Konten dari Pengguna

7 Bahaya Saat Tubuh Kekurangan Protein

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
22 April 2020 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kaki bengkak akibat kekurangan protein. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kaki bengkak akibat kekurangan protein. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Selain memproduksi sel baru, protein juga dibutuhkan dalam membangun jaringan, hormon, dan otot. Ini menandakan bahwa kehadiran protein dalam tubuh sangat penting.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, protein tidak bisa disimpan terlalu lama di dalam tubuh. Itu sebabnya, Anda harus memenuhi asupan protein setiap harinya. Anda bisa memenuhi asupan tersebut dari dua hingga tiga porsi makanan yang mengandung protein.
Jika hal tersebut tidak terjadi atau berarti kekurangan protein, masalah akan muncul pada tubuh. Permasalahan yang ditimbulkan juga tidak bisa disepelekan, salah satunya bisa mempengaruhi kinerja otak, lho.
Lalu, apa lagi ya dampak yang terjadi jika tubuh kekurangan protein? Yuk, simak ulasannya di sini.

Bengkak di Bagian Tubuh

Kekurangan protein bisa membuat tubuh rentan kekurangan serum albumin. Padahal, tubuh membutuhkan albumin untuk menjaga cairan dalam pembuluh darah agar tidak bocor ke jaringan tubuh lain.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi seperti ini, tak heran jika beberapa bagian tubuh tertentu akan mengalami pembengkakan. Edema atau pembengkakan tubuh ini juga bisa terjadi di rongga perut yang menjadi indikasi dari kwashiorkor.

Penumpukan Lemak di Hati

Saat kekurangan protein, tubuh tidak mampu memproduksi lipoprotein yang bertanggung jawab dalam pengangkatan lemak. Dalam jangka panjang, kondisi ini akan menyebabkan penumpukan lemak pada hati sehingga berisiko mengalami kegagalan fungsi hati.

Menghambat Pertumbuhan Anak

Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutterstock
Protein merupakan bahan baku dalam pembentukan berbagai jaringan, hormon dan neurotransmitter. Ini menandakan bahwa kehadiran protein bisa mempengaruhi tubuh kembang anak.
Anak yang kekurangan protein umumnya akan mengalami kegagalan dalam pertumbuhannya. Salah satu tandanya bisa dilihat dari anak yang memiliki tinggi tidak sesuai dengan usianya atau stunting. Hal ini sangat umum terjadi pada anak-anak yang kekurangan protein.
ADVERTISEMENT

Mudah Terserang Penyakit

Defisiensi atau kekurangan protein bisa mempengaruhi turunnya kekebalan tubuh. Akibatnya, tubuh jadi rentan terkena penyakit, khususnya penyakit yang diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme.

Gangguan pada Kulit, Kuku, dan Rambut

Ilustrasi rambut rontoh. Foto: Shutterstock
Protein merupakan zat gizi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan kulit, kuku, dan rambut. Karena itu defisiensi protein bisa menyebabkan masalah pada bagian-bagian tubuh tersebut.
Kekurangan protein akan menyebabkan laju pertumbuhan rambut menjadi lambat. Juga akan banyak folikel rambut yang memasuki fase istirahat. Akibatnya, rambut menjadi rapuh dan mudah rontok.
Selain rambut, kuku, dan kulit juga menanggung dampak dari kekurangan protein. Tandanya bisa dilihat dari kulit yang mengalami pecah-pecah dan berwarna kemerahan. Sementara kuku akan terlihat rapuh dan mudah patah.
ADVERTISEMENT

Kekurangan Gizi

Defisiensi protein juga berkaitan dengan proses peredaran nutrisi lainnya ke setiap bagian tubuh. Dalam jangka panjang, kondisi ini akan mengganggu keseimbangan nutrisi di dalam tubuh.
Umumnya, kekurangan gizi bisa berakibat pada penurunan nafsu makan, keadaan emosi yang tidak stabil, kesulitan tidur, dan cepat merasa lemas.

Gangguan Fungsi Otak

Ilustrasi gangguan fungsi otak. Foto: Webmd
Otak membutuhkan asam amino yang terdapat di dalam protein untuk membentuk beragam jenis neurotransmitter. Senyawa ini berfungsi sebagai pengantar stimulus atau pesan ke sel saraf otak atau otot. Dengan begitu, kekurangan protein bisa menyebabkan otak bekerja tidak optimal dalam membuat tubuh bergerak.
Tak hanya itu, asam amino juga diperlukan dalam pembentukan hormon dopamin dan seratonin. Dua hormon tersebut berkaitan dengan perubahan suanasana hati. Kekurangan dua hormon itu bisa menimbulkan suasana hati menjadi buruk, bahkan bisa memicu gangguan perilaku
ADVERTISEMENT
(RAA)