3 Substansi Dakwah Rasulullah di Madinah yang Penting untuk Diketahui

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
24 Maret 2022 18:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kota Madinah. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kota Madinah. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam tak berhenti sampai di Mekkah saja. Beliau melanjutkan perjalanan dakwahnya dengan hijrah ke Madinah.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam, Sejarah Kebudayaan Islam tulisan Dr. H. Murodi, ada beberapa faktor yang mendorong Nabi SAW memilih Madinah sebagai tempat hijrah umat Islam.
Pertama, Madinah adalah tempat yang paling dekat. Kedua, sebelum diangkat menjadi nabi, Rasulullah berhubungan baik dengan penduduk kota tersebut. Alasan ketiga, penduduk Madinah dikenal dengan budi pekerti dan sifat-sifatnya yang baik. Dan keempat, Rasulullah hijrah untuk melaksanakan perintah Allah SWT.
Masyarakat Madinah memiliki hati yang lembut, penuh pertimbangan, dan cerdas. Itulah mengapa dakwah Islam lebih mudah diterima oleh masyarakat Madinah ketimbang masyarakat Mekkah.
Namun, bukan berarti perjuangan Rasulullah mulus-mulus saja. Ada sejumlah hambatan yang ditemuinya saat berdakwah. Salah satunya adalah Madinah dihuni berbagai komunitas dan agama (kebanyakan Nasrani dan Yahudi) yang telah memiliki tradisi keagamaannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Tidak jarang di antara kelompok tersebut terjadi perseteruan yang disebabkan oleh kepercayaan, masalah politik, hingga ekonomi. Bukanlah hal yang mudah untuk berdakwah di tengah-tengah situasi tersebut. Lantas, apa saja substansi dakwah Rasulullah di Madinah?

Substansi Dakwah Rasulullah di Madinah

Ilustrasi substansi dakwah Rasulullah di Madinah. Foto: Pixabay
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terbitan Kemendikbud, berikut substansi dakwah Rasulullah di Madinah:
1. Membina persaudaraan kaum Anshar dan Muhajirin
Kedatangan Nabi Muhammad dan Islam ke Madinah diterima dengan tangan terbuka. Rasulullah mendapat dukungan dan sambutan dari kaum Anshar. Selain itu, para kaum Muhajirin ikut aktif menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Madinah.
Melihat kondisi tersebut, Rasulullah akhirnya mempersaudarakan kaum Anshar dan Muhajirin guna mengikat setiap pengikut Islam dari berbagai macam suku ke dalam suatu ikatan masyarakat yang kuat, senasib, dan seperjuangan dengan semangat persaudaraan Islam.
ADVERTISEMENT
Mulanya, Rasulullah mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah Ibnu Zuhair Ja’far, Abi Thalib dengan Mu’az bin Jabal, Umar bin Khattab dengan Ibnu bin Malik, dan Abi Thalib dipilih menjadi saudara beliau sendiri.
Selanjutnya, setiap kaum Muhajirin dipersaudarakan dengan kaum Anshar dan persaudaraan itu dianggap seperti saudara kandung sendiri.
Di sisi lain, demi menciptakan suasana yang nyaman dan tenteram di Kota Madinah, Rasulullah membuat perjanjian dengan kaum Yahudi. Dalam perjanjian tersebut ditetapkan, setiap golongan berhak memeluk dan menjalankan agamanya sendiri. Beberapa isi perjanjian tersebut adalah:
ADVERTISEMENT
2. Membentuk masyarakat yang berlandaskan ajaran Islam
Ilustrasi dakwah Rasulullah di Madinah. Foto: Pixabay
Seperti yang dijelaskan dalam poin sebelumnya, Rasulullah menekankan bahwa masyarakat Madinah harus diberikan kebebasan beragama. Tujuannya agar kaum Muslimin, Yahudi, dan Nasrani dapat hidup berdampingan dengan damai dan tenteram.
Di samping itu, Rasulullah turut mengajarkan ilmu-ilmu dasar agama, seperti sholat, zakat, dan puasa, serta prinsip-prinsip kemanusiaan. Mengenai prinsip kemanusiaan itu disampaikan Rasulullah lewat khutbah-nya kala ia melaksanakan haji wada.
Khutbah itu antara lain berisi larangan menumpahkan darah kecuali dengan hak, larangan mengambil hati orang lain dengan batil, larangan riba, larangan menganiaya, dan perintah menjauhi dosa.
3. Mengajarkan pendidikan politik, ekonomi, dan sosial
Rasulullah SAW merupakan satu-satunya orang dalam sejarah yang berhasil, baik dalam hal keagamaan maupun keduniaan. Begitu pula dalam urusan politik, Rasulullah menjadi pimpinan politik yang amat efektif. Terbukti, hingga kini Rasulullah SAW masih memberi pengaruh yang sangat besar.
ADVERTISEMENT
(ADS)