Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
3 Golongan Orang yang Ikhlas Beramal dalam Ajaran Islam
15 Januari 2021 16:24 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 16 April 2023 14:39 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk menjalankan amal ibadah yang ditujukan kepada Allah SWT. Namun, perlu diketahui juga bahwa Allah SWT tidak akan menerima amal ibadah seseorang yang dilakukan tanpa rasa ikhlas.
ADVERTISEMENT
Ikhlas artinya melaksanakan amal ibadah semata-mata demi mengharapkan ridho Allah SWT. Tanpa ikhlas, setiap amal ibadah yang dilakukan seseorang akan menjadi sia-sia.
Amal ibadah yang dilakukan seseorang juga akan dinilai Allah SWT berdasarkan keikhlasannya. Oleh karena itu, lakukanlah amal ibadah hanya untuk menjunjung tinggi perintah Allah, bukan dengan tujuan lain.
Hanya orang-orang ikhlas beramal yang akan mendapat keutamaan dan keberkahan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi:
"Tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (bekerja dengan ikhlas). Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu, yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan, di dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.” (Ash-Shaaffat: 40-43).
Ikhlas Beramal Menurut Islam
Salah seorang ulama bernama Syekh As-Syarqawi menyebutkan, ada tiga jenis atau golongan ikhlas beramal yang dilakukan manusia, yakni:
ADVERTISEMENT
1. Keikhlasan Ibad (Hamba Allah)
Ikhlas dalam hal ini adalah seseorang ingin menyelamatkan dirinya dari penyakit riya atau iri hati atas amal yang dilakukannya, baik yang terlihat maupun tidak terlihat.
Kelompok Ibad melakukan amalan semata-mata karena Allah. Mereka mengharapkan pahala serta dapat terselamatkan dari siksa api neraka.
Orang-orang yang termasuk ke dalam golongan keikhlasan Ibad selalu menjalankan amal ibadah tertentu untuk dapat meraih sesuatu yang mereka inginkan.
2. Keikhlasan Muhibbin (Pecinta Allah)
Dalam hal ini, seseorang beramal karena Allah dengan mengagungkan dan membesarkan nama-Nya. Itu karena Allah berhak atas keagungan dan kebesaran tersebut.
Kelompok ini beramal bukan untuk tujuan mendapatkan pahala dan keselamatan dari siksa api neraka. Namun sebagai bentuk kecintaannya terhadap Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Seorang sufi bernama Rabi‘ah Al-Adawiyah adalah salah satu dari kelompok Muhibbin. Ia mengatakan, "Aku tidak menyembah-Mu karena takut siksa neraka atau karena mengharapkan surga-Mu sehingga aku harus menasabkan ibadah padanya."
3. Keikhlasan Arifin (Ahli Makrifat)
Seseorang yang termasuk dalam golongan ini mampu menggerakkan dirinya untuk beramal sebagai bentuk kesaksian mereka atas keesaaan Allah. Mereka tidak melihat kekuatan dan daya untuk beramal pada dirinya sendiri.
Dalam cara pandang mereka, amalan yang mereka lakukan dapat terlaksana karena kekuatan Allah. Bukan kekuatan yang berasal dalam diri mereka sendiri.
(VIO)