Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
4 Contoh Transisi Energi di Dunia yang Bantu Menurunkan Emisi Karbon
21 Agustus 2024 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Transisi energi merujuk pada peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan untuk mengurangi emisi karbon sebagai salah satu penyebab perubahan iklim. Saat ini, sudah banyak contoh transisi energi yang dilakukan berbagai negara untuk “menyelamatkan” bumi.
ADVERTISEMENT
Setiap tahun, para pemimpin dunia memiliki agenda rutin bertajuk Konferensi Para Pihak (Conference of the Parties/COP) untuk melakukan peninjauan terkait progres penurunan emisi di negaranya.
Agenda tersebut merupakan tindak lanjut dari Paris Agreement 2015 yang membahas tentang perubahan iklim. Mereka berkomitmen untuk menjaga suhu bumi tak lebih dari 1,5 derajat Celcius di tahun 2030.
Indonesia juga turut menandatangani perjanjian tersebut. Karenanya, transisi energi di Indonesia pun mulai perlahan-lahan dijalankan agar bisa menurunkan emisi sebanyak 29% pada 2030 sesuai ketentuan Paris Agreement.
Contoh Transisi Energi
Setiap negara memiliki target dan strategi masing-masing dalam upaya mengurangi penggunaan energi fosil. Berikut ini beberapa upaya transisi energi yang sudah dilakukan sejumlah negara dirangkum dari laman Trellis.
ADVERTISEMENT
1. Pembangunan PLTP di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di puncak Cincin Api Pasifik yang membuatnya padat dengan aktivitas tektonik dan vulkanik. Alhasil, negara ini memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, potensi panas bumi di Indonesia sekitar 23,4 Gigawatt (GW) dan telah dimanfaatkan dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas (PLTP).
Sejumlah PLTP yang telah beroperasi adalah PLTP Kamojang di Jawa Barat, PLTP Lahendong di Sulawesi Utara, dan PLTP Sibayak di Sumatera Utara. Ketiganya berada di bawah naungan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
2. Pembangunan PLTS di Vietnam
Sebagai negara tingkat ekonomi menengah, Vietnam telah membuat kemajuan besar dalam pemanfaatan energi bersih, bahkan lebih dari negara-negara maju. Pemanfaatan tenaga surya di Vietnam tumbuh dari 0,38 GW pada tahun 2019 menjadi 9,3 GW pada tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Mengutip lama Power Technology, salah satu proyek pemanfaatan tenaga surya di Vietnam adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Dau Tieng Solar PV Park yang berlokasi di Tay Ninh. Proyek ini mulai beroperasi sejak tahun 2019 dan memiliki kapasitas 420 MW.
3. Pembangunan PLTA di China
Pada September 2020, China telah mengumumkan niatnya untuk mewujudkan Carbon Neutrality pada tahun 2060. Maksud Carbon Neutrality adalah menyeimbangkan jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer.
Wacana itu diwujudkan dengan beragam upaya, salah satunya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Baihetan. Mengutip Antara, PLTA ini menjadi yang terbesar kedua di dunia dari segi total kapasitas yang terpasang, yakni 16 juta KW.
4. Pembangunan PLTS di India
India menargetkan akan mencapai Zero Carbon pada tahun 2070 serta menghasilkan 500 GW listrik dari energi terbarukan pada tahun 2030. Untuk mencapainya, pemerintah India membangun kurang lebih 40 PLTS untuk memanfaatkan cuaca panas di negaranya.
ADVERTISEMENT
Mengutip Blackridge Research, PLTS tersebesar di India adalah Bhadla Solar Park yang terletak di Bhadla, Rajasthan. PLTS ini mempunyai kapasitas sebesar 2,245 MW dengan jumlah panel surya sebanyak 10 juta.
Ragam konten berkualitas dan inklusif tentang inisiatif individu, komunitas, dan pemangku kepentingan untuk mendorong terciptanya bumi berkelanjutan. Selengkapnya di kumparan.com/greeninitiative
(DEL)