Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
3 Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW yang Menginspirasi
15 Juni 2020 10:40 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21 sebagai berikut.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS Al Ahzab : 21).
Ada begitu banyak kisah inspiratif dari hidup Rasulullah SAW yang bisa diteladani umat muslim. Nah, berikut ini adalah 3 kisah pilihan yang bisa diteladani dan diambil pelajarannya.
Lemah Lembut
Nabi Muhammad SAW adalah seorang berhati mulia yang senantiasa lemah lembut pada sesama, bahkan pada seorang yang selalu menghinanya. Dikisahkan dalam sebuah cerita, suatu hari pernah ada seorang pengemis Yahudi buta yang menetap di sebuah pasar di Madinah.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya mengemis, ia juga selalu berseru sumpah serapah dan menghina nabi di hadapan orang-orang yang lewat di pasar tersebut. “Jangan dekati Muhammad! Jauhi dia! Jauhi dia! Dia orang gila. Dia itu penyihir. Jika kalian mendekatinya maka kalian akan terpengaruh olehnya.”
Pengemis itu hampir setiap hari ditemani oleh seorang di sisinya. Orang tersebut dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang menyuapinya. Mendengar hinaan tersebut, orang yang menyuapi si pengemis hanya terdiam dan terus menyuapinya makanan ke hingga habis.
Sampai suatu hari si pengemis buta Yahudi itu tidak lagi ditemani oleh orang yang biasa menyuapinya. Kemudian datanglah seorang yang lain dan menyuapinya.
Orang lain tersebut ialah Abu Bakar Ash Shiddiq sahabat Rasulullah SAW. Ketika mendengar sumpah serapah pengemis tersebut kepada nabi, hati dan kepala Abu Bakar mendidih mendengarnya, nahun ia menahan amarahnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian si pengemis berkata “Kau bukan orang yang biasa memberiku makanan,” hardik si pengemis buta.
“Aku orang yang biasa,” kata Abu Bakar.
“Tidak. Kau bukan orang yang biasa ke sini untuk memberiku makanan. Apabila dia yang datang, maka tak susah tangan ini memegang dan tak susah mulutku mengunyah. Dia selalu menghaluskan terlebih dahulu makanan yang akan disuapinya ke mulutku," sangkal si pengemis buta kepada Abu Bakar.
Mendengar perkataan pengemis buta tersebut, Abu Bakar tak kuasa membendung rasa harunya. Air matanya tumpah tak tertahankan, beliau menangis sampai terisak-isak.
“Memang benar, aku bukan orang yang biasa datang membawa makanan dan memberimu suapan atas makanan itu. Aku memang tidak bisa selemah lembut orang itu.”
ADVERTISEMENT
“Ketahuilah bahwa Aku adalah salah satu sahabat orang yang setiap hari menyuapimu tersebut. Orang yang dulu biasa ke sini dan memberimu makan dan menyuapimu telah wafat. Aku hanya ingin melanjutkan amalan yang ditinggalkan orang tersebut, karena Aku tidak ingin melewatkan satu pun amalannya setelah kepergiannya,” lanjut Abu Bakar.
Kemudian si pengemis buta tersebut terdiam sejenak dan bertanya siapa orang yang selama ini memberinya makan dan juga menyuapinya. Kemudian Abu Bakar menjawab, “Ketahuilah, bahwa Ia adalah Muhammad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang yang setiap hari kau hinakan dan kau rendahkan di depan orang banyak di pasar ini.”
Mendengarnya, si pengemis buta itu tertegun. Kemudian bibirnya bergetar dan air matanya tumpah membahasi pipinya yang mulai keriput.
ADVERTISEMENT
Si pengemis buta tersadar, betapa orang yang selama ini ia hinakan justru memperlakukannya dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Ia justru malah merasa lebih hina dari apapun yang ada di dunia ini.
“Selama ini aku telah menghinanya, memfitnahnya, bahkan saat Muhammad ada di sampingku sedang menyuapi aku. Tapi dia tidak pernah memarahiku. Dia malah dengan sabar melembutkan makanan yang di masukkan ke dalam mulutku. Dia begitu mulia.” Kata pengemis buta dalam tangisnya.
Seketika itu juga, pengemis Yahudi buta itu kemudian masuk Islam. Ia bersaksi di hadapan Abu Bakar Ash Shiddiq, mengucapkan dua kalimat syahadat ‘La ilaha illallah. Muhammadar Rasulullah.’ Si pengemis buta memilih memeluk Islam setelah cacian dan sumpah serapahnya kepada nabi Muhammad SAW dibalas dengan kasih sayang yang tulus.
Tidak Suka Menyimpan Uang
Nabi Muhammad SAW adalah seorang ahli sedekah yang tidak pernah tamak dan serakah pada harta. Bahkan ia hidup sederhana dan tidak suka menimbun harta atau uang di rumahnya.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana dikisahkan dalam kisah berikut. Saat kondisi kesehatan Rasulullah SAW semakin memburuk karena sakit yang beliau derita, Beliau bertanya pada Aisyah Ra tentang uang yang ia titipkan padanya sebelum ia sakit.
Beliau lupa pernah menitipkan uang dan teringat saat sakit. Rasul bertanya dengan suara parau, “Aisyah, dimana uang yang pernah kutitipkan padamu sebelum sakit?” tolong kau bagikan uang itu di jalan Allah. Karena aku akan malu bertemu Allah SWT yang dicintai,sedangkan dirumahnya masih ada timbunan dan simpanan uang.”
Dari kisah tersebut dapat terlihat betapa Rasulullah SAW adalah seorang yang rendah hati dan tuma'ninah. Meski sedang sakit dan hidup sederhana, Nabi Muhammad SAW tak pernah ingin menimbun harta atau memakannya hartanya sendiri. Ia senantiasa selalu berbagi dan mengingat orang lain.
Waspada dan Taat
Nabi Muhammad SAW adalah manusia di muka bumi yang paling taat kepada Allah SWT. Meski telah dijamin surga, beliau tetap khusu dalam beribadah dan takut pada Allah SWT. Beliau juga sangat berhati-hati dan waspada pada apa yang beliau lakukan, termasuk pada apa yang beliau makan dan minum.
ADVERTISEMENT
Pernah dikisahkan dalam sebuah cerita, pada suatu malam Aisyah RA mendapati Rasulullah SAW tidak bisa tidur dan hanya membolak-balik tubuhnya diatas ranjang penuh dengan kegelisahan.
Ia pun bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa tidak tidur semalaman?” Rasulullah lalu menjawab, “Hari ini aku menemukan sebuah kurma di tengah jalan, kemudian aku ambil buah itu dan memakannya karena aku pikir lebih baik dimakan daripada busuk dan terbuang sia-sia, sekarang aku merasa gelisah karena siapa tahu jika kurma yang kumakan itu termasuk harta sedekah.”
Dari kisah tersebut kita dapat mengetahui bahwa Rasulullah SAW memiliki sifat yang hati-hati dan waspada akan sesuatu yang bukan menjadi miliknya. Ia sangat teliti dan tegas dalam menerapkan hukum, bahkan hanya untuk sebiji kurma yang ditemukannya di jalan.
ADVERTISEMENT
---
Nah, itulah tiga kisah hidup Rasulullah yang bisa dijadikan suri teladan bagi semua umat Islam. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah-kisah Rasulullah tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
(RDR)