Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Perbedaan Mentoring, Coaching, Konseling, Training, dan Fasilitasi
21 Oktober 2024 11:22 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam bidang pengembangan diri dan profesional, terdapat berbagai metode yang digunakan untuk membantu individu atau kelompok mencapai tujuan mereka. Beberapa metode yang sering digunakan adalah mentoring, coaching, konseling, training, dan fasilitasi.
ADVERTISEMENT
Meskipun kelima istilah ini terdengar serupa, masing-masing memiliki pendekatan, tujuan, dan proses yang berbeda. Dengan memahami perbedaan mentoring, coaching, konseling, training, dan fasilitasi, hal ini dapat membantu individu dalam memilih metode yang paling tepat untuk kebutuhan pengembangan diri.
Perbedaan Mentoring, Coaching, Konseling, Training, dan Fasilitasi
Berdasarkan informasi yang telah dirangkum dari berbagai sumber, berikut perbedaan mentoring, coaching, konseling, training, dan fasilitasi.
1. Mentoring
Dikutip dari buku Kompetensi Interpersonal dalam Organisasi oleh Kaswan, mentoring adalah hubungan interpersonal antara mentor (seseorang yang lebih berpengalaman) dan mentee (seseorang yang ingin belajar).
Tujuan dari mentoring adalah memberikan panduan, nasihat, dan bimbingan untuk pengembangan karier atau pribadi mentee berdasarkan pengalaman langsung mentor.
Dalam hubungan mentoring, mentor berperan sebagai panutan atau sumber inspirasi yang membantu mentee untuk tumbuh dan berkembang.
ADVERTISEMENT
2. Coaching
Menurut buku Leadership Coaching karya Dr. Susy Setiawati, M.Pd., coaching adalah proses yang berfokus pada pencapaian tujuan tertentu melalui bimbingan dan dorongan dari seorang coach.
Berbeda dengan mentoring, seorang coach umumnya tidak perlu memiliki pengalaman di bidang yang sama dengan orang yang mereka bantu.
Itu karena coaching lebih berfokus pada pengembangan keterampilan, strategi , dan penyelesaian masalah untuk membantu seseorang mencapai tujuannya dengan cara yang efektif.
3. Konseling
Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konseling adalah pemberian bimbingan oleh yang ahli pada seseorang dengan menggunakan metode psikologis dan sebagainya.
Konseling juga bisa berarti pemberian bantuan oleh konselor ke konseli sedemikian rupa sehingga pemahaman terhadap kemampuan diri sendiri meningkat dalam mengatasi berbagai masalah.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Dasar-dasar Konseling oleh Drs Abu Bakar M. Luddin, di dunia profesional, konseling dibutuhkan bagi perkembangan mental dan kecerdasan emosional seseorang agar bisa bekerja dengan baik.
4. Training
Berdasarkan informasi dalam buku Manajemen Pelatihan karangan June Kuncoro Hadiningrat, dkk, training atau pelatihan adalah pembelajaran terstruktur untuk meningkatkan keterampilan atau pengetahuan dalam bidang tertentu.
Dalam pelatihan, seorang trainer atau pelatih memberikan informasi yang spesifik untuk meningkatkan kompetensi individu atau kelompok dalam bidang tertentu, misalnya, keterampilan teknis, komunikasi, atau manajemen waktu.
5. Fasilitasi
Session Lab menyebutkan bahwa fasilitasi adalah keterampilan membimbing suatu kelompok melalui proses partisipatif yang membuat mereka lebih mudah mencapai tujuan.
Fasilitasi biasanya melibatkan "pemandu" yang disebut sebagai fasilitator. Pemandu ini tidak memberikan jawaban atau solusi, melainkan membantu kelompok untuk berdiskusi, bekerja sama, dan menemukan solusi untuk mencapai tujuan secara mandiri.
ADVERTISEMENT
Dalam lokakarya semacam ini, seorang fasilitator siap membantu setiap individu dalam kelompok untuk berkontribusi dan menemukan solusi hingga mereka secara efisien melakukan suatu tindakan.
(NDA)