Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
3 Tokoh Pergerakan Nasional yang Menginspirasi
3 Oktober 2020 9:28 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 tidak lepas dari peran tokoh -tokoh pergerakan nasional. Mereka adalah golongan terpelajar yang mengubah corak perjuangan masyarakat yang sebelumnya bersifat kedaerahan menjadi nasional.
ADVERTISEMENT
Dengan pembentukan organisasi-organisasi sebagai penggerak perjuangan, usaha mereka terbukti signifikan untuk membuat bangsa Indonesia diperhitungkan.
Sebagian besar orang mungkin telah familiar dengan sosok Ir Soekarno, tokoh pergerakan nasional yang kemudian menjadi presiden pertama Indonesia. Faktanya, ada banyak tokoh pergerakan nasional selain Ir Soekarno yang turut berjasa dalam usaha memerdekakan banga. Berikut adalah kisah 3 tokoh di antaranya:
dr Wahidin Soedirohusodo
dr. Wahidin Soedirohoesodo lahir di Sleman, Yogyakarta pada 7 Januari 1852. Beliau merupakan seorang dokter lulusan STOVIA yang menggagas organisasi Boedi Oetomo. Beliau memiliki keinginan untuk memajukan pendidikan bumiputera yang saat itu kebanyakan masih terbatas untuk kalangan berada.
Dikutip dari Muhammad Husni Thmarin yang ditulis Anhar Gonggong, dr. Wahidin Soedirohoesodo berkeliling Pulau Jawa untuk menggalang dana pendidikan. Beliau juga rela tidak dibayar sepeserpun oleh warga yang tidak memiliki uang untuk berobat.
ADVERTISEMENT
Saat bertandang ke Jakarta, dr. Wahidin Soedirohoesodo diundang oleh mahasiswa STOVIA yakni Soetomo dan Soeradji untuk berdiskusi. Dari diskusi tersebutlah tercetus ide untuk mendirikan sebuah perkumpulan yang bernafaskan nasionalisme. Pada 20 Mei 1908, lahirlah Boedi Oetomo.
H.O.S Tjokroaminoto
Hadji Oemar Said (H.O.S.) Tjokroaminoto yang lahir di Madiun, Jawa Timur, pada 16 Agustus 1882 merupakan pemimpin organisasi Sarekat Islam (SI). Sosok beliau krusial dalam pergerakan nasional. Soekarno merupakan salah satu muridnya.
Pada 1916, Tjokroaminoto menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat Hindia). Meski demikian, ia masih tetap menyuarakan kritik keras pada pemerintah kolonial. Organisasi SI bisa dibilang revolusioner. Ide tentang kemerdekaan telah beliau suarakan melalui SI.
Pada Kongres Sarekat Islam di Bandung pada 17-24 Juni 1916, beliau berorasi bahwa bangsa Indonesia seharusnya memiliki pemerintahan sendiri. Beliau juga telah memikirkan gagasan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan mempertimbangkan keragaman yang ada.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Islam dan Nasionalisme Indonesia karya Ridwan Saidi, Tjokroaminoto mengatakan, “Bilamana kita memperoleh zelfbestuur (kemerdekaan) yang sesungguhnya, artinya bila tanah air kita kelak menjadi suatu negara dengan pemerintahan sendiri, maka seluruh lapisan masyarakat semuanya akan menuju ke arah dan bersama-sama memelihara kepentingan kita bersama, dengan tidak pandang bulu, bahasa, bangsa maupun agama.”
Maka tidak mengherankan apabila Tjokroaminoto masuk dalam buku 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia karya Bernard Siagian
Ernest François Eugène Douwes Dekker
Ernest François Eugène Douwes Dekker lahir di Pasuruan pada 8 Oktober 1879 dari ayah keturunan Belanda dan ibu berdarah Jerman-Jawa. Statusnya sebagai Indo tentu menguntungkannya dibandingkan dengan pribumi, meskipun kerap dianggap rendah oleh orang Eropa totok.
ADVERTISEMENT
Ia pun dapat menjadi pegawai kolonial di perkebunan kopi dan mendapat gaji yang cukup besar. Saat bekerja, Ernest Douwes Dekker sering menyaksikan perlakuan semena-mena terhadap pekerja pribumi. Karena sering berusaha membela pribumi, ia tidak disukai rekan kerjanya dan akhirnya dipecat.
Ia kemudian menjadi jurnalis. Lewat tulisannya, Douwes Dekker kerap mengampanyekan kesetaraan rasial dan gagasan bahwa rakyat Indonesia harusnya dapat memerintah diri sendiri.
Bersama Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara, Ernest Douwes Dekker yang mengubah namanya menjadi Danudirja Setiabudi membentuk Indische Partij yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia .
(ERA)