Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
4 Hewan yang Sudah Punah di Indonesia
16 Maret 2023 17:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kerusakan pada habitat fauna dan perburuan liar mengakibatkan banyak hewan yang sudah punah. Salah satunya adalah sapi laut steller yang dinyatakan punah pada tahun 1768.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari laman Dinas Lingkungan Hidup, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepunahan hewan adalah alih fungsi lahan, pencemaran ekosistem, perburuan liar , dan bencana alam. Penyebab kepunahan terbesar disebabkan oleh tangan manusia, khususnya perburuan liar.
Ada banyak tindakan yang dilakukan pemerintah untuk mencegah kepunahan hewan, seperti mendirikan cagar satwa, taman nasional, hutan lindung dan suaka margasatwa.
Masyarakat juga diharapkan dapat ikut berperan dalam melakukan pencegahan kepunahan seperti mengurangi sampah plastik, mengurangi polusi, dan mengurangi penggunaan pestisida.
Ketahui beberapa hewan yang sudah punah di bawah ini sebagai bahan pembelajaran.
4 Hewan yang Sudah Punah di Indonesia
Mengutip dari buku Ensiklopedia Hewan Asli Indonesia yang Telah Punah karya Namin Asimah Asizun, Indonesia merupakan salah satu negara dengan daftar spesies terancam punah yang banyak.
ADVERTISEMENT
Setidaknya terdapat 126 jenis burung, 63 jenis mamalia, dan 21 jenis reptil di Indonesia yang terancam punah. Sejumlah spesies bahkan telah dinyatakan punah. Berikut beberapa di antaranya:
1. Harimau Bali
Salah satu hewan yang telah dinyatakan punah di Indonesia adalah harimau Bali. Hewan ini terakhir kali ditemukan di Sumbar Kima, Bali pada tahun 1925.
Harimau Bali merupakan populasi dari Panthera Tigris Sondaica yang masih satu spesies dengan harimau Jawa dan harimau Sumatera. Hewan ini merupakan jenis harimau terkecil ketiga dibandingkan dengan sub spesiesnya.
Hewan endemik Bali ini punah karena perburuan liar dan kerusakan habitat akibat pembukaan lahan dan kerusakan hutan.
2. Burung Kuau Bergaris Ganda
Burung kuau bergaris ganda adalah unggas yang tergabung dalam marga Argusianus. Terdapat dua jenis kuau, yakni kuau raja dan kuau bergaris ganda.
ADVERTISEMENT
Burung kuau bergaris ganda ini memiliki tubuh yang indah dan spesifik, sehingga sangat mudah untuk dikenali. Umumnya, burung ini berwarna coklat dengan bundar kecoklatan pada setiap bulunya.
Kulit di sekitar kepala dan leher kuau jantan berwarna kebiruan. Sementara kuau betina memiliki jambul di kepalanya.
Hewan ini suka hidup di kawasan hutan yang memiliki ketinggian sekitar 1300 m di atas permukaan laut. Persebaran hewan ini banyak ditemukan di kawasan hutan Sumatera dan Kalimantan.
Kini burung kuau bergaris ganda dinyatakan punah dari hutan Indonesia. Penyebab kepunahannya adalah kerusakan hutan dan perburuan liar.
3. Tikus Hidung Panjang Flores
Tikus hidung panjang masih satu spesies dengan tikus gua dan tikus pohon. Tikus ini telah dinyatakan punah lebih dari 2.000 tahun lalu. Keberadaan tikus ini dibuktikan dengan penemuan fosil tikus hidung panjang.
ADVERTISEMENT
Hewan ini merupakan sejenis hewan pengerat yang hanya dapat ditemukan di Pulau Flores. Pertama kali fosil hewan ini ditemukan pada tahun 1981 di pulau Montane, Kepulauan Flores bagian barat.
Binatang ini dipercaya hidup pada ketinggian 1.000-2.000 m di atas permukaan air dan tinggal di dalam gua. Karena keterbatasan data, tidak dapat dipastikan apa penyebab dari kepunahan hewan ini.
4. Harimau Tasmania
Harimau Tasmania muncul pertama kali sekitar 4 juta tahun lalu, penemuan pertama kali terjadi pada tahun 1792. Hewan ini memiliki bentuk yang mirip dengan anjing besar dengan rambut pendek dan berkantung seperti kangguru.
Mengutip dari buku Berkenalan Dengan Mamalia Langka karya Gito Sabata, hewan karnivora ini memiliki bulu berwarna kuning dan coklat dengan garis sebanyak 13 hingga 21 buah di sepanjang punggung pantat dan ekor.
ADVERTISEMENT
Harimau Tasmania mampu membuka rahangnya hingga selebar 120 derajat. Penyebab kepunahan hewan ini adalah perburuan liar, penyakit dan kerusakan hutan.
(PHR)