Konten dari Pengguna

3 Tradisi Adat Menerima Tamu Kehormatan di Indonesia

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
20 Februari 2024 20:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tradisi Adat Menerima Tamu Kehormatan di Indonesia. Foto: Maulana Surya/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tradisi Adat Menerima Tamu Kehormatan di Indonesia. Foto: Maulana Surya/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sebagai negara yang kaya akan adat dan budaya, setiap wilayah di Indonesia umumnya memiliki tradisi adat menerima tamu yang khas. Tradisi tersebut terus diwariskan dari generasi ke generasi karena dianggap mewakili nilai-nilai yang dianut masyarakat wilayah itu.
ADVERTISEMENT
Biasanya tradisi menerima tamu akan dilakukan untuk menyambut tamu penting yang datang dari luar wilayah. Tujuannya untuk menghargai sang tamu sekaligus memberi kesan yang baik.
Beberapa wilayah mengadakan tradisi menyambut tamu dengan tarian. Ada pula yang mengadakan rangkaian upacara khusus yang mengandung makna mendalam.

Tradisi Adat Menerima Tamu

Ilustrasi Tradisi Adat Menerima Tamu. Foto: Shutter Stock
Berikut sejumlah tradisi menerima tamu kehormatan di Indonesia yang dirangkum dari situs Warisan Kebudayaan Kemdikbud.

1. Potong Pantan - Kalimantan Tengah

Capres nomor urut 01 Anies Baswedan melakukan prosesi adat Potong Pantan saat tiba di Bandara Internasional Supadio, Selasa (26/12/2023). Foto: Dok. Istimewa
Potong Pantan merupakan upacara menyambut tamu kehormatan yang menjadi tradisi masyarakat Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Kapuas. Tradisi warisan nenek moyang ini masih terus eksis sampai sekarang.
Upacara pemotongan pantan dipimpin oleh Mantir atau Damang, yaitu kepala atau tokoh adat masyarakat Dayak Ngaju. Mantir akan mempersilakan perwakilan rombongan tamu untuk memotong pantan sebanyak 5-10 kali.
ADVERTISEMENT
Pantan sendiri adalah pohon penghalang atau kayu perintang. Memotong pantan bermakna menghalau firasat buruk yang akan menjadi penghalang di masa depan.
Selain itu, prosesi Potong Pantan juga menjadi simbol harapan agar para tamu yang hadir selalu mendapat perlindungan dari Yang Maha Kuasa. Biasanya, tradisi ini dilakukan untuk tamu umum maupun tamu pemerintahan yang datang ke wilayah Kabupaten Kapuas.

2. Pa Hambur Marata - Nusa Tenggara Timur

Ilustrasi Tradisi Pa Hambur Marata. Foto: Kornelis Kaha/Antara Foto
Mengutip buku Muatan Lokal Kelas V Sekolah Dasar oleh Dorkas Kondanamu, tradisi upacara Pa Hambur Marata ditujukan kepada tamu kehormatan yang baru pertama kali datang ke wilayah Kabupaten Sumba Timur, NTT.
Rangkaian upacara ini dilakukan untuk menunjukkan suka cita warga kampung dalam menyambut tamu tersebut. Tradisi ini juga memuat harapan agar tamu yang hadir terhindar dari segala bahaya.
ADVERTISEMENT
Upacara Pa Hambur Marata dimulai dengan tradisi injak telur (Tunggur Tillu Manu), kemudian dilanjutkan dengan aksi sebar biji beras (Habar Karunggu).
Selanjutnya, rombongan tamu dipersilakan berjalan menuju rumah adat dengan iringan tarian Ninggu Harama yang melambangkan kesatriaan dan kepahlawanan.

3. Meaju - Sulawesi Tengah

Ilustrasi Tradisi Meaju Sulawesi Tengah. Foto: Dok. Kemenpar
Suku Kaili di Sulawesi Tengah menyambut tamu kehormatan dengan ritual Meaju. Dalam hal ini, tamu kehormatan yang dimaksud meliputi orang tua adat, kepala negara atau daerah, serta tamu penting lainnya yang datang dari luar wilayah.
Ritual adat ini dilaksanakan oleh 4-5 pemuda yang mengenakan pakaian adat suku Kaili. Acara akan dimulai begitu tabuhan gimba (gendang tradision Kalili) terdengar.
Sejumlah pemuda tersebut akan melakukan tarian perang dengan mengacungkan guma (senjata tradisional Kalili), toko (tombak tradisional Kalili) serta kaliavo (perisai). Tarian inilah yang menjadi pengiring tamu saat berjalan ke tempat upacara.
ADVERTISEMENT
Meaju merupakan ungkapan kegembiraan sekaligus cara tuan rumah memperkenalkan adat budayanya. Tradisi penyambutan tamu ini juga bermakna bahwa suku Kalili akan selalu siap memberikan rasa aman dan damai bagi para tamu yang datang.
(DEL)