Saham Biasa : Pengertian, Jenis, dan Hak yang Dimiliki

Ilustrasi saham biasa adalah. Foto: Pexels

Saham biasa adalah salah satu jenis saham yang umum dikenal publik dalam pasar modal. Pemegang saham biasa diberikan hak untuk mengelola perusahan atau ikut serta menentukan berbagai kebijakan perusahaan.

Untuk memahami apa itu saham biasa, jenis-jenis, dan hak yang dimiliki pemegang saham, simak uraian selengkapnya berikut ini.

Apa Itu Saham Biasa?

Ilustrasi pengertian saham biasa. Foto: Pexels

Saham biasa (common stock) merupakan saham yang menunjukkan kepemilikan perusahaan.

Dalam buku Portofolio dan Analisis Investasi Pendekatan Modul Edisi 2 (2022) oleh Prof. Jogiyanto Hartono, Ph.D., MBA, CA, saham biasa ini disebut juga dengan nama sekuritas ekuitas (equity security).

Sebagai pemilik perusahaan, pemegang biasa mempunyai hak memilih direksi perusahaan dan mempunyai hak veto dari keputusan-keputusan perusahaan. Pemegang saham yang memiliki jumlah saham biasa yang besar, maka berarti mempunyai hak memilih dan veto yang besar pula.

Mengutip dari buku Pasar Modal Manajemen Portofolio dan Investasi oleh Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, MBA, CWM, CSA, pemegang saham biasa memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.

Apabila perusahan menghasilkan laba, maka sebagian atau seluruh laba diberikan kepada pemegang saham sebagai dividen.

Jika terjadi likuidasi, hak pembayaran kepada pemegang saham biasa akan dibayarkan paling akhir dibandingkan pemegang saham preferen dan obligasi.

Baca Juga: Capital Gain: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Jenis-jenis Saham Biasa

Ilustrasi jenis-jenis saham biasa. Foto: Pexels

Dalam buku Teori Portofolio dan Pasar Modal Indonesia (2020) oleh Dr. Sri Handini, M.M , Dra. Erwin Dyah Astawinetu, MM, saham biasa memiliki beberapa jenis yaitu.

1. Blue Chip-Stock (Saham Unggulan)

Jenis saham ini adalah saham dari perusahan yang dikenal secara nasional dan memiliki sejarah labam pertumbuhan, dan manajemen yang berkualitas.

2. Growth Stock

Growth stock yaitu saham-saham yang diharapkan memberikan pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari rata-rata saham-saham yang lain.

3. Defensive Stock

Saham-saham defensif atau defensive stock adalah saham yang cenderung lebih stabil dalam masa resesi atau perekonomian yang tidak menentu berkaitan dengan deviden, pendapatan, dan kinerja pasar.

Contoh perusahaan yang masuk kategori ini biasanya perusahaan yang memiliki produk yang dibutuhkan oleh publik. Misalnya perusahaan yang berada di kategori food and beverage yaitu produk gula, beras, minyak makan, garam, dan sejenisnya.

4. Cyclical Stock

Perusahaan yang menerbitkan saham jenis ini dengan mudah memengaruhi tren ekonomi secara umum.

Nilai dari cyclical stock cenderung untuk turun selama masa resesi dan meningkat selama boom ekonomi (economic booms). Contohnya adalah perusahaan otomotif, alat berat, dan developer rumah.

Sebaliknya, saham non siklis seperti perusahaan yang memproduksi barang-barang kebutuhan umum yang tidak akan terpengaruh dengan kondisi ekonomi, misalnya makanan dan obat-obatan.

5. Speculative Stock

Sementara itu, speculative stock adalah saham yang kondisinya memiliki tingkat spekulasi yang tinggi, yang memungkinkan tingkat pengembalian hasilnya rendah atau negatif.

Saham jenis ini biasanya dipakai untuk membeli saham pada perusahaan pengeboran minyak.

6. Income Stocks

Saham jenis ini, memberikan dividen dalam nilai yang relatif besar namun tidak teratur. Adanya income stocks dapat digunakan sebagai sarana untuk menghasilkan pendapatan tanpa menjual saham.

7. Seasonal Stock

Salah satu jenis saham biasa lainnya adalah seasonal stock. Jenis saham dikeluarkan oleh perusahaan yang penjualannya bervariasi karena dampak musiman, misalnya karena cuaca dan liburan.

Hak Pemegang Saham Biasa

Ilustrasi hak pemegang saham biasa. Foto: Unsplash

Sebagai pemilik saham biasa, terdapat beberapa hak yang bisa diperoleh antara lain:

(SA)