Konten dari Pengguna

4 Pemanfaatan Energi Terbarukan di Indonesia untuk Menghasilkan Listrik

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
19 Agustus 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pemanfaatan Energi Terbarukan di Indonesia. Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pemanfaatan Energi Terbarukan di Indonesia. Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Salah satu agenda dunia saat ini adalah beralih pada penggunaan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia pun mulai digalakkan lewat pembangunan beberapa pembangkit listrik bertenaga sumber daya alam berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Contoh sumber daya alam berkelanjutan atau tidak akan habis adalah panas bumi (geothermal), bahan bakar nabati (biofuel), aliran air sungai, panas matahari, angin, biomassa, biogas, ombak laut, dan suhu kedalaman laut.
Pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang kebijakan Energi Nasional. Indonesia menargetkan penggunaan EBT setidaknya mencapai 31% dari bauran energi primer nasional pada tahun 2050.

Contoh Pemanfaatan Energi Terbarukan di Indonesia

Ilustrasi Pemanfaatan Energi Terbarukan di Indonesia. Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTO
Merujuk laman Kementerian Pertahanan RI, saat ini Indonesia masih sering bergantung pada sumber daya alam tak terbarukan, seperti batu bara dan minyak bumi. Namun, sumber daya tersebut tidak dapat diperbarui dan akan habis dalam kurun waktu tertentu.
Selain itu, penggunaannya dapat menghasilkan polusi dan berdampak buruk terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu, pemanfaatan EBT semakin digencarkan guna menjaga kelangsungan hidup manusia dan kelestarian alam. Berikut beberapa contoh pemanfaatannya di Indonesia.
ADVERTISEMENT

1. PLTS Terapung Cirata, Jawa Barat

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata adalah salah satu PLTS terbesar di Asia Tenggara dengan luas 200 hektare. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi dua negara, yakni Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA).
Dibangun di atas permukaan air waduk Cirata, PLTS ini mampu memproduksi energi hijau berkapasitas 192 Megawatt peak (MWp) untuk menyuplai listrik 50.000 rumah. Selain itu, menurut PLN, proyek ini juga mampu mengurangi emisi karbon hingga 214 ribu ton per tahun.

2. PLTB Sidrap, Sulawesi Selatan

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB) Sidrap merupakan yang pertama di Indonesia, sekaligus terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Proyek ini diselesaikan dalam rentang waktu kurang lebih 3 tahun, dari tahun 2015 hingga 2018.
PLTB Sidrap memiliki 30 menara baja kincir angin yang masing-masing tingginya mencapai 80 meter, sedangkan panjang baling-balingnya 57 meter. Kincir angin ini mampu menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik sebesar 2,5 Megawatt (MW).
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Indonesia Baik, dengan kapasitas tersebut, PLTB ini bisa memasok listrik kepada lebih dari 70.000 pelanggan dengan daya mencapai 900 volt ampere (VA).

3. PLTA Saguling, Jawa Barat

Pipa yang mengalirkan air dari Waduk Saguling, membentang di PLTA Saguling. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling berada pada ketinggian 643 meter di atas permukaan laut. PLN menyebutkan dalam laman resminya bahwa PLTA ini telah beroperasi sejak tahun 1985 di bawah pengelolaan PT Indonesia Power (IP) sebagai anak perusahaan PLN.
PLTA Saguling memiliki kapasitas sebesar 700,72 MW, serta berkontribusi sebesar 2,5 persen dalam sistem kelistrikan Jawa-Bali yang memiliki kapasitas 27.700 MW.
Listrik dari PLTA ini disalurkan melalui Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) Saguling dan diinterkoneksikan ke jaringan Jawa-Bali melalui Saluran Utama Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kilo Volt (kV).
ADVERTISEMENT

4. PLTS Oelpuah, Nusa Tenggara Timur (NTT)

PLTS Oelpuah ini merupakan yang terbesar di NTT dengan luas 7,2 hektare. Terdapat 22.008 modul surya yang digunakan, dengan kapasitas per modulnya sebesar 230 Wp. Jadi, total keseluruhan daya yang dihasilkan sebesar 5 MWp.
Mengutip laman ESDM, PLTS yang dibangun oleh PT Len Industri (persero) ini sangat dipengaruhi oleh cuaca. Pada saat musim hujan, produksi energinya cenderung menurun. Meski begitu, PLTS ini telah memberikan kontribusi sekitar 4% dari total kebutuhan listrik Pulau Timor.
Ragam konten berkualitas dan inklusif tentang inisiatif individu, komunitas, dan pemangku kepentingan untuk mendorong terciptanya bumi berkelanjutan. Selengkapnya di kumparan.com/greeninitiative
(DEL)