Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
10 Muwashofat Tarbiyah yang Harus Dimiliki Setiap Muslim
12 Oktober 2021 16:00 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 11 Juli 2022 13:30 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Agar dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat, umat Muslim hendaknya menjadikan Alquran dan hadits sebagai pijakan dalam bertingkah laku. Sebab, akhlak adalah bagian terpenting dalam ajaran Islam yang bisa menuntun seseorang ke dalam surga.
ADVERTISEMENT
Akhlak Muslim yang dikehendaki Alquran dan sunnah adalah akhlak yang shaleh dan senantiasa diwarnai dengan nilai-nilai kebaikan. Namun, persepsinya di kalangan masyarakat sangat beragam, tergantung pada sudut pandangnya.
Karena perbedaan persepsi tersebut, harus ditetapkan standar khusus yang dapat mencirikan pribadi seorang Muslim di mata masyarakat. Islam mengenalnya dengan istilah Muwashofat Tarbiyah. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang Muwashofat Tarbiyah yang bisa Anda simak.
10 Muwashofat Tarbiyah dalam Islam
Mengutip buku Kumpulan Buletin Jumat Masjid Baiturrahman oleh Hendra Suhendra, dkk., setidaknya ada 10 Muwashofat Tarbiyah yang harus ada pada diri seorang Muslim. Apa saja?
1. Salimul Aqidah (akidah yang bersih)
Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada diri seorang muslim. Dengan itu, seseorang akan memiliki ikatan yang kuat dengan Allah Swt. Sehingga, dia akan senantiasa berada di jalan-Nya dan enggan menyimpang dari-Nya.
ADVERTISEMENT
2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Ibadah yang benar merupakan salah satu perintah Rasul SAW yang sangat penting. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda: 'shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.'
Dari ungkapan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam melaksanakan ibadah, seseorang haruslah merujuk kepada sunnah Rasulullah SAW. Tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan di dalamnya.
3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)
Akhlak yang kokoh merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap Muslim, baik dalam hubungannya dengan Allah maupun dengan makhluk-Nya. Melalui akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat.
4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)
Kekuatan jasmani merujuk pada seorang Muslim yang memiliki daya tahan tubuh baik dalam melaksanakan ajaran Islam. Sehingga, ibadahya pun menjadi optimal dan fisiknya menjadi kuat.
ADVERTISEMENT
Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang kuat. Sehingga, seorang Muslim dianjurkan memiliki qowiyyul jismi sebagai kepribadiannya.
5. Mutsaqqoful Fikri (Kecerdasan dalam berpikir)
Mengutip buku What Is Next: Being Success with Islam oleh Mukhamad Yusuf, kecerdasan yang dimaksud adalah peran akal yang digunakan seorang Muslim, di mana setiap aktivitas mereka selalu melibatkan Allah Swt. Sehingga, mereka lebih terarah dan memiliki pola pikir yang Islami.
6. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu)
Poin ini penting dimiliki oleh setiap Muslim. Sebab Allah Swt dan Rasul-Nya telah memerintahkannya. Nilai ini harus ada pada diri mereka dan senantiasa menjadi bahan evalusi agar tidak berujung pada kelalaian.
7. Munazhzhamun fi Syu’unihi (teratur dalam suatu urusan)
ADVERTISEMENT
Munzhzhamun fi syuunihi termasuk kepribadian seorang Muslim yang ditekankan dalam Alquran dan hadits. Oleh karena itu, dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah, harus diselesaikan dengan baik.
Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan baginya menyelesaikan urusan tersebut dengan baik. Sehingga, Allah pun menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu urusan yang dikerjakan secara profesional akan mendatangkan keberkahan Allah Swt.
8. Qodirun ‘alal Kasbi (mandiri)
Memiliki kemampuan usaha sendiri atau mandiri merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang Muslim. Sebab, mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilakukan jika seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi dan finansial.
9. Naafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)
ADVERTISEMENT
Bermanfaat bagi orang lain merupakan sebuah tuntutan kepada setiap Muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja bernilai baik sehingga di manapun dia berada, orang di sekitarnya bisa merasakan keberadaannya.
10. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Seorang Muslim yang baik selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ibadah yang benar. Ibadah tersebut di antaranya shalat tepat waktu, mengerjakan shalat sunah, dan bersedekah. Tidak lupa juga melantunkan sholawat, dzikir dan doa sebagai amalan hariannya.
(MSD)