Konten dari Pengguna

6 Metode Sunat yang Bisa Dipilih beserta Kelebihan dan Kekurangannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
9 November 2022 8:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sunat. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sunat. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sunat adalah proses menghilangkan sebagian atau seluruh kulit paling luar yang menutup alat genital laki-laki. Proses ini tidak ada hubungannya dengan budaya atau agama tertentu, karena sudah dilakukan secara turun temurun di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Seri Biologi Organ Tubuh Manusia oleh Petshopbox Studio, prosesi sunat pertama kali dilakukan pada zaman kerajaan mesir tahun 1300 SM. Sunat bisa memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan laki-laki, di antaranya penis lebih mudah dibersihkan, mengurangi risiko infeksi saluran kencing, mengurangi risiko HIV/AIDS, dan lain-lain.
Tata cara sunat di setiap negara bisa berbeda tergantung tradisi dan budayanya. Di Indonesia, sunat umumnya dilakukan di rumah sakit atau klinik dengan bantuan dokter.
Ada beberapa metode sunat yang bisa dipilih dan disesuaikan dengan budget masing-masing. Apa saja? Simak ragamnya dalam artikel berikut ini.

Ragam Metode Sunat

Dirangkum dari buku I'm Teenager: Maa Aku Sudah Besar karya Yu Ri (2016), berikut ragam metode sunat selengkapnya yang bisa Anda pilih:
Ilustrasi sunat anak. Foto: Shutter Stock

1. Metode klasik atau dorsumsisi

ADVERTISEMENT
Metode ini sudah lama ditinggalkan, tapi masih dapat ditemui di daerah pedesaan. Peralatan yang digunakan biasanya berupa bambu yang ditajamkan, skalpel atau pisau bedah, dan silet.
Metode ini dilakukan dengan sekali iris dan bekas luka yang ditinggalkan tidak dijahit dan langsung dibalut dengan kasa yang sudah disterilkan. Metode ini berpotensi menimbulkan beberapa dampak, misalnya dapat menimbulkan terpotongnya pembuluh darah, perdarahan hebat, lecet, dan menimbulkan rasa sakit.

2. Metode konvensional atau umum

Metode ini sudah mengacu pada aturan atau standar medis. Beberapa hal yang dilakukan misalnya pelaksanaan pembiusan lokal, penggunaan pisau bedah yang lebih akurat, dan teknologi benang jahit yang bisa menyatu dengan jaringan di sekitarnya.

3. Metode lonceng atau ikat

Metode ini memerlukan waktu yang lebih lama, maksimal 2 minggu. Tidak ada pemotongan atau operasi pada metode ini dan tanpa rasa sakit. Namun metode ini banyak menimbulkan kontroversi karena terdapat langkah nekrosis yaitu dilakukannya pengikatan pada bagian kulit yang akan dihilangkan.
ADVERTISEMENT
Melalui lengkah nekrosis, kulit menjadi mati karena tidak mendapat aliran darah, sehingga kulit akan lebih mudah dilepaskan. Tindakan nekrosis dinilai berbahaya karena mengandung bakteri yang mematikan yaitu Clostridium perfring.
Ilustrasi alat untuk sunat. Foto: Shutterstock

4. Metode klamp

Pada metode ini, kulit yang akan dihilangkan dijepit kemudian dipotong saat itu juga. Penjepitan hanya dilakukan sebentar saja dan segera dilepas. Setelah itu, penjepit langsung dibuang.

5. Metode electrocautery

Metode ini menggunakan panas yang tinggi dan dilakukan dalam waktu yang sangat singkat. Metode electrocautery memiliki kelebihan dalam hal mengatur pendarahan dan sangat cocok diterapkan pada anak di bawah usia 8 tahun. Ini karena mereka mempunyai pembuluh darah yang relatif kecil dan halus.

6. Metode flash cutter

Metode ini menggunakan sebilah logam yang sangat tipis dan diregangkan, sehingga terlihat seperti benang logam. Logam tersebut nantinya dipanaskan menggunakan baterai.
ADVERTISEMENT
Hal ini bertujuan untuk membunuh bakteri dan mempercepat pemotongan. Alat sangat mudah dibawa ke mana-mana karena menggunakan baterai, sehingga dokter dapat melakukan proses khitan di rumah pasien.
(MSD)