5 Khotbah Kristen Beragam Tema yang Bisa Direnungkan untuk Menguatkan Iman

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
24 Januari 2023 11:58 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menyampaikan khotbah Kristen. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menyampaikan khotbah Kristen. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Khotbah Kristen adalah salah satu sarana untuk memberitakan firman Tuhan kepada jemaat gereja. Ini merupakan pelayanan penting dalam kehidupan bergereja bagi umat Kristen.
ADVERTISEMENT
Mengutip jurnal Peranan Khotbah dalam Pertumbuhan Iman Jemaat di Gksbs Rejosari tulisan Benget Parningotan dan Siskawaty, khotbah Kristen adalah pelayanan rohani yang dilakukan untuk membawa pengaruh positif dalam pertumbuhan kerohanian jemaat.
Iman jemaat diteguhkan melalui pemberitaan firman Tuhan dalam setiap ibadah. Baik itu ibadah Minggu, persekutuan rumah tangga, maupun ibadah lainnya.
Selain itu, khotbah Kristen juga mengajak jemaat untuk mengabarkan Injil setelah mereka mengalami pertobatan dan hidup dalam ajaran Tuhan. Karenanya, khotbah hanya boleh bersumber dari kebenaran Allah yang dinyatakan di dalam Alkitab.
Lukman Tambunan dalam buku Khotbah dan Retorika menjelaskan, khotbah yang baik dan benar adalah interpretasi terhadap Alkitab sebagai firman Allah, penafsiran dan penjelasan atas firman Tuhan, serta pengaplikasiannya bagi jemaat di masa kini.
ADVERTISEMENT
Melalui khotbah Kristen, para jemaat bisa mempelajari dan mendalami makna setiap isi firman Tuhan. Dengan begitu, mereka bisa menerapkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan khotbah sendiri tergantung pada tema yang diangkat. Untuk lebih mendalaminya, berikut contoh khotbah Kristen beragam tema yang dikutip dari jurnal Kumpulan Khotbah Setahun sebagai Upaya Pembinaan Jemaat oleh Hengki Wijaya.

Khotbah Kristen

Ilustrasi khotbah Kristen. Foto: Pixabay

Khotbah I

Tema: Visi Seorang Hamba Tuhan
Konon, “Orang Kristen yang paling rugi adalah orang Kristen yang hidup dan melayani tanpa visi. Namun, yang lebih rugi lagi ialah seorang pemimpin Kristen yang melayani tanpa memiliki visi ilahi yang jelas.” Visi merupakan hal yang sangat penting. Seorang pemimpin Kristen yang melayani tanpa visi yang jelas akan menghabiskan waktu dan energi tanpa hasil yang maksimal.
ADVERTISEMENT
Visi adalah kemampuan untuk melihat keinginan suci yang ditulis oleh Sang Pencipta di dalam batin (guna menjawab kebutuhan) yang berkaitan erat dengan pemenuhan hidup seseorang atau setiap individu bagi diri maupun organisasi yang dipimpinnya (Amsal 29:18a).2 Secara singkat, pentingnya visi dapat disebutkan sebagai berikut:
Pertama, betapa berbahayanya apabila manusia tidak memiliki pengertian tentang firman Tuhan dan tidak ada para pelayan Tuhan yang menjelaskan kepada mereka. Kedua, manusia menjadi jahat bukan hanya menentang Allah, tetapi juga pemimpin mereka.
Ketiga, manusia menjadi bodoh dan suka bermain-main seperti anak-anak apabila tidak ada guru disamping mereka. Keempat, mereka akan tercerai berai, seperti domba yang tak bergembala. Mereka membutuhkan pemimpin yang memanggil, mengumpulkan dan memelihara mereka (Mrk. 6:34). Kelima, mereka akan dihukum dan binasa. Mereka akan hancur karena tiada pengetahuan (Hos. 4:6).3
ADVERTISEMENT
Bila kita ingin memiliki visi Tuhan berarti: Pertama, kita memiliki hubungan pribadi dengan Allah. Misalnya Abraham yang memiliki hubungan yang baik dengan Allah. Hal itu terbukti dengan ketaatannya dalam mendengarkan suara Allah tanpa berargumentasi (Kej. 12:1-9).
Kedua, kesiapan untuk menaati perintah Allah. Orang-orang yang mendapat visi ilahi adalah mereka yang rela taat pada perintah Allah dan yang setia mendengar suara-Nya. Ketiga, mengasihi Allah dan jiwa terhilang. Tokoh Abraham, Nehemia, Paulus, dan tokoh lainnya adalah orang-orang yang mengasihi Allah.

Khotbah II

Tema: Hikmat yang Benar
Ungkapan “hikmat” dalam bahasa Yunani adalah sophia yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris yaitu “wisdom”. Dengan demikian ungkapan “hikmat” yang dimaksudkan adalah bersifat spiritual atau rohani.
Hikmat yang dibicarakan Paulus dalam 1 Korintus 2:6-16 adalah hikmat Allah tentang berita salib. Paulus menghendaki setiap orang Kristen memiliki pemahaman sesungguhnya tentang hikmat yang benar sehingga iman Kristen tidak didasarkan pada hikmat manusia, tetapi pada hikmat Allah.
ADVERTISEMENT
Sebab hari-hari ini manusia cenderung untuk mengandalkan pengetahuan, pengalaman dan logika berpikirnya dibandingkan mengandalkan Tuhan.
Hikmat yang benar adalah pengetahuan intelektual yang berasal dari Allah yang tidak terbatas. Jika demikian, hikmat dunia adalah hikmat yang berasal dari penguasa-penguasa dunia dengan segala pemikiran manusia (ayat 6-7) yang disebut juga hikmat yang tidak benar (palsu) yang bersifat sementara, sedangkan hikmat yang benar bersifat kekal.
Melalui kebenaran firman Tuhan dalam 1 Korintus 2:6-16, ada tiga sumber hikmat yang benar yaitu :
I. Allah Bapa (Ayat 6-9)
Perhatikan teks, “Tetapi yang kami beritakan adalah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia” (ayat 7). Kata sembunyi dalam bahasa Yunani apokrupto merujuk pada hal-hal yang tersembunyi kemudian dapat dinyatakan (bdg. Matius 11:27;16:17).
ADVERTISEMENT
II. Roh Kudus (ayat 10-13)
Roh Kudus adalah Roh Hikmat (bdg. Yesaya 11:2a) dan Roh Kebenaran (Yohanes 16:13). Karena Roh Kudus adalah Allah, maka Dia mampu menyelidiki segala sesuatu. Roh Kudus terus-menerus menyelidiki dalam diri Allah (ayat 10-11).
III. Pikiran Kristus (ayat 14-16)
Mengapa kita harus memiliki pikiran Kristus daripada pikiran duniawi untuk memperoleh hikmat yang benar? Memiliki pikiran Kristus berarti pikiran Yesus Kristus. Bertindak dan berprilaku seperti yang ada dalam Firman Tuhan.

Khotbah III

Ilustrasi merenungkan khotbah Kristen. Foto: Pixabay
Tema: Doa “Pertempuran di Tempat Tersembunyi”
Yesus tidak berkata, “Mimpikanlah tentang Bapamu yang ada di tempat tersembunyi,” tetapi Dia berkata, “…berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.”
ADVERTISEMENT
Doa adalah usaha dari kemauan. Setelah kita memasuki tempat kita yang tersembunyi dan menutup pintu, hal yang tersulit untuk dilakukan adalah berdoa.
Kita agaknya tidak dapat mengendalikan pikiran kita untuk berfungsi secara teratur, dan hal pertama yang harus kita perangi ialah pikiran yang melantur. Pertempuran besar dalam doa pribadi ialah pertama, mengatasi masalah pemikiran yang sia-sia dan melantur ini.
Kita harus belajar mendisiplin pikiran kita dan memusatkannya dalam doa yang tenang dan tegas. Oleh karena itu, setiap orang yang mau berdoa mempersiapkan hatinya dan memprioritaskan waktu untuk berdoa kepada Allah.
Kedua, untuk itu carilah ruangan pribadi (masuklah ke dalam kamarmu-tempat pribadi) untuk berdoa yang tidak seorang pun dapat mengganggu anda berdoa, tutuplah pintunya dan berbicaralah kepada Bapa secara tersembunyi.
ADVERTISEMENT
Jangan mempunyai motivasi lain, selain hasrat untuk mengenal Bapa surgawi anda. Yesus berkata “tutuplah pintu” anda. Mempunyai ketenangan yang tersembunyi di hadapan Allah berarti dengan sengaja menutup pintu emosi kita dan mengingat Dia.
Allah berada dalam “tempat tersembunyi” dan Dia melihat kita dari “tempat tersembunyi”. Yesus berkata: “Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan” (Matius 6:7).
Dan Allah mendengar doa kita bukan karena kita berdoa yang luar biasa. Dia mendengar kita semata-mata atas dasar penebusan. Allah tidak pernah terkesan oleh kesungguhan kita.
Ketiga, Yesus mengajarkan bahwa doa ialah memasuki persekutuan dan kesatuan yang sempurna dengan Allah. Segala sesuatu yang kita doakan kepada Bapa, kita percaya Bapa akan membalasnya (Matius 6:6b).
ADVERTISEMENT
Yesus berkata: “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Markus 11:24)

Khotbah 4

Tema: Manfaat Takut akan Tuhan
Alkitab menggunakan beberapa kata untuk mengartikan takut atau ketakutan. Yang paling umum ialah Ibrani “yir’a” dan “pakhad” Yunani “fobos”. “Secara teologis dapat dikemukakan empat yang utama; ketakutan yang kudus, takut diperbudak, takut kepada manusia, dan yang disegani”.
Takut akan TUHAN berarti merasa gentar (ngeri) atau segan terhadap yang Mahatinggi, Mahamulia, Mahakudus, dan Mahakuasa. “takut akan TUHAN merupakan ketakutan yang kudus, dimana sikap ini adalah dampak dari pengenalan orang percaya akan Allah yang hidup”.
Takut akan Tuhan adalah kesadaran akan kekudusan, keadilan dan kebenaran-Nya sebagai pasangan terhadap kasih dan pengampunan-Nya, yaitu: mengenal Dia dan memahami sepenuhnya siapakah Dia (bd. Ams. 2:5).
ADVERTISEMENT
Takut akan Tuhan berarti memandang Dia dengan kekaguman dan penghormatan kudus serta menghormati-Nya sebagai Allah karena kemuliaan, kekudusan, keagungan, dan kuasa-Nya yang besar (Flp. 2:12).
Ada beberapa manfaat yang kita peroleh karena kita takut akan Tuhan yaitu: pertama, hikmat. “Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan; Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal yang mahakudus adalah pengertian” (Amsal. 9:10; 15:33).
Kedua, pengetahuan. “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan” (Amsal. 1:7); “Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan TUHAN” (Amsal 1:29).
Ketiga, kehidupan. “Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut”. (Amsal. 14:27). Keempat, umur panjang. “Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek” (Amsal. 10:27).
ADVERTISEMENT

Khotbah 5

Tema: Kasih Karunia
Semenjak kejatuhan manusia ke dalam dosa, manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Manusia menjadi musuh Allah karena ketidaktaatan dan pemberontakannya terhadap Allah.
Hubungan manusia dengan Allah yang baik menjadi rusak sehingga ada jurang pemisah antara Allah dan manusia. Oleh karena itu, manusia harus dihukum mati karena upah dosa ialah maut (Roma 6:23), sedangkan manusia tidak memiliki kuasa untuk memperdamaikan dirinya dengan Allah.
Namun, Allah mempunyai inisiatif untuk mendamaikan manusia kembali dengan diri-Nya, yaitu Allah mengutus Anak-Nya Yesus Kristus ke dalam dunia dan melalui kematian-Nya di kayu salib untuk menebus manusia dari dosa sehingga manusia yang seharusnya dihukum mati dapat dibebaskan oleh Allah. Inilah yang dinamakan dengan kasih karunia.
ADVERTISEMENT
Kasih karunia yang menyelamatkan berhubungan dengan beberapa hal yang perlu diterapkan dalam kehidupan berjemaat di gereja?. Berdasarkan Efesus 2:1-10 maka beberapa hal tersebut itu adalah:
Pertama, manusia diselamatkan karena iman (ayat 8). “Betapapun benar kenyataan bahwa kita sampai pada percaya itu hanya karena anugerah yang mendahului atau yang menyebabkannya,”berarti manusia dapat percaya kepada Yesus Kristus dan menerima keselamatan itu hanya karena anugerah dan kemurahan Allah, bukan karena usaha manusia.
Kedua, keselamatan bukan hasil usaha manusia (ayat 8). Keselamatan bukan hasil usaha atau perbuatan baik manusia, bukan berdasarkan keberadaan manusia itu sendiri, melainkan hanya karena kasih karunia Allah dan melalui 11 tindakan Roh Kudus yang lembut membuat orang percaya dapat bertumbuh di dalam anugerah-Nya.
ADVERTISEMENT
Ketiga, keselamatan bukan untuk memegahkan diri (ayat 9). “Memegahkan diri karena berhala-berhala berarti percaya kepada berhala-berhala. Jadi kepercayaan pada diri sendiri ini (Paulus menganggap tidak lebih baik dari pada pemujaan berhala) ada lawan dari ketidakpercayaan pada diri sendiri yang menyandarkan sepenuhnya pada Allah dan rahmat-Nya.”
(ADS)