5 Penyebab Mandi Wajib Tidak Sah yang Perlu Diketahui Umat Muslim

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
29 Agustus 2022 17:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi salah satu penyebab mandi wajib tidak sah adalah tidak melafalkan niat. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi salah satu penyebab mandi wajib tidak sah adalah tidak melafalkan niat. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam ajaran Islam, mandi wajib atau mandi junub adalah mandi untuk menghilangkan hadas besar dengan cara membasuh seluruh tubuh. Beberapa hal yang menyebabkan mandi wajib antara lain bersetubuh, keluarnya air mani karena bermimpi atau lainnya, selesainya menstruasi, setelah melahirkan, dan setelah berhenti nifas.
ADVERTISEMENT
Mandi wajib tidak boleh dilakukan hingga melewati waktu salat fardu berikutnya. Jika waktu salat fardu berlalu dan masih dalam keadaan hadas, maka ia dianggap meninggalkan salat.
Mandi wajib memiliki syarat-syarat sah dan hal-hal yang wajib dilakukan. Syarat ini perlu dipenuhi umat Muslim agar mandi wajib yang dilakukan dianggap sah dan dapat menunaikan ibadah-ibadah.

Penyebab Mandi Wajib Tidak Sah

Mandi wajib memiliki beberapa syarat sah dan kewajiban yang perlu dilakukan. Apabila syarat sah dan kewajiban ini tidak dipenuhi, maka mandi wajibnya tidak sah. Beberapa hal penyebab mandi wajib tidak sah adalah:

1. Tidak Menggunakan Air yang Suci dan Bersih

Menggunakan air yang suci dan bersih merupakan syarat sah mandi wajib. Menurut Syaikh Abdul Qadir Ar-Rahbawi dalam Panduan Lengkap Shalat Menurut Empat Imam Madzhab (2007: 112), air yang suci dan bersih ini sifatnya mutlak, tidak bisa digantikan dengan jenis air apa pun.
ADVERTISEMENT
Mandi wajib juga tidak bisa digantikan dengan tayamum. Apabila tidak memenuhi syarat ini, maka mandi wajibnya dianggap tidak sah.
Ilustrasi air bersih dan suci yang bisa digunakan untuk mandi wajib. Foto: Unsplash

2. Tidak Melakukan Tata Cara Mandi Wajib dengan Benar

Melakukan mandi wajib berbeda dengan melakukan mandi biasa. Mandi wajib memiliki tata cara tertentu yang harus dipenuhi. Apabila tidak melakukan tata cara mandi wajib dengan benar dan tidak sesuai urutan, maka mandinya dianggap tidak sah.
Adapun tata cara pelaksanaan mandi wajib adalah sebagai berikut.
Tata cara tersebut didasarkan pada hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim. Aisyah RA berkata:
ADVERTISEMENT
"Sesungguhnya Rasulullah SAW apabila mandi junub, maka beliau memulai dengan mencuci kedua tangan, lalu menuangkan air dengan tangan kanan hingga ke tangan kirinya dan mencuci kemaluannya. Kemudian beliau berwudu seperti halnya ketika hendak salat.
Lalu beliau mengambil air dan menyiramkannya kepada jari-jemarinya ke dalam urat rambut hingga bila air terasa membasahi kulit, maka beliau meraupkan kedua telapak tangan lagi, lalu disiramkan ke atas kepalanya sebanyak tiga kali. Setelah itu, beliau menuangkan atau menyiramkan air ke seluruh tubuhnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Tidak Melafalkan Niat

Seperti yang sudah disebutkan, berniat merupakan salah satu tata cara mandi junub. Niat ini dilafalkan bersamaan dengan basuhan air pertama ke tubuh.
Apabila seseorang tidak melafalkan niat mandi wajib, maka mandinya menjadi tidak sah. Mengutip Fikih Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV oleh Yusak Burhanudin (2021: 29), berniat merupakan salah satu rukun mandi wajib, yaitu hal-hal yang harus dilakukan ketika mandi wajib.
ADVERTISEMENT
Bacaan niat mandi wajib yang benar adalah sebagai berikut:
نويت العمل لرفع الحدث الآ كبر فرضا الله تعالى
Nawaitul ghusla liraf'il hadasil akbari fardlal lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar, fardu karena Allah Ta'ala."
Cara melakukan mandi wajib untuk perempuan dan laki-laki tidak berbeda. Namun, Ad-Daruquthni dalam kitab Al-Ifrad menyebutkan, perempuan tidak perlu mengurai atau melepaskan ikatan rambutnya saat mandi wajib apabila penyebabnya adalah bersetubuh atau keluarnya mani.
Meski begitu, apabila penyebab mandi wajib adalah selesai haid dan nifas, maka wajib baginya untuk mengurai rambutnya. Hal ini didasarkan pada hadits berikut:
"Apabila seorang perempuan mandi setelah selesai haid, uraikanlah rambutnya dan cucilah dengan hollyhock dan isynan (nama tumbuh-tumbuhan), dan jika ingin mandi janabat, tuangkanlah air ke atas kepalanya dengan satu kali siraman dan remas-remaslah rambutnya." (HR. Ath-Thabrani)
ADVERTISEMENT

4. Tidak Membasuh Seluruh Tubuh

Membasuh seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki merupakan syarat sah wajib dari mandi junub. Apabila tidak menyiram air ke seluruh tubuh sampai merata dan masih menyisakan bagian tubuh yang kering, maka mandi wajib menjadi tidak sah.

5. Tidak Menggosok Bagian-Bagian Tubuh

Seseorang yang melakukan mandi wajib diharuskan untuk menggosok atau menggerak-gerakkan tangan di seluruh tubuh yang bisa dijangkau. Dengan gosokan tersebut, air bisa mengenai seluruh bagian tubuh.
Apabila tidak menggosoknya, dikhawatirkan ada bagian tubuh yang tidak terkena air sehingga mandi wajibnya menjadi tidak sah.
(SFR)