekat dalam suatu aktiva tetap tertentu pada akhir masa pakainya (setelah masa manfaatnya habis). Dengan kata lain, nilai residu merupakan estimasi nilai sisa suatu aktiva ketika tidak bisa dipakai lagi.
Besarnya estimasi nilai residu sangat bergantung pada kebijakan manajemen mengenai penghentian aktiva tetap dan tergantung pada kondisi pasar serta faktor lainnya.
Apabila perusahaan menggunakan asetnya hingga secara fisik benar-benar usang dan tidak dapat memberi manfaat lagi, aset tersebut dapat dikatakan tidak memiliki nilai residu.
Namun, jika perusahaan mengganti asetnya setelah periode penggunaan yang relatif singkat, maka besarnya nilai residu (yang tercermin oleh harga jualnya) secara relatif akan tinggi.
ADVERTISEMENT

Usia Ekonomis atau Estimated Economic Life

Umur ekonomis adalah umur atau jangka waktu kemampuan penggunaan suatu aset tetap yang secara ekonomis dianggap menguntungkan. Secara sederhana, umur ekonomis ialah jangka waktu pemanfaatan aset secara ekonomis.
Sebagai contoh, suatu mesin yang secara teknis berumur 5 tahun, tetapi pada tahun ketiga mesin tersebut sudah ketinggalan zaman, sehingga manfaat ekonomisnya berkurang. Maka, umur ekonomis dari mesin tersebut adalah 3 tahun.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Garis Lurus

Ilustrasi menghitung penyusutan. Foto: Pexels.com
Setiap metode penyusutan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, termasuk metode garis lurus. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan metode garis lurus dalam perhitungan penyusutan.

Kelebihan Metode Garis Lurus

Dikutip dari Akuntansi Keuangan Dasar Jilid 1 oleh Ferdila, dkk., (2021: 67), kelebihan metode garis lurus adalah perhitungannya mudah. Metode ini cocok digunakan pada aset tetap yang pola penggunaannya relatif sama dari periode ke periode.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, aset tetap yang cocok dihitung dengan metode garis lurus adalah barang-barang di gedung perkantoran, seperti meja, kursi, lemari arsip kantor, dan mesin pendingin ruangan.

Kekurangan Metode Garis Lurus

Metode garis lurus memang paling banyak digunakan karena perhitungannya lebih mudah, tetapi terdapat kelemahan dari penggunaan metode ini.
Berdasarkan buku Akuntansi Keuangan Menengah oleh Dhaniel Syam, dkk., (2022: 231), kekurangan metode garis lurus adalah beban penyusutan yang dicatat selalu tetap, padahal semakin lama suatu aset kemampuannya akan berkurang.
Jadi, umur ekonomis dianggap sama dengan umur manfaat serta biaya pemeliharaan aset dianggap sama tiap periodenya. Padahal, kemampuan suatu aset akan semakin berkurang di setiap periode, sehingga biaya pemeliharannya juga semakin tinggi.
(ANM & SFR)
ADVERTISEMENT