Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
2 Kultum Singkat tentang Bersyukur yang Bisa Dijadikan Referensi
11 Maret 2025 18:30 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kultum atau kuliah tujuh menit merupakan ceramah singkat yang biasa disampaikan di bulan Ramadan. Ceramah ini bertujuan untuk memberikan nasihat serta motivasi spiritual kepada jemaah.
ADVERTISEMENT
Dalam penyampaiannya, ada banyak tema yang bisa diangkat, salah satunya yaitu kultum singkat tentang bersyukur. Melalui kultum ini, ustaz bisa menjelaskan hakikat bersyukur yang bukan sekadar ungkapan terima kasih, melainkan juga wujud ketaatan dan cara mendekatkan diri kepada Allah.
Dengan memahami maknanya, jemaah diharapkan bisa menerima setiap ketetapan Allah dengan lapang dada. Kultum biasanya disampaikan pada waktu-waktu tertentu, seperti selepas salat Subuh, sebelum berbuka puasa, atau setelah salat tarawih.
Jika sedang mencari inspirasi kultum singkat tentang bersyukur, artikel berikut akan menyajikan contoh lengkapnya untuk Anda. Simak di sini!
Contoh Kultum Singkat tentang Bersyukur
Kultum bisa menjadi metode dakwah yang efektif untuk menyampaikan pesan kebaikan kepada umat Muslim , termasuk tentang pentingnya bersyukur. Berikut beberapa contoh kultum singkat tentang bersyukur yang bisa dijadikan referensi:
ADVERTISEMENT
1. Kultum tentang Pandai Bersyukur dan Ikhlas
Assalamualaikum Wr. Wb.
Kaum muslimin rahimakumullah
Nikmat Allah SWT yang diberikan kepada kita sangatlah berlimpah. Bahkan, terkadang tanpa kita pinta, Allah tetap menganugerahkan nikmat yang sangat banyak.
Mulai dari nikmat sehat, nikmat pancaindera, nikmat akal, nikmat Islam, dan masih banyak lagi. Maka dari itu, tidak ada yang lebih patut untuk dilakukan selain bersyukur atas limpahan rahman dan rahim-Nya.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS An Nahl: 18).
Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT
Secara bahasa syukur adalah pujian kepada yang telah berbuat baik atas apa yang dilakukan kepadanya. Syukur merupakan kebalikan dari kufur.
ADVERTISEMENT
Sementara menurut istilah, syukur adalah penggunaan seluruh nikmat Allah Swt. oleh seorang hamba, baik dalam bentuk pendengaran, penglihatan, hati, maupun yang lainnya, sesuai dengan tujuan penciptanya.
Rasullullah SAW adalah manusia yang pandai bersyukur.
Suatu ketika, beliau pernah ditanya Bilal, "Apakah yang menyebabkan baginda menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosa baginda, baik yang dahulu maupun yang akan datang?"
Rasul menjawab, "Tidakkah engkau suka aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?"
Oleh karena itu, memang kita mesti siap dalam setiap kondisi ketika bersyukur. Umar bin al-Khaththab pernah berujar, "Kalaulah sabar dan syukur itu ibarat dua ekor unta, maka aku tidak peduli unta mana yang aku kendarai."
Itulah kultum singkat tentang bersyukur. Semoga bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Sumber: Kumpulan Kultum Ramadhan: Berkaca pada Jiwa 2 oleh Prito Windiarto dan Taupiq Hidayat
2. Kultum tentang Antara Kualitas dan Kuantitas Rezeki
Assalamualaikum Wr. Wb.
Maasyiral Muslimin Hafidzakumullah
Sebuah keniscayaan bagi kita untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan dan rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat yang tak bisa kita hitung satu persatu.
Perlu kita sadari bahwa nikmat dari Allah ini bukan hanya dalam bentuk materi saja. Nikmat kesehatan, kesempatan, Islam dan iman lebih berharga dari sekedar nikmat materi yang kita miliki.
Bayangkan, bagaimana rasanya jika harta banyak namun tidak bisa menikmatinya karena sakit-sakitan. Bagaimana rasanya jika jabatan tinggi namun hati tidak merasa tenang.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, sebagai seorang makhluk, kita harus menyadari bahwa ada yang memiliki segalanya dari kita dan berhak atas segala perjalanan kehidupan kita di dunia ini yakni sang khalik, sang Pencipta, Allah SWT.
Maasyiral Muslimin Hafidzakumullah
Di era modern saat ini banyak manusia semakin menunjukkan sikap hedonis. Sebuah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia jika bisa mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.
Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup. Pandangan ini mengakibatkan manusia berusaha mencari kebahagiaan dengan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan berbagai daya upaya.
Cara-cara mendapatkan harta pun tidak mempedulikan norma-norma agama dan aturan yang ada. Halal haram tabrak saja yang penting harta banyak dan kebahagiaan bisa dirasa.
ADVERTISEMENT
Saat ini juga kita rasakan banyak manusia yang mementingkan kuantitas dari pada kualitas harta. Manusia modern mementingkan jumlah daripada berkah harta yang dimiliki.
Ini terlihat dari orientasi hidup dan prinsip manusia saat ini yang beranggapan bahwa hidup dan rezeki adalah matematika yakni satu tambah satu sama dengan dua.
Padahal rezeki dalam kehidupan ini tidak bisa dihitung dengan ilmu matematika. Dalam hidup terkadang 1+1 memang 2, namun bisa saja 1+1=11 atau 1+1 bisa jadi 0. Banyak yang bermodal besar tapi tidak mendapat untung besar dalam usaha. Sementara banyak yang usaha kecil tapi rezeki terus mengalir. Itu adalah rahasia Allah SWT.
Banyak kita lihat orang bekerja, pergi pagi pulang sore, peras keringat, banting tulang, sampai-sampai berani meninggalkan shalat dan ibadah wajib lainnya namun kehidupan ekonominya begitu-begitu saja.
ADVERTISEMENT
Sementara ada yang bekerja dengan biasa-biasa saja, bisa menjalankan ibadah dengan tenang, namun rezeki yang didapatnya terus mengalir dan berlipat ganda.
Ini menjadi renungan kita bersama bahwa Allah SWT telah memberikan rizki berupa harta kepada masing-masing manusia. Rezeki manusia tak akan tertukar dengan rezeki orang lain.
Yang terpenting dari kita adalah harus terus berusaha dengan baik seraya berdoa dan menyadari bahwa Allah telah membagi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki. Allah Ta’ala berfirman dalam surat Ali Imran ayat 37:
إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: "Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya tanpa batas."
Demikian kultum singkat tentang bersyukur, semoga kita senantiasa bisa menjadi hamba Allah SWT yang penuh syukur dan menerima semua yang telah digariskan-Nya.
ADVERTISEMENT
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Sumber: Kemenag
(NSF)