Konten dari Pengguna

5 Adab Melayat Orang Meninggal sesuai Sunnah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
13 Februari 2023 16:35 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Adab melayat orang meninggal, foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Adab melayat orang meninggal, foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kedukaan yang ditinggalkan dari kematian bukanlah perkara yang ringan. Islam menganjurkan kepada umatnya untuk melakukan takziyyah kepada keluarga yang ditinggalkan dengan memperhatikan adab melayat orang meninggal.
ADVERTISEMENT
Adab sendiri merupakan pengertian dari norma atau aturan yang sesuai dengan anjuran agama. Islam sangat menekankan kemuliaan adab yang kedudukannya lebih tinggi dari ilmu.
Bahkan, ketika seorang alim akan memperdalam ilmu agama, mereka harus memahami terlebih dahulu tentang adab. Lantas, bagaimana adab melayat orang meninggal yang sesuai Islam?

5 Adab Melayat Orang yang Meninggal

Adab melayat orang meninggal, foto: Pixabay
Meringkas materi yang disampaikan oleh M. Nashiruddin Al-Bani dalam buku Tuntunan Ringkas Mengurus Jenazah, terdapat lima adab melayat yang harus diperhatikan oleh umat Muslim, antara lain:

1. Menyampaikan rasa belasungkawa dan mendoakan mayit

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda:
"Tidaklah seorang muslim yang berbela sungkawa (ta’ziyah) kepada saudaranya karena musibah, tetapi Allah SWT memberinya pakaian dari pakaian kemuliaan di hari kiamat," (Hadits Riwayat Ibnu Majah)
ADVERTISEMENT
Meskipun para perawi masih memperdebatkan kesahihan hadits ini, mereka bersepakat bahwa mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan merupakan bagian dari adab takziyah. Doa yang disampaikan juga merupakan penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Ucapan bela sungkawa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW adalah membaca doa istirja.
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun
Artinya: "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali."
Kemudian, dianjurkan juga untuk mendoakan mayit. Adapun doa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah berikut ini:
Allaahummaghfir lahu warham hu wa’aafi hii wa’fu anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkholahu waghsilhu bilmaai wats-tsalji walbarodi wanaqqi hi minal khothooyaa kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minaddanasi wa abdil hu daaron khoiron min daarihi wa ahlan khoiron min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa adkhil khul jannata wa ‘aidz hu min ‘adzaabil qobri wa fitnatil hi wa min ‘adzabin naar.
ADVERTISEMENT
Artinya: "Ya Allah, ampunilah, rahmatilah, bebaskanlah dan lepaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air yang jernih lagi sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan bagaikan baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkan, serta istri yang lebih baik dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke dalam surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnah nya, dan dari siksa api neraka,”.

2. Tidak melakukan takziyah lebih dari 3 hari setelah kematian

Maksud dari takziyah sendiri adalah menghibur keluarga yang ditinggalkan. Dilarang melakukan takziyah lebih dari tiga hari setelah kematian agar keluarga tidak merasakan kesedihan kembali. Secara psikologis, pada hari ketiga orang akan mulai ikhlas atas takdir yang mereka dapatkan.
ADVERTISEMENT
Kecuali, jika kematian yang melanda seseorang terjadi dengan sangat tragis. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika menjenguk Ja’far atas kematian ayahnya di perang Mu'tah. Rasulullah datang kembali menemui Ja’far dan ibunya setelah tiga hari kematian ayahnya.

3. Membuatkan makanan untuk keluarga yang ditinggalkan

Diriwayatkan dari Abdullah bin Ja'far ra, ia berkata: Ketika melayat ayah Ja'far yang gugur dalam perang, Nabi SAW bersabda,
"Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja'far karena telah tiba sesuatu yang menyibukkan mereka," (Hadits Riwayat At-Tirmidzi).
Kemudian dalam riwayat lain disebutkan, disampaikan oleh Aisyah ra:
“Aku selalu membuatkan makanan untuk orang yang tertimpa musibah sakit. Ia mengatakan, "Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya makanan dapat menyenangkan hati orang yang sakit dan menghilangkan kesedihannya,". (Hadits Riwayat Muslim)
ADVERTISEMENT
Maka, menyiapkan makanan untuk keluarga yang ditimpa kehilangan adalah salah satu adab yang harus diperhatikan oleh umat Muslim.

4. Membicarakan hal yang baik atas si mayit

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
"Janganlah kalian mencela mayit, karena mereka telah pergi untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah mereka perbuat.” (Hadits riwayat Bukhari).
Melalui hadits ini Rasulullah menegaskan agar tidak membicarakan hal-hal yang negatif termasuk aib si mayit. Namun, yang dapat kita lakukan adalah sebaliknya yakni membicarakan kebaikan-kebaikan almarahum/almarhumah.
Hal ini tentunya juga akan menjadi penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan. Juga menjadikan kebaikan yang dilakukan oleh si mayit menjadi inspirasi untuk yang masih hidup.

5. Mengusap kepala anak yatim, jika yang meninggal adalah ayahnya

Jika keluarga yang ditinggalkan adalah anak-anak, otomatis kematian tersebut menjadikannya anak yatim. Maka, usaplah kepalanya dan muliakanlah mereka.
ADVERTISEMENT
Hal ini sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW ketika kematian ayah Ja’far. Rasulullah mendatangi Ja’far dan mengusap kepalanya, sambil berdoa.
Diriwayatkan dari Ja'far ra, Rasulullah SAW bersabda:
"Angkatlah anak ini kepadaku," lalu diangkatlah aku dan ditempatkan di depannya. Kemudian Rasulullah berkata kepada Qassam, "Angkatlah anak ini kepadaku,". Kemudian beliau penempatannya di belakangnya. Kemudian beliau mengusap kepalaku tiga kali, seraya berdoa di setiap usapannya, 'Ya Allah, tinggalkanlah kebaikan bagi anak Ja'far'," (Hadits Riwayat Ahmad)
Demikianlah adab yang dapat diterapkan ketika seorang Muslim melakukan takziyah.
(PHR)