Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Price Earning Ratio: Pengertian, Rumus, dan Faktor yang Memengaruhinya
8 November 2024 15:42 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Price Earning Ratio (PER) adalah rasio yang mengukur hubungan antara harga saham perusahaan (Price) dengan laba bersih per saham (Earnings Per Share atau EPS).
ADVERTISEMENT
PER membantu investor memahami seberapa besar harga saham suatu perusahaan. PER menunjukkan laba per saham yang harus dibayar investor untuk memiliki saham tersebut.
Rasio ini biasanya digunakan oleh investor untuk menilai valuasi saham suatu perusahaan , apakah saham tersebut dianggap mahal, wajar, atau murah.
PER sangat populer dalam analisis fundamental karena memberikan pandangan awal tentang ekspektasi pasar terhadap pertumbuhan laba perusahaan di masa depan.
Rumus Price Earning Ratio
Merujuk Corporate Finance Institute (CFI), investor bisa menghitung Price Earning Ratio atau PER dengan menggunakan rumus berikut.
Price Earning Ratio (PER) = Harga Saham (Price) / Laba Bersih per Saham (EPS)
Keterangan:
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, jika harga saham perusahaan saat ini adalah Rp10.000 dan EPS-nya adalah Rp500, PER-nya adalah.
Artinya, investor membayar 20 kali laba bersih per saham untuk memiliki saham tersebut.
Faktor yang Memengaruhi Price Earning Ratio
Mondra Neldi, dkk. menerangkan dalam bukunya yang bertajuk Nilai Perusahaan: Price Earning Ratio (PER), berikut beberapa faktor yang dapat memengaruhi nilai PER suatu saham.
1. Prospek Pertumbuhan Perusahaan
Perusahaan dengan prospek pertumbuhan yang baik cenderung memiliki PER lebih tinggi karena investor siap membayar lebih untuk potensi laba di masa depan.
ADVERTISEMENT
2. Stabilitas Laba
Perusahaan dengan pendapatan dan laba yang stabil biasanya memiliki PER yang lebih rendah dibandingkan perusahaan dengan pendapatan fluktuatif, karena stabilitas ini mengurangi risiko bagi investor.
3. Sektor Industri
PER juga dipengaruhi oleh industri tempat perusahaan beroperasi. Misalnya, perusahaan teknologi cenderung memiliki PER yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan di industri komoditas karena potensi pertumbuhan teknologi yang lebih besar.
4. Kondisi Ekonomi Makro
PER secara umum akan naik atau turun berdasarkan kondisi ekonomi. Pada saat kondisi ekonomi stabil dan investor optimis, PER cenderung tinggi, dan sebaliknya.
(NDA)