Konten dari Pengguna

5 Adab Buang Air Besar dan Kecil dalam Islam Berdasarkan Hadist

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
27 Agustus 2021 17:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Logo Toilet. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Logo Toilet. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Islam telah memberikan pedoman yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kepada umatnya. Salah satunya adalah adab buang air besar dan kecil.
ADVERTISEMENT
Aktivitas ini sudah menjadi bagian dari kebutuhan manusia setiap harinya yang bila tidak dilakukan akan menjadi penyakit. Beradab ketika buang air sama dengan menjaga kebersihan.
Seperti diketahui, Islam selalu menganjurkan umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan. Sebab, kebersihan, kesucian, dan keindahan merupakan sesuatu yang disukai oleh Allah SWT.
عَنْ سَعْدِبْنِ اَبِى وَقَّاصٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِنَّ اللهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ نَظِيْفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ جَوَادٌيُحِبُّ الْجَوَادَفَنَظِّفُوْااَفْنَيْتَكُمْ
Artinya: “Dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR. Tirmizi)
ADVERTISEMENT
Bagaimana adab buang air besar dan kecil yang benar dalam Islam? Simak penjelasannya berikut ini.

5 Adab Buang Air Besar dan Kecil

Toilet. Foto: Pixabay
Selain menganjurkan umatnya untuk memiliki adab bahkan ketika buang air, Islam juga menjelaskan bagaimana cara-caranya. Berikut ini adab buang air dalam Islam yang sebaiknya dilakukan oleh setiap umat Muslim.
1. Tidak Terlihat Orang Lain saat Buang Air
Carilah tempat yang sepi dan jauh dari penglihatan orang. Karena, ketika Nabi Muhammad hendak buang air besar, beliau pergi hingga tidak dilihat siapapun. Sebagaimana hadist berikut ini:
خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى سَفَرٍ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَأْتِى الْبَرَازَ حَتَّى يَتَغَيَّبَ فَلاَ يُرَى.
ADVERTISEMENT
Artinya: “Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika safar, beliau tidak menunaikan hajatnya di daerah terbuka, namun beliau pergi ke tempat yang jauh sampai tidak nampak dan tidak terlihat." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
2. Tidak Membawa Apapun yang Bertuliskan Nama Allah SWT
Adab buang air yang berikutnya ialah tidak membawa benda atau suatu apapun yang bertuliskan nama Allah SWT. Selain itu, hendaknya juga tak membawa apapun yang bertuliskan nama Nabi dan Rasul. Berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, "Nabi Muhammad mengenakan cincin yang ada tulisan Rasulullah, namun jika beliau masuk ke toilet, maka beliau melepasnya."
3. Membaca basmalah dan doa masuk kamar mandi
Sejatinya, kamar mandi adalah tempat bermukimnya jin dan setan. Oleh karena itu, diwajibkan bagi kita untuk membaca basmalah di saat akan masuk ke kamar mandi. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw.
ADVERTISEMENT
سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِى آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الْخَلاَءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ
Artinya: “Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia adalah jika salah seorang di antara mereka memasuki tempat buang hajat, lalu ia ucapkan 'Bismillah'.” (HR. Abu Dawud)
Bukan hanya sekadar mengucap bismillah, dianjurkan pula untuk membaca doa sebelum masuk kamar mandi, yakni:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.” (HR. Bukhori)
4. Masuk Menggunakan Kaki Kiri dan Keluar dengan Kaki Kanan
Apabila menerapkan adab buang air, maka kita harus menggunakan kaki kiri saat masuk ke kamar mandi. Karena kamar mandi adalah tempat yang kotor. Dan gunakanlah kaki kanan ketika keluar kamar mandi karena kembali ke ruangan yang lebih bersih.
ADVERTISEMENT
Hal ini berdasarkan anjuran Rasulullah untuk selalu mendahulukan tubuh bagian kanan ketika kita sedang melakukan perbuatan yang baik.
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ
Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).” (HR. Bukhori)
5. Tidak Menghadap atau Membelakangi Kiblat saat Buang Air
Tak hanya sampai di situ, adab buang air juga mengajarkan setiap umat Islam untuk tidak menghadap atau membelakangi kiblat ketika buang air kecil dan besar. Dari Abu Ayyub Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« إِذَا أَتَيْتُمُ الْغَائِطَ فَلاَ تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلاَ تَسْتَدْبِرُوهَا ، وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا » . قَالَ أَبُو أَيُّوبَ فَقَدِمْنَا الشَّأْمَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ بُنِيَتْ قِبَلَ الْقِبْلَةِ ، فَنَنْحَرِفُ وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى
ADVERTISEMENT
Artinya: “Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat.”
(NDA)