Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
10 Hukum Geologi yang Terkait dengan Batuan Pembentuk Bumi
18 April 2024 12:46 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu materi dalam ilmu Geologi adalah membahas tentang batuan yang menjadi unsur pembentuk bumi. Terdapat setidaknya 10 hukum Geologi yang dapat menjadi acuan untuk memahami batuan lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Hukum-hukum ini bisa membantu ahli untuk memperkirakan usia batuan dan mengidentifikasi peristiwa-peristiwa alam di masa lalu. Lebih jauh, hukum ini juga dapat membantu ahli untuk mengetahui usia spesies-spesies hewan yang telah punah.
Geologi sendiri bukanlah ilmu yang hanya membahas tentang batuan. Ruang lingkup keilmuan ini sangat luas karena objek kajiannya mulai dari benda yang paling kecil di muka bumi, yaitu atom hingga hal-hal yang besar seperti benua dan samudra.
Memahami 10 Hukum Geologi
Merangkum dari laman Time Scavengers dan National Park Service, berikut ini uraian 10 hukum Geologi yang secara umum digunakan sebagai acuan untuk menentukan bagaimana batuan terbentuk dan berkembang seiring waktu.
1. Uniformitarianisme
Mengutip buku 25 Gagasan Besar Sains yang Mengubah Dunia karya Robert Matthews, Uniformitarianisme merupakan pandangan terkait riwayat bumi yang dikemukakan ahli Geologi asal Skotlandia pada abad ke-17, yakni James Hutton. Ia berpendapat bahwa fenomena seperti erosi dan vulkanisme yang kita lihat saat ini telah menjadi bagian dari proses terbentuknya bumi di masa lampau. Artinya, bumi selalu berubah dari waktu ke waktu.
ADVERTISEMENT
2. Superposisi
Hukum Superposisi menyatakan bahwa lapisan batuan yang berada di bagian atas biasanya lebih muda dibandingkan dengan lapisan batuan di bawahnya. Dengan memahami hukum ini, ahli jadi bisa membuat pernyataan umum tentang umur satuan batuan.
Ilmuwan asal Denmark, Nicolaus Steno mengemukakan bahwa hukum Superposisi ini tidak hanya berlaku untuk batuan sedimen, tapi juga material lain di permukaan bumi, seperti aliran lava dan lapisan abu hasil letusan gunung berapi.
3. Horizontalitas
Hukum Horizontalitas memandang bahwa semua lapisan batuan pada awalnya terbentuk (diendapkan) secara horizontal, setelah itu mengalami perubahan atau pergeseran (deformasi). Hal ini memungkinkan ahli untuk menyimpulkan bahwa pasti telah terjadi sesuatu pada bebatuan tersebut sehingga bentuknya menjadi miring, seperti gempa bumi dan patahan.
ADVERTISEMENT
4. Lateral Continuity
Hukum ini menunjukkan bahwa semua lapisan sedimen diendapkan secara berkesinambungan (continuity) dan mungkin terpecah atau tergeser oleh peristiwa-peristiwa tertentu. Misalnya, aliran sungai mengikis sebagian lapisan batuan, atau terjadi patahan (sesar) yang menyebabkan perpindahan batuan.
5. Unconformity
Secara sederhana, hukum Unconformity menunjukkan kesenjangan (data yang hilang) dalam rekaman atau riwayat 'kehidupan' batuan. Kesenjangan terjadi karena berbagai proses, seperti erosi, deformasi, atau perubahan permukaan laut.
6. Faunal Succession
Hukum ini dapat menunjukkan bahwa terdapat suatu spesies hewan di suatu wilayah yang kemudian punah. Periode waktu kehidupan spesies itu dapat diidentifikasi berdasarkan jenis fosil yang tertinggal dalam batuan.
Fosil yang usianya paling tua akan dikategorikan sebagai 'datum kemunculan pertama' spesies tersebut. Sementara usia fosil termuda disebut sebagai 'datum kemunculan terakhir' yang menandakan kepunahan spesiesnya.
ADVERTISEMENT
7. Cross Cutting Relationship
Pengamatan James Hutton terkait Uniformitarianisme juga menjadi dasar bagi hukum Geologi lainnya, termasuk Cross Cutting Relationship. Hukum ini membantu ahli memahami waktu terjadinya suatu peristiwa di bumi pada masa lalu.
Misalnya, saaat melihat patahan, kita mengetahui bahwa lapisan batuan tersebut terlibat dalam pergerakan sesar. Kita juga dapat menentukan lapisan batuan mana yang miring dan hubungannya dengan batuan yang tidak miring.
8. Component
Konsep hukum Component sangat sederhana. Jika seseorang menemukan suatu batuan kecil di dalam batuan yang lebih besar, pasti batu-batu kecil itu sudah ada sebelum batu besar tercipta.
9. Angular Unconformities
Hukum ini menyatakan bahwa lapisan batuan lebih tua yang akan miring dan terkikis apabila terjadi erosi. Sedangkan lapisan batuan yang lebih muda akan diendapkan. Proses ini biasanya terjadi pada peristiwa terbentuknya gunung.
ADVERTISEMENT
10. Strata Identified by Fossils
Seorang insinyur bernama William Smith (1769–1839) menemukan bahwa strata batuan dapat diidentifikasi melalui fosil yang ditemukan di dalamnya. Prinsip ini berlaku sebelum hukum Faunal Succession dikenal luas dan akhirnya menjadi pemersatu berbagai kajian kategori strata batuan.
Baca Juga: Mengenal 3 Jenis Sesar dalam Geologi
(DEL)