5 Contoh Perilaku yang Perlu CGP Hentikan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
25 Maret 2024 10:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perilaku yang perlu CGP hentikan merupakan salah satu informasi yang perlu diisi oleh Kepala Sekolah sebagai bentuk penilaian dan umpan balik kepada CGP. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Perilaku yang perlu CGP hentikan merupakan salah satu informasi yang perlu diisi oleh Kepala Sekolah sebagai bentuk penilaian dan umpan balik kepada CGP. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perilaku yang perlu CGP hentikan merupakan salah satu informasi yang perlu diisi oleh Kepala Sekolah sebagai bentuk penilaian dan umpan balik kepada Calon Guru Penggerak (CGP). Penilaian ini memuat berbagai tindakan yang perlu dihindari oleh CGP agar dapat menjadi seorang guru yang bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Calon Guru Penggerak (CGP) adalah guru yang mengikuti program pendidikan untuk calon guru, yakni Guru Penggerak. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 9 bulan untuk menciptakan sosok guru yang profesional dan berkompetisi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap CGP akan ditugaskan di satuan pendidikan tertentu. Kemudian, kinerja dari CGP akan dinilai dan dievaluasi oleh Kepala Sekolah di satuan pendidikan tersebut.

Contoh Perilaku yang Perlu CGP Hentikan

Perilaku yang perlu CGP hentikan adalah laporan yang harus diisi sebagai bentuk evaluasi dari kinerja setiap CGP. Foto: Pexels.com
Dikutip dari laman SIMPKB Kementerian Pendidikan RI, perilaku yang perlu CGP hentikan adalah laporan yang harus diisi sebagai bentuk evaluasi dari kinerja setiap CGP. Hal ini termasuk berbagai tindakan atau sikap yang dilakukan oleh seorang guru yang dapat mengurangi kualitas pendidikan dan mengganggu pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Dihimpun dari buku Eksistensi Guru oleh Pristi Suhendro Lukitoyo, dkk, berikut beberapa contoh sikap dan perilaku yang perlu dihindari guru untuk menciptakan suasana pembelajaran dan lingkungan sekolah yang baik:

1. Monoton dalam Melaksanakan Pembelajaran

Dalam mengajar, penting bagi guru untuk menghindari pembelajaran yang monoton. Apa artinya monoton?
Ini berarti seorang guru menyampaikan pelajaran dengan cara yang sama, tanpa variasi atau kejutan yang menyegarkan. Ketika suatu pembelajaran terasa monoton, siswa cenderung kehilangan minat dan semangat untuk belajar.
Guru yang monoton mungkin hanya menggunakan satu metode pengajaran yang sama setiap hari atau menyajikan materi dengan cara yang kurang menarik. Akibatnya, siswa dapat merasa bosan dan kurang termotivasi untuk belajar.

2. Memberikan Stimulus yang Negatif kepada Siswa

Sebagai seorang pendidik, penting bagi guru untuk memerhatikan cara memberikan stimulus kepada siswa. Menggunakan stimulus yang negatif, seperti kritik yang berlebihan atau hukuman fisik dan verbal yang keras dapat memiliki dampak buruk bagi perkembangan siswa.
ADVERTISEMENT
Siswa mungkin akan merasa takut, kehilangan kepercayaan diri, bahkan tidak ada motivasi untuk belajar. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menggunakan pendekatan yang lebih positif dan mendukung, seperti memberikan penguatan positif, memberikan umpan balik yang membangun, dan menjalin hubungan yang baik dengan siswa.

3. Diskriminatif dan Pilih Kasih

Ilustrasi perilaku yang perlu CGP hentikan. Foto: Pexels.com
Guru harus menghindari perilaku yang diskriminatif dan pilih kasih terhadap siswa. Setiap siswa memiliki potensi yang unik dan berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan setara.
Diskriminasi atau pilih kasih berdasarkan faktor seperti jenis kelamin, suku bangsa, atau prestasi akademik dapat merusak lingkungan sekolah yang kondusif dan memengaruhi motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk bersikap adil dan tidak pilih kasih kepada siswa.
ADVERTISEMENT

4. Tidak Disiplin

Disiplin adalah kunci untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan efektif. Guru yang tidak memiliki kedisiplinan akan mengalami kesulitan dalam memberikan pengetahuan dengan baik kepada siswa. Maka dari itu, guru perlu menaati aturan yang ada dan menerapkannya secara konsisten untuk menciptakan lingkungan belajar yang baik.

5. Tidak Memiliki Kontrol Emosi yang Baik

Kontrol emosi yang baik adalah keterampilan yang penting bagi seorang guru. Saat menghadapi situasi-situasi yang menantang di kelas, guru perlu mampu mengelola emosi mereka dengan baik agar tidak terbawa emosi dan dapat tetap tenang serta terfokus dalam mengambil keputusan yang tepat.
Kurangnya kontrol emosi dapat mempengaruhi suasana kelas secara negatif, memengaruhi hubungan antara guru dan siswa, serta mengurangi efektivitas pembelajaran.
Dengan demikian, guru perlu belajar mengenali dan mengelola emosi mereka dengan baik, serta menumbuhkan sikap sabar, pengertian, dan empati dalam berinteraksi dengan siswa.
ADVERTISEMENT
(SAI)