Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
5 Cara Menghadapi Suami yang Selalu Merasa Benar, Tak Perlu Pakai Emosi
31 Maret 2023 16:38 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Cara menghadapi suami yang selalu merasa benar penting dipahami istri untuk mewujudkan pernikahan yang sehat dan bahagia. Jika masalah ini tidak dihadapi dengan tepat, bukan tidak mungkin hubungan pernikahan akan merenggang atau bahkan berujung perceraian.
ADVERTISEMENT
Masalah suami yang tidak mau disalahkan sejatinya merupakan dinamika rumah tangga yang umum terjadi. Keegoisan suami itu bisa menyangkut berbagai hal, mulai dari uang, pekerjaan rumah tangga, sampai cara mendidik anak-anak.
Menurut laman Marriage, sifat suami yang demikian dapat dikenali dengan beberapa tanda, seperti melimpahkan semua kesalahan pada istri, tidak mau kalah saat berargumen, susah minta maaf, dan sering mengoreksi istri.
Nah, agar kehidupan rumah tangga tetap berjalan dengan tentram dan harmonis, simak cara menghadapi suami yang selalu merasa benar lewat artikel berikut.
Cara Menghadapi Suami yang Selalu Merasa Benar
Menghadapi suami yang selalu merasa benar tidaklah mudah. Istri harus mampu beradu argumen tanpa terbawa emosi apalagi sampai menyakiti perasaan suaminya. Alih-alih membuat suami menyadari kesalahannya, hal itu justru bisa semakin menyulut emosi mereka.
ADVERTISEMENT
Supaya tidak terjadi hal-hal yang diinginkan, berikut cara menghadapi suami yang selalu benar dan tidak mau disalahkan menurut situs Psychology Today.
1. Bersikap Tenang
Seseorang yang sering menyalahkan orang lain umumnya memiliki ego yang tinggi. Mereka terlalu teguh pada pendiriannya tanpa pernah menghargai pendapat orang lain. Kunci utama untuk menghadapinya adalah dengan bersikap tenang.
Emosi yang diluapkan istri justru dapat memicu suami untuk semakin mempertahankan pendapatnya. Sebaliknya, dengan bersikap tenang, istri bisa lebih fokus pada pembahasan masalah dan mencari solusi.
Sebaiknya, berikan jeda selama 10 menit atau bahkan seharian untuk saling menenangkan diri. Saat emosi mulai surut, ajak suami untuk mendiskusikan masalah yang terjadi agar tidak berlarut-larut dan bisa segera diselesaikan.
ADVERTISEMENT
2. Menunjukkan Empati
Kebanyakan orang yang suka mendominasi akan mengalami kecemasan saat kehilangan kendali. Mereka merasa harga dirinya terancam, sehingga cenderung menyalahkan orang lain agar dirinya terlihat lebih unggul dan kuat dibandingkan lawannya.
Dalam konteks ini, istri dapat menunjukkan bahwa ia memahami pandangan suami meski tidak sepenuhnya setuju dengan pendapatnya. Dengan menunjukkan empati, suami akan merasa lebih dihargai dan mau mendengarkan pendapat dari istrinya.
3. Berikan Bukti
Jika merasa benar, istri bisa memberikan bukti atau fakta yang mendukung pandangannya. Hal ini bisa membuat suami mempertimbangkan ulang pendapatnya dan melihat sisi lain dari masalah yang dibahas. Beberkan bukti itu dengan cara halus agar tidak memicu konflik yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
4. Bersikap Objektif
Meski merasa suami melakukan kesalahan, istri sebaiknya tidak hanya mementingkan pendapatnya sendiri, tetapi juga berusaha memahami pandangan mereka. Dengan bersikap objektif, istri dapat menghindari penilaian yang berlebihan dan memastikan bahwa pembahasan masalah berjalan dengan adil.
5. Fokus pada Hal Positif
Daripada hanya memperdebatkan perbedaan pendapat, istri bisa mencoba untuk mencari titik temu atau kesamaan pandangan dengan suami. Hal ini dapat membantu menciptakan suasana yang lebih positif dan harmonis ketika sedang berdiskusi.
(ADS)