Stankovic Sebut Juventus Tak Bisa Raih Treble Seperti Inter Milan

Konten dari Pengguna
6 April 2020 14:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dejan Stankovic mengangkat trofi Liga Champions 2009/10. Foto: AFP/Pierre-Philippe Marcou
zoom-in-whitePerbesar
Dejan Stankovic mengangkat trofi Liga Champions 2009/10. Foto: AFP/Pierre-Philippe Marcou
ADVERTISEMENT
Mantan pemain Inter Milan, Dejan Stankovic, menyebut Juventus tak bisa meraih treble meski sudah menggelontorkan dana besar. Adapun gelandang asal Serbia tersebut juga mengenang masa-masa memenangkan treble bersama I Nerazzurri.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui, kala itu Inter yang dilatih Jose Mourinho berhasil memenangi treble. Stankovic dan kolega sukses menang 2-0 atas Bayern Muenchen di babak final Liga Champions, mengangkat tiga gelar bersama Serie A dan Coppa Italia di musim itu.
Mengutip dari Football Italia, eks gelandang Inter tersebut mengatakan kepada Sky Sport Italia bahwa mereka berhasil mencatatkan sejarah. Capaian tersebut baginya luar biasa, mengingat Juventus yang sudah menggelontorkan dana besar tak kunjung menirunya.
Juventus di laga terakhir musim 2018/19. Foto: AFP/Marco Bertorello.
“Kami mencatatkan sejarah dengan tim Inter tersebut. Seiring waktu kami menyadari apa yang kami raih, itu benar-benar luar biasa. Sebagai contoh, Juventus tak kunjung melakukannya, bahkan setelah berinvestasi segitu banyak uang,” ungkap Stankovic.
Kesuksesan tersebut, bagi Stankovic, tak lari dari kontribusi dari pemilik Inter kala itu, Massimo Moratti dan keluarganya. Bagi gelandang yang terkenal dengan tendangan jarak jauhnya tersebut, musim kedua Mourinho juga punya peran penting.
ADVERTISEMENT
“Era dimulai dan berakhir. Saya hanya bisa berterima kasih kepada Massimo Moratti dan keluarganya dengan apa yang mereka beri kepada kami. Tahun kedua Mourinho juga penting, pemilihan pemain, sistem, dan karakter kami punya itu,” ujar Stankovic.
Dejan Stankovic merayakan gol spektakuler ke gawang Schalke. Foto: AFP/Giuseppe Cacace
Kala itu, Stankovic menyebut skuad Inter memang berambisi memenangkan segalanya. Kemenangan kontra Dynamo Kiev di fase grup kemudian jadi pemantik semangat tim yang bermarkas di Giuseppe Meazza tersebut.
“Kami mengalahkan Chelsea, kemudian di dua bulan terakhir cuma ada 13-14 pemain yang tersedia. Satu-satunya yang ada dalam pikiran adalah mencapai 22 Mei (final) dan menciptakan sejarah,” ungkap Stankovic.
Pada akhirnya Inter benar-benar masuk final setelah secara mengejutkan menumbangkan Barcelona di semifinal. Kala itu, di partai pamungkas yang berakhir 2-0 untuk klub berjuluk La Beneamata itu, Stankovic masuk menggantikan Cristian Chivu.
ADVERTISEMENT
“Kami hancur berkeping-keping di 45 hari terakhir, tapi Mourinho mengeluarkan sesuatu yang lebih dalam diri kami,” sebut pemain yang mendapat 14 kartu kuning di Liga Champions pada musim itu. (bob)